IPO, `Exit Strategy` ideal bagi startup

10:13:24 | 01 Mar 2018
IPO,
JAKARTA (IndoTelko) - Aksi korporasi Initial Public Offering (IPO) atau mencatatkan sahamnya di pasar modal dinilai sebagai "Exit Strategy" yang ideal bagi sebuah perusahaan rintisan (startup).

“I will accompany you (Startup), to go to the process to become TBK Indonesia,” kata Menkominfo Rudiantara dalam Closing Remark Startup #GoPublic, kemarin.  

Dikatakannya, pemerintah memberikan dukungan penuh agar startup bisa masuk ke pasar modal. Beberapa kendala terutama dari aspek teknis menghitung asset perusahaan generasi masa kini itu segera dicarikan solusinya.

"Satu-satunya cara-cara keluar dan merealisasikan keuntungan (exit) paling optimal adalah dengan cara melakukan penawaran saham kepada publik (Initial Public Offering/IPO)," katanya.

Diakuinya, di negara-negara tetangga pun untuk startup belum ada yang serius IPO, akan tetapi, Indonesia punya potensi besar sehingga harus dibantu pendanaannya. ”Dengan Tbk (go public), valuenya nggak dimakan sendiri. Masyarakat biar ikut menikmati,” terusnya.

Berbicara mengenai perekonomian Indonesia, saat ini perkembangan ekonomi Indonesia kini telah berubah. Sektor layanan (services) menjadi penunjang dinamika ekonomi Indonesia. 

“Pertumbuhan ekonomi kita memang belum sesuai yang kita harapkan. Tapi lebih bagus dari banyak negara di dunia. Dan kita lihat dari pertumbuhan ekonomi indonesia jika dipecah kembali berdasarkan sektornya komoditas maupun services, services yang akan menjadi penunjang kita ke depan,” paparnya.

Menteri Kominfo menambahkan beberapa tahun terakhir sektor komunikasi dan media selalu tumbuh lebih dari sembilan persen. Ke depannya ia meyakini sektor tersebut akan menjadi driver pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pertumbuhan nomor satu itu di sektor komunikasi dan media, 10%, 11%, dan terakhir 9%. Pertumbuhannya tidak lebih rendah dari 9 persen. Ini akan menjadi driver dari pertumbuhan ekonomi indonesia, cara baru memanfaatkan perkembangan teknologi,” tandasnya.

Rudiantara meminta pelaku startup memiliki mindset, cara baru, dan pola pikir yang baru dan tidak mengkhawatirkan permasalahan disruption. “Saya sampaikan, kalo kita tidak berada dalam industri yang monopoli, tidak perlu khawatir disruption. Nah adik-adik semua saya yakin tumbuh dengan lingkungan bukan yang monopolistik, bukan oligopoli yang dijaga oleh regulasi,” jelasnya.

Menteri Kominfo meminta startup memperhatikan kebutuhan pasar di Indonesia dan hal-hal yang dapat diproduksi di Indonesia. “Lakukan survei, what kind of goods yang dibutuhkan tapi bisa diproduksi oleh UMKM Indonesia,” pintanya.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, menambahkan aturan dasar bagi startup untuk melakukan IPO sebenarnya sudah ada. Namun memang perlu didorong beberapa regulasi lain agar bisa lebih maksimal.

”Bagi startup mungkin mereka belum punya asset yang bisa dikapitalisasi. Tapi mereka punya ide besar dan sistem yang dibangun. Nah apakah itu yang bisa dikapitalisasi,” jelasnya.(id)

Artikel Terkait