JAKARTA (IndoTelko) - Para pemilik startup di Indonesia harus bisa beradaptasi dengan keinginan pasar yang cepat berubah jika ingin berhasil.
“Salah satu tantangan terbesar perusahaan rintisan (start up) di Indonesia adalah keinginan pasar yang cepat berubah," ungkap CTO KUDO Sukan Makmuri, kemarin.
Sukan berpandangan, menjamurnya perusahaan rintisan menjadi tren ‘latah’ kalangan muda, dimana seringkali didirikan tanpa memiliki konsep matang dan tujuan yang jelas dalam misi menyelesaikan poin permasalahan yang ada.
Menurutnya, bisnis model seperti yang dijalani KUDO bukanlah bisnis model yang akan cepat mati dalam 1 atau 2 tahun ke depan. Karena KUDO tidak didirikan sekedar mengikuti fenomena menjamurnya perusahaan startup.
"KUDO berdiri atas dasar persamaan tekad para pendiri dan karyawannya untuk memberi solusi dalam memecahkan permasalahan yang menjadi poin lemah Indonesia dimana sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dengan angka pengeluaran tahunan tinggi dimana mayoritas dari populasi tersebut belum mengerti teknologi, dan tidak terbiasa dengan sistem belanja online,” paparnya.
KUDO memposisikan dirinya sebagai platform fleksibel yang mudah beradaptasi terhadap siapa saja mitranya yang akan muncul nantinya. Hal inilah yang menjadikan KUDO bukan sebagai kompetitor para e-commerce.
Menurutnya, pasarlah yang justru mendikte suatu perusahaan rintisan. Seharusnya, para pendiri haruslah pintar memprediksi kemungkinan adanya perubahan, cepat beradaptasi, dan memiliki strategi marketing yang fleksibel. Pada dasarnya sebuah perusahaan rintisan juga harus memiliki pemahaman tentang psikologis pasarnya: apa yang menjadi nilai penting dalam hidup mereka, apa yang mereka sukai, apa yang menjadi penyebab mereka melakukan hal – hal tertentu. Kemudian disesuaikan dengan produk yang akan dikeluarkan dan konsisten terhadap tujuan.
Carilah investor yang memiliki visi yang sama dengan Anda. Ketahui apa yang mereka inginkan terlebih dahulu, berapa banyak ROI yang mereka harapkan dan apa solusi dan bagaimana cara mewujudkannya dengan sumber daya yang terbatas,” tutup Sukan.(ak)