telkomsel halo

Euforia Metaverse

11:48:51 | 12 Jun 2022
Euforia Metaverse
RansVerse baru saja mengadakan penjualan lahan perdana atau Initial Land Offering (ILO) pada 30 Mei 2022.

RansVerse adalah metaverse pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi blockchain sebagai fondasi fisik dan virtual hasil kolaborasi antara VCGamers, RANS Entertainment, Shinta VR, dan UpBanx.

Total plot tanah di RansVerse adalah 24,000 land dan tersedia beberapa jenis yaitu single land, Neighborhood, Cluster, District, dan County. Pada ILO Tahap I ini, tercatat rekor sebanyak 546 lahan di RansVerse habis terjual hanya dalam waktu 35 menit. ILO RansVerse Tahap I itu dibuka sekitar pukul 22.05 WIB dan habis terjual pada pukul 22.40 WIB, dimana waktu mundur yang ditargetkan sebelumnya yaitu 14 hari.

Terdapat berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di RansVerse. Di antaranya yaitu menggelar pertunjukan Stand Up Comedian, konser, turnamen E-sport, Game Streamer dan Podcast.

Metaverse merupakan konsep dunia alternatif, diantara interaksi riil dan virtual dengan memanfaatkan teknologi VR (Virtual Reality). Kapabilitas komputasi dan konektivitas saat ini, sangat-sangat memungkinkan terjadinya interaksi sosial, bahkan hingga transaksi jual beli pada dunia virtual.

Istilah Metaverse pertama kali diungkapkan dalam novel fiksi ilmiah Neal Stephenson tahun 1992, Snow Crash, dimana manusia, sebagai avatar, berinteraksi satu sama lain dengan agen perangkat lunak, dalam ruang virtual tiga dimensi yang menggunakan metafora dunia nyata.

Atensi masyarakat luas akan Metaverse dimulai saat rumor mulai beredar pada pertengahan Oktober 2021 tentang rebranding Facebook. CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan pergantian nama dari Facebook menjadi Meta dan berfokus untuk menciptakan dunia virtual yang menggabungkan teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality melalui Metaverse.

Sementara itu, Microsoft sebagai raksasa perangkat lunak juga sudah menggunakan hologram dan sedang mengembangkan aplikasi mixed and Extended Reality (XR) dengan platform Microsoft Mesh yang nantinya akan menggabungkan dunia nyata dengan Augmented Reality dan Virtual Reality.

Tidak hanya itu, sejumlah artis internasional seperti Snoop Dogg, Huang Heshan, dan JJ Lin ramai - ramai membeli properti digital di Metaverse. Ada juga artis yang mengadakan konser virtual melalui Metaverse seperti Justin Bieber, Twenty One Pilots, dan John Legend.

Beberapa game interaktif seperti Second Life, Fortnite, Minecraft, dan Roblox, juga ikut meramaikan dunia Metaverse dimana pemain dapat bekerja dan berkolaborasi, menghadiri acara, bahkan menukar uang dunia nyata dengan barang dan layanan virtual.

Mengingat tingkat promosi sensasionalnya, pasti akan ada efek ekonomi yang tak terelakkan. Menurut perkiraan VR dan AR PWC, teknologi ini dapat berdampak pada 23 juta pekerjaan pada tahun 2030.  

Hal ini, pada gilirannya, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi sebesar US$1,92 triliun. Salah satu alasannya adalah bahwa teknologi yang digunakan di Metaverse dapat meminimalkan kesenjangan antara teori dan praktik.

Peluang
Metaverse mempunyai peluang besar di Indonesia karena dapat diterapkan di berbagai bidang seperti pariwisata Indonesia, pendidikan, sosial, perdagangan, dan banyak bidang lainnya.

Populasi yang besar juga dapat memperkuat potensi Metaverse di Indonesia. Jika sekitar 30% saja penduduk Indonesia  aktif di Metaverse dapat dibayangkan perputaran ekonomi digital di sana pasti akan luar biasa. Pemerintah juga memberi sinyal positif terhadap perkembangan teknologi seperti ini, seperti perkembangan telekomunikasi 4G menuju ke 5G dan juga industri keuangan Indonesia yang sudah mulai menerapkan digitalisasi keuangan.

Tak heran, banyak pihak mulai merintis bermain di Metaverse. Salim Group membentuk perusahaan patungan dengan WIR Group yang dikenal sebagai pelopor perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) di Asia Tenggara.

Video game  bertema metaverse dari PT Benua Integrasi Global, Bridge In Gain, akan secara resmi dirilis pada Juli 2022. Tak hanya itu, sejumlah pemerintah daerah hingga perbankan juga mulai menjajal dunia metaverse.

Meskipun berinvestasi di Metaverse tampak menyenangkan, para pemimpin bisnis perlu memiliki pemahaman mendalam mengenai Metaverse, dampak perubahan teknologi yang selalu terjadi pada Metaverse, dan apa yang diperlukan untuk menghidupkan Metaverse dalam waktu dekat.

Hal yang dibutuhkan dari pengembangan Metaverse adalah kebutuhan akan koneksi internet yang cepat dan andal, tanpa adanya latensi. Jaringan 5G dan solusi edge computing hingga saat ini merupakan solusi terbaik. Jaringan 5G dapat memberikan bandwith yang tepat untuk mendukung koneksi pengguna ke Metaverse. Sementara itu, edge computing dapat menjadi solusi untuk mengurangi latensi dan memungkinkan pemindahan data dan konten digital yang besar secara real time.

Berikutnya, ketika perusahaan bergerak menuju Metaverse dan membangun lebih banyak pusat data untuk mendukung penawaran individu serta untuk bekerja dengan ekosistem lainnya, mereka harus bekerja dengan para ahli untuk mengatur dan memprioritaskan keberlanjutan data center.

Semua kompleksitas terkait teknologi baru ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah ada implikasi keamanan siber dan privasi?

Sukses dan gagalnya transformasi digital, apapun bentuk teknologinya yang demikian dinamis hari ini, akan menjadi hebat atau benar-benar gagal semuanya bergantung ke sudut pandang kita dikemudian hari.

@IndoTelko

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year