JAKARTA (IndoTelko) PepsiCo telah mengumumkan 10 finalis startup pada edisi ketiga program Greenhouse Accelerator (GHAC) di kawasan Asia Pasifik.
Program ini merupakan inisiatif penting dari PepsiCo untuk mempercepat inovasi dalam sektor pertanian berkelanjutan, ekonomi sirkular, dan aksi iklim. Para startup tahap awal ini akan mendapatkan bimbingan dari para ahli, akses ke jaringan global PepsiCo, serta kesempatan untuk melakukan uji coba solusi yang mereka tawarkan pada kondisi pasar yang sebenarnya. Upaya ini bertujuan untuk mengembangkan inovasi yang layak secara komersial agar dapat memperkuat ketahanan dan keberlanjutan rantai nilai industri makanan dan minuman.
Program GHAC telah berkembang menjadi salah satu wadah utama untuk mendorong inovasi berkelanjutan di wilayah Asia Pasifik. Pada setiap edisi, GHAC hadir dengan fokus mendalam pada isu-isu utama di kawasan tersebut.Mulai dari regenerasi pertanian dan peningkatan efisiensi tanah, hingga solusi rendah karbon dalam pengemasan dan logistik. Namun demikian, yang membedakan program ini adalah pendekatannya yang berbasis kolaborasi, di mana para pengusaha dapat mengembangkan solusi yang ditawarkan bersama para ahli dari PepsiCo, melakukan uji coba secara langsung di lapangan, serta menemukan cara praktis untuk mengembangkan inovasi tersebut dalam rantai nilai produksi makanan dan minuman.
Chief Executive Officer, PepsiCo Asia Pasifik (APAC) Anne Tse mengatakan memasuki edisi ketiga, program Greenhouse Accelerator terus menjadi sarana yang efektif dalam menghadirkan ide-ide menjanjikan untuk menjawab tantangan keberlanjutan paling mendesak di Asia Pasifik.
“Dari ketahanan iklim hingga kemasan daur ulang dan pertanian yang lebih cerdas, kami melihat pemikiran-pemikiran berani yang mengakar pada konteks lokal namun tetap relevan secara global. Kami sangat antusias dalam mendukung para inovator tahap awal ini dan ikut belajar dari mereka, sembari mencari cara untuk memperluas penerapan solusi yang nyata dalam seluruh rantai nilai bisnis kami. Setiap edisi GHAC dapat memperkuat ekosistem para changemakers, dan kami pun akan terus menantikan terobosan dari para finalis tahun ini—bukan hanya selama program berlangsung, namun juga juga setelahnya,” katanya.
Di Indonesia, salah satu inovator unggulan yang terpilih sebagai finalis GHAC tahun ini adalah Bali Waste Cycle (BWC). Dipimpin oleh Olivia Anastasia Padang, BWC memiliki visi untuk mendorong perubahan yang berdampak melalui model ekonomi sirkular yang mengintegrasikan pengelolaan sampah, konversi energi terbarukan, dan upcycling plastik bernilai rendah menjadi sumber daya yang bermanfaat.
BWC juga tengah mengembangkan BWC LVP Regeneration Hub sebuah inisiatif yang memiliki tujuan untuk meningkatkan transparansi, inklusivitas, dan sirkularitas dalam ekosistem pengelolaan sampah lokal.
Dengan dukungan dari program ini, BWC berharap dapat memperkuat struktur operasional mereka serta meningkatkan potensi skalabilitas. Inisiatif mereka juga penting sebagai upaya untuk menetapkan standar baru dalam praktik berkelanjutan di kawasan kepulauan, seperti Indonesia, yang tidak hanya berfokus pada dampak lingkungan, tetapi juga menciptakan manfaat sosial jangka panjang bagi masyarakat yang terlibat dalam ekosistem tersebut.
