telkomsel halo

Rupiah Masih Terdepresiasi, Indosat Terus Merugi

06:00:18 | 21 Nov 2013
Rupiah Masih Terdepresiasi, Indosat Terus Merugi
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) memperkirakan kondisi bottom line dari perseroan akan terus tertekan hingga akhir tahun jika nilai tukar rupiah terus terdepresiasi oleh dollar AS.

“Kalau nilai tukar rupiah seperti ini, kami akan merugi terus. Setiap penurunan utang dalam bentuk dollar AS sekitar satu miliar, tetapi ada kenaikan nilai tukar 10%, itu di atas kertas kerugian mencapai Rp 100 miliar,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli di Jakarta, kemarin.

Diprediksinya, jika nilