Platform Gradana diminati millenial

10:22:29 | 12 Jan 2018
Platform Gradana diminati millenial
JAKARTA (IndoTelko) -  Platform penghimpunan dana (crowdfunding)  Gradana yang fokus pada pembiayaan properti banyak diminati generasi millennial yang ingin memiliki properti.

Komisaris Gradana Freenyan Liwang mengatakan masyarakat sejak dulu sangat teredukasi mengenai nilai properti yang selalu meningkat setiap tahun. Bagi kelompok menengah atas, mengalokasikan dana berlebih untuk membeli rumah, tanah dan apartemen untuk kemudian dijual lagi saat harga naik sangat lazim dilakukan.

“Persoalannya hanyalah pada daya beli sebagian besar masyarakat kita yang belum bisa berinvestasi pada properti. Bisa karena keterbatasan dana, bisa juga karena tidak ada alokasi budget. Apalagi untuk meminjam kredit membutuhkan banyak persyaratan administrasi. Oleh karena itu, platform kami menawarkan solusi untuk individu-individu yang ingin membeli rumah tetapi belum punya cukup simpanan untuk membayar DP,” tuturnya dalam keterangan, kemarin.

Menurutnya, platform Gradana bisa menjadi solusi bagi generasi millennial yang ingin membeli rumah pertama mereka tanpa perlu mengumpulkan DP lebih dulu. Dengan tren harga properti yang terus naik, diprediksikan generasi ini akan lebih sulit membeli properti di tahun-tahun mendatang. Termasuk juga uang muka yang terus bertambah setiap tahunnya mengingat harga properti yang tidak pernah menurun.

“Untuk masalah down payment, Gradana memberikan fasilitas cicilan uang muka sebanyak  24 atau  36 kali tanpa ada bunga tambahan bagi pembeli rumah. Adapun harga cicilan uang muka tersebut sudah disepakati dengan pengembang rekanan dan diinformasikan di muka. Sistem di Gradana menjamin pembeli rumah akan mendapatkan harga yang sama sesuai dengan price list. Jika cicilan DP telah selesai, pembeli akan mendapat kesempatan lebih baik untuk mendapatkan fasilitas KPR dengan adanya rekam jejak kredit pada Gradana sebagai pendukung profil kredit yang baik,” ujarnya lagi.

Freenyan juga mengatakan  bahwa proses pengajuannya bisa dilakukan secara online dengan mengunggah data-data pendukung.

“Kita paham bahwa generasi millennial tidak bisa dipisahkan dari teknologi dan mereka menginginkan kepraktisan. Dengan platform ini, mereka tidak perlu lagi datang ke kantor cabang dan menyerahkan dokumen-dokumen secara fisik. Cukup dari layar laptop mereka saja dimana untuk waktunya pun tidak terbatas pada jam kantor dan bisa dilakukan tanpa ada konstrain waktu,” jelasya.

Gradana bisa memberikan pinjaman dengan batas atas 2 miliar rupiah dan setiap pinjaman yang diberikan akan dibagi ke sejumlah slot sehingga membuka kesempatan bagi setiap pendana (lender) untuk berpartisipasi.

“Misalnya, calon konsumen atau pembeli ingin membeli rumah seharga Rp 500 juta. Maka harga unit rumah dapat kita bagi menjadi 50 slot, dengan nilai satu slot sejumlah Rp 10 juta . Kami mempertemukan antara peminjam dan pemberi pinjaman. Bagi pemberi pinjaman, ini merupakan peluang untuk memutar uang. Mereka dapat membeli hanya satu slot atau beberapa slot sesuai budget,” tuturnya.

Gradana didirikan oleh para profesional di bidang perbankan dan real estate sehingga sangat memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh calon konsumen properti di Indonesia seperti uang muka yang terlalu besar, sertifikat yang bermasalah, pengembang bodong, dan lain-lain.

Sertifikat, misalnya. Status dan nama sertifikat perlu diperhatikan karena dampaknya bisa panjang. Sertifikat yang belum dipecah bisa berakibat pemilik rumah serba sulit kedepannya. Sulit untuk menjual kembali unit rumah tersebut dan bahkan sulit juga apabila ingin pindah KPR ke bank lain yang bunganya lebih baik.

Gradana membantu dengan melakukan proses due diligence para rekanan pengembang di muka untuk memastikan sudah pecah atau sudah dalam proses pemecahan.

“Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 10 pengembang terverifikasi yang tersebar di berbagai lokasi di Jabodetabek dan Bandung dan masih ada puluhan lagi yang saat ini sedang dalam tahap verifikasi dan penandatanganan kerjasama,” katanya.

Gradana  telah terdaftar dan diawasi OJK sehingga sangat aman untuk berinvestasi. “Kami ingin mengedukasi masyarakat agar tidak tergiur dengan penawaran yang tidak logis. Kalaupun masih masuk akal, harus dicek dulu apakah sudah diawasi otoritas terkait atau belum. Unsur legalitas sangat perlu karena mengindikasikan transparansi dari perusahaan atau lembaga crowdfunding tersebut,” imbuhnya.(wn)

Artikel Terkait