JAKARTA (IndoTelko) – Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) menyakini Digital Inclusion menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.
“Kami menyakini bahwa digital inclusion adalah sebuah pondasi yang harus menjadi sebuah tema nasional. Kita terlalu sering denger financial inclusion, tapi kita lupa financial inclusion merupakan langkah selanjutnya dari digital inclusion,” ujar Ketum Mastel Kristiono seperti dikutip dari laman organisasinya, (4/12).
Menurutnya, ada hubungan antara Digital Inclusion dan pertumbuhan ekonomi. Dimana 10% pertumbuhan broadband akan memberikan kontribusi sebesar 1 hingga 1,3% bagi pertumbuhan ekonomi. Nilai itu tidak akan selalu sama dan akan berubah seiring kondisi yang membantu membentuk hubungan antara pertumbuhan broadband dan pertumbuhan ekonomi.
Dicontohkannya, pemerintah Inggris telah mengeluarkan dana sebesar 107 miliar pound sterling atau lebih dari Rp 1,8 trilun setiap tahunnya untuk membangun Digital Inclusion yang mulai dibangun pada tahun 2011 dan ditarget pada tahun 2020 Digital Inclusion sudah terjadi di seluruh negara tersebut.
Hal tersebut dilakukan karena pemerintahnya yakin bahwa digital inclusion itu bagian dari upaya untuk memajukan masa depan sebuah peradaban.
Definisi dari digital inclusion ialah sebuah cara untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memiliki dan mempunyai akses internet serta memiliki kemampuan untuk mendapatkan akses internet dan yang terpenting adalah kemudian bisa memperoleh benefit akses internet yang digunakannya, baik itu benefit secara sosial ataupun ekonomi.
“Presiden sudah sudah menyampaikan mengenai visi negara kita untuk menjadi negara dengan digital ekonomi terbesar di regional. Tentunya pelakunya seluruh rakyat Indonesia, tapi kalau didalam era digital milenial kita menjadi harapannya menjadi lapisan yang terdepan yang merupakan prime over dari industri,” ujar Kristiono.
Inisiatif Mastel
Lebih lanjut dikatakannya, Mastel telah memulai inisiatif membangun ekosistem digital dengan dibentuknya Koperasi Digital Indonesia Mandiri, yang merupakan hasil inisiatif organisasi itu bersama Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk membangun kembali kemandirian rakyat Indonesia.
Rencananya, Koperasi Digital segera meluncurkan smartphone dalam upaya mengembalikan kedaulatan digital yang diberi label Digicoop.
Smartphone Digicoopakan benar-benar fresh karena menggunakan mobile operating system buatan Indonesia yakni ID3OS, buatan design house asli Indonesia.
Kreativitas Koperasi Digital dalam memberikan manfaat bagi anggota tidak berhenti sampai menyediakan smartphone saja. Dengan platform iklan yang terhubung ke setiap smartphone, Koperasi Digital memberikan recurring revenue model bagi anggota yang diperoleh dari pendapatan iklan.
Hebatnya lagi, anggota koperasi tidak perlu khawatir akan terganggu dengan iklan yang muncul di layar handphone. Karena penempatan space iklan pada layar handphone berada di sisi atas screen dan tidak akan mengganggu user experience. Pembagian keuntungan dari iklan akan dibagikan secara periodik kepada anggota, sebagai sisa hasil usaha.
Digicoop DG-1 nantinya bakal memiliki layar dengan resolusi FWVGA dan prosesor leadcore 1860 Quadcore 1,5GHz. Spesifikasi lainnya meliputi 1GB RAM, 8GB Memory, slot MicroSD untuk memperluas penyimpanan dan menggunakan baterai 1800mAH.
Meski handphone ini hanya untuk diedarkan di kalangan anggota koperasi digital, diharapkan dengan spesifikasi dan desain yang menarik, nantinya akan turut memperluas jangkauan keanggotaan ke berbagai kalangan khususnya generasi muda umur 19-22 tahun.(ak)