JAKARTA (IndoTelko) - Di tengah rimbunnya hutan pinus dan hawa dingin yang menyusup ke sela-sela jaket, saya duduk mengelilingi api unggun bersama puluhan teman dari Forum Wartawan Teknologi (Forwat). Aroma kayu terbakar dan suara jangkrik dari kejauhan menciptakan atmosfer malam yang magis. Rasanya kurang jika momen malam ini tidak diabadikan dengan baik. Hasil foto keren harus diambil menggunakan perangkat yang keren juga.
Beruntung saya dipinjamkan smartphone Samsung Galaxy S25 Ultra. Fitur kamera, khususnya Nightography-nya yang digadang-gadang semakin mumpuni dibandingkan seri sebelumnya.
Saya ingin tahu, apakah kamera smartphone flagship ini cukup bisa diandalkan untuk motret di lingkungan ekstrem seperti ini — hutan di malam hari, dengan cahaya alami yang sangat terbatas.
Malam di Tengah Hutan dan Tantangan Memotret
Sekitar pukul delapan malam, suhu mulai turun drastis. Kabut tipis mulai menggantung rendah di antara pepohonan. Satu-satunya sumber cahaya datang dari api unggun dan beberapa lampu tenda LED yang digantung seadanya. Cahaya dari bulan pun nyaris tertutup oleh awan tipis.
Inilah kondisi sempurna untuk menguji kemampuan low-light kamera Galaxy S25 Ultra. Saya mulai dengan merekam beberapa aktivitas ringan seperti teman yang menyalakan api unggun, menyiapkan kopi,hingga tertawa sambil mendengarkan lagu dari speaker portabel.
Rekaman video malam hari dengan resolusi 4K terasa mengejutkan: noise minim, detail tetap tajam bahkan di area gelap, dan yang paling menarik — warna api unggun terlihat alami, tidak over-exposed atau pudar seperti biasanya di kamera smartphone lain. Stabilizer bekerja maksimal bahkan saat saya merekam sambil bergerak sedikit.
Menguji Nightography Mode: Perbedaan yang Terasa
Setelah puas dengan hasil video, saya beralih ke mode foto. Di sinilah fitur andalan Nightography mulai saya eksplorasi.
1. Api unggun
Saya mengambil dua foto dengan objek yang sama: lingkaran api unggun dan siluet teman-teman saya.
Mode Biasa (Auto): Gambar cenderung underexposed. Area gelap benar-benar gelap, dan cahaya api menyilaukan — membuat beberapa detail seperti wajah jadi hilang karena overexposure di area terang.
Mode Nightography: Perbedaan signifikan langsung terasa. Kamera memproses gambar selama beberapa detik — jadi pastikan tangan stabil atau gunakan tripod. Hasilnya? Warna api lebih hangat dan seimbang, wajah teman-teman saya terlihat dengan jelas meskipun duduk di area gelap, dan background hutan tetap tertangkap meskipun samar.
2. Tenda Berlampu LED

Saya coba memotret tenda dari kejauhan dengan satu lampu LED menyala dari dalam.
Mode Biasa: Hanya cahaya LED yang terlihat jelas, sementara bentuk tenda dan sekitarnya nyaris tidak tertangkap.
Nightography Mode: Tenda tampak utuh dengan warna akurat, bayangan pohon di belakangnya pun terlihat samar namun memberikan kesan dramatis — persis seperti yang saya inginkan.
Samsung Galaxy S25 Ultra kini dilengkapi dengan sensor 200MP generasi kedua yang dirancang khusus untuk kondisi low-light. Dipadukan dengan teknologi AI ISP (Image Signal Processing) dan multi-frame processing, kamera ini mampu menggabungkan beberapa exposure sekaligus untuk menghasilkan gambar yang lebih terang, minim noise, dan detail tetap terjaga.
Saya juga menyadari bahwa fitur Adaptive Pixel yang kini lebih cerdas, mampu menyesuaikan exposure area terang dan gelap secara lebih merata, membuat foto malam terlihat lebih natural tanpa efek ‘HDR berlebihan.
Tips Memotret di Malam Hari dengan Galaxy S25 Ultra
Setelah semalam bereksperimen, berikut saya rangkum beberapa tips penting untuk memaksimalkan Nightography saat memotret di hutan atau tempat minim cahaya:
1. Hindari sumber cahaya langsung ke kamera
Cahaya seperti senter, lampu LED, atau api unggun yang diarahkan langsung ke lensa bisa menyebabkan flare atau over-exposure. Usahakan mengambil dari sisi atau belakang cahaya untuk hasil terbaik.
2. Gunakan tripod atau letakkan ponsel di permukaan stabil
Nightography memerlukan waktu pemrosesan lebih lama. Sedikit getaran saja bisa membuat hasil buram.
3. Manfaatkan mode Pro jika ingin kontrol lebih
Anda bisa mengatur ISO, shutter speed, dan white balance secara manual untuk hasil artistik.
4. Aktifkan fitur RAW untuk pasca-editing maksimal
Galaxy S25 Ultra mendukung pemotretan dalam format RAW, sangat berguna jika Anda ingin menyempurnakan hasil foto di aplikasi seperti Lightroom.
5. Eksperimen dengan refleksi cahaya
Gunakan permukaan seperti air, logam, atau embun untuk menciptakan efek visual dramatis dari sumber cahaya yang minim.
Memotret di malam hari selalu menantang, apalagi di alam terbuka seperti hutan. Tapi dengan Galaxy S25 Ultra, pengalaman tersebut berubah menjadi menyenangkan. Fitur Nightography benar-benar membuat perbedaan, memungkinkan saya mengabadikan suasana malam yang hangat dan magis — tanpa perlu membawa kamera DSLR besar.
Tumbuhejo Forest Ground Camp menjadi saksi betapa kemajuan teknologi kamera ponsel sekarang sudah sampai pada titik di mana kita bisa mengandalkannya bahkan di kondisi ekstrem sekalipun. Dan saya bisa bilang, Samsung Galaxy S25 Ultra adalah salah satu yang terbaik di kelasnya untuk urusan foto malam hari.
Nah, jika Anda berencana untuk berkemah, naik gunung, atau sekadar menjelajah malam di tempat minim cahaya — Galaxy S25 Ultra bisa jadi sahabat terbaik Anda. Jangan lupa, manfaatkan fitur Nightography-nya dan ikuti tips tadi untuk hasil foto yang memukau. (tep)