Berikut Finalis Greenhouse Accelerator APAC 2025 lainnya (lihat Lampiran untuk informasi lengkap tentang para finalis):
Calyx.eco (Australia)
Endua (Australia)
Beijing AIForce Technology Co.Ltd. (China)
Beijing Phabuilder Bioteknologi Co.Ltd. (China)
Guangdong Databeyond Technology Co.Ltd. (China)
Service Enviro SCAD Inc. (China)
Shanghai Electric Group Co. Ltd. Central Academe (China)
Circular Unite (Singapura)
DEEGOLABs Inc (Korea Selatan)
Meskipun memiliki fokus pada bidang yang bervariasi dari pengelolaan limbah dan pertanian hingga energi bersih dan kemasan ramah lingkungan para finalis tahun ini dipersatukan oleh komitmen terhadap inovasi dan transformasi sistem.
Para finalis tahun 2025 turut memperlihatkan bagaimana teknologi baru, seperti penilaian life cycle atau siklus hidup berbasis AI, precision agriculture,, mobile recycling, dan penyimpanan energi garam cair, diterapkan untuk mengatasi inefisiensi dari sistem tradisional. Para startup juga membangun solusi praktis yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mempercepat kemajuan di sektor pangan, energi, dan limbah, dengan pemanfaatan sumber daya yang efisien.
Banyak dari finalis tahun ini yang juga berfokus pada tantangan sosial dan ekonomi, melalui penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan pemberdayaan masyarakat.
Masing-masing finalis, baik dari Australia, China, Indonesia, Singapura, maupun Korea Selatan, akan menerima dana hibah sebesar US$20.000 (setara dengan Rp 330 juta) dan akses ke ekosistem global PepsiCo yang terdiri atas para ahli dan sumber daya pemasaran, serta komersialisasi pasar.
Mereka juga akan mengikuti sesi mentoring atau bimbingan oleh para eksekutif PepsiCo dan pakar akselerasi bisnis dengan modul pembelajaran yang telah disesuaikan.
Hal ini bertujuan untuk membantu para inovator mengatasi hambatan pertumbuhan, menyempurnakan strategi bisnis, dan mengembangkan solusi yang siap diimplementasikan. Di akhir program, satu pemenang akan mendapatkan tambahan hibah sebesar US$ 100.000 (setara dengan Rp1.6 miliar) untuk mengembangkan inovasinya lebih lanjut.
Sejak diluncurkan, GHAC telah mengucurkan hibah lebih dari US$1 juta (setara dengan Rp16 miliar) dan meluncurkan 16 proyek percontohan di kawasan Asia Pasifik.
Program ini juga telah berkontribusi pada uji coba dan kemitraan inovasi yang dikembangkan di lebih dari 11 pabrik dan lahan pertanian. Secara global, program Greenhouse Accelerator telah mendukung 112 perusahaan dan melibatkan lebih dari 200 mentor.
Selain itu, sekitar 80% dari peserta program juga berhasil mendapatkan pendanaan lanjutan yang menunjukkan dampak signifikan program ini dalam mempercepat inovasi keberlanjutan. Beberapa kisah sukses di antaranya adalah pemenang program tahun 2024 dan 2023 yaitu AlternÅ dan Powered Carbon, serta finalis seperti X-Centric dan Enwise yang kini menjalin kemitraan berkelanjutan dengan PepsiCo di luar program akselerator.
PepsiCo memahami bahwa keberhasilan jangka panjang sebuah perusahaan berkaitan erat dengan kondisi kesehatan bumi, sistem pangan, serta komunitas yang sejahtera.
Selama dua tahun terakhir, GHAC terus memperluas ekosistem inovasinya dengan menggandeng mitra strategis baru dan memperluas jangkauan di kawasan Asia Pasifik. Sebagai platform kolaboratif, program ini mempertemukan pengusaha, korporasi, dan komunitas untuk mengembangkan solusi yang membawa dampak pada lingkungan dan bisnis.
Edisi tahun ini dapat terwujud berkat dukungan para mitra, seperti Suntory PepsiCo Beverages Thailand, Suntory PepsiCo Beverages Vietnam, GC Ventures, Circulate Capital, CM Venture Capital, GRC Sino GreenFund, dan Plug and Play, yang turut memperkuat peran program dalam membentuk jaringan inovator di kawasan Asia Pasifik.(ak)