telkomsel halo

Rekomendasi Teknis Menguntungkan, XL-STC Segera SPA?

11:41:03 | 12 Nov 2013
Rekomendasi Teknis Menguntungkan, XL-STC Segera SPA?
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Angin segar sepertinya tengah berhembus ke kubu XL dan Axis dalam rangka konsolidasi yang tengah dirancangnya.

Pasalnya, regulator telekomunikasi Indonesia mengeluarkan sinyal akan memberikan rekomendasi teknis yang menguntungkan kedua belah pihak yakni kepemilikan frekuensi ideal untuk berkompetisi di masa depan.

“Kami menghargai rencana konsolidasi dari kedua operator. Tugas kami adalah memberikan pertimbangan teknis ke Menkominfo untuk mengambil keputusan terbaik. Dalam pertimbangan teknis itu hal yang kita perhatikan adalah dampak dari konsolidasi keduanya ke persaingan usaha,” ungkap Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono, di Jakarta (11/11).

Dijelaskannya, salah satu yang berdampak ke persaingan usaha adalah masalah penguasaan frekuensi dari hasil konsolidasi tersebut. “Jika menjadi terlalu banyak itu bisa berpotensi monopoli karena bisa banting-bantingan harga mengingat unggul dari sisi sumber daya. Tetapi kalau sedikit tidak kompetitif. Di sini kuncinya perlu rebalancing,” jelasnya.

Opsi
Seperti diketahui saat ini beredar tiga opsi teknis terkait frekuensi yang akan disodorkan ke Menkominfo Tifatul Sembiring.

Opsi pertama, tidak ada frekuensi yang ditarik oleh pemerintah alias XL-Axis utuh mendapatkan kembali sumber daya alamnya.Opsi kedua, menarik frekuensi selebar 5 MHz di 2,1 Ghz atau 3G, sehingga XL-Axis hanya memiliki 20 MHz di 3G dan 30 MHz di 2G.

Opsi ketiga, menarik frekuensi selebar 5 Mhz di 2,1 GHz dan 5 MHz di 1.800 MHz sehingga XL-Axis nantinya hanya memiliki 20 MHz di 3G dan 25 Mhz di 2G. Opsi ketiga ini artinya XL-Axis kehilangan sekitar 10 MHz dan yang paling sialnya, berkurangnya frekuensi “emas” yakni 5 MHz di 1.800 MHz.

Saat ini terdapat lima operator berbasis teknologi Global System Mobile (GSM) yang bermain di frekuensi mobile broadband. Lima operator itu adalah Telkomsel, Indosat, XL, Axis, dan Tri.

Frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2,1 GHz. Ketiga spektrum ini menyediakan bandwiitdh 2 x160 Mhz. Frekuensi 900 MHz diposisikan sebagai coverage band, sementara 1.800 MHz dan 2,1 GHz sebagai capacity band.

Posisi frekuensi yang dimiliki kelima operator itu dalam menyelenggarakan mobile broadband saat ini adalah Telkomsel sebesar 7,5 MHz di pita 900 MHz, 22,5 MHz di 1800 MHz, dan 15 MHz di 2,1 GHz.

Indosat sebesar 10 MHz di 900 MHz, 20 MHz di 1800 MHz, dan 10 MHz di 2,1 GHz. XL sebesar 7,5 MHz di 900 MHz dan 1.800 MHz, dan 15 MHz di 2,1 GHz.Sementara Tri memiliki 10 MHz di 1800 MHz dan 2,1 Ghz. Axis 15 Mhz di 1.800 Mhz dan 10 MHz di 2,1 GHz.

Dari data tersebut terlihat alokasi spektrum untuk menggelar mobile broadband tak berimbang. Komposisi yang ada sekarang, terdapat operator yang hanya mempunyai capacity band, tetapi ada juga yang memiliki capacity dan coverage band sekaligus.

Pertimbangkan LTE
Dijelaskan Nonoth, hal yang dipertimbangkan dalam rebalancing frekuensi hasil konsolidasi XL-Axis adalah penerapan teknologi Long Term Evolution (LTE) di masa depan. Pasalnya, seandainya operator GSM di Indonesia menjalankan LTE akan membutuhkan alokasi frekuensi terdedikasi di 1.800 MHz untuk melayani data.

“Katanya LTE itu idealnya butuh 20 MHz. sekarang kan di 1.800 MHz itu XL belum ideal. Jadi, kalau pun ada pengurangan di 1.800 MHz, tak bisa di bawah 20 MHz. Jika pun diambil di 1.800 MHz sepertinya sebesar 2,5 MHz,” ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan nasib dari permintaan Telkomsel sebesar 10 MHz di 1.800 MHz untuk frekuensi yang dimiliki Axis?

“Sejauh ini tak ada permintaan resmi dari Telkomsel berupa rencana bisnis, dan tingkat kebutuhannya. Kalau yang kemarin baru ngobrol saja. Namanya anak minta ke orang tua itu biasa, masalah diikuti atau tidak, belum tentu,” jelasnya.

Menurutnya, bagi Telkomsel yang memiliki 22,5 MHz di 1.800 MHz dan Indosat (20 MHz), hal yang dibutuhkan adalah membuat kepemilikan frekuensi menjadi berdampingan agar terjadi efisiensi.

Menanggapi kabar terbaru ini, VP Corporate Communication XL Axiata Turina Farouk mengaku siap melakukan Sale and Purchase Agreement (SPA) dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal untuk membeli  95% saham Axis atau setara 100% saham STC di operator tersebut senilai US$ 865 juta.

“Kita kan punya target jangka pendek dan panjang untuk SPA. Kalau sinyal rekomendasi teknis itu menguntungkan XL bisa saja Desember ini SPA,” ungkapnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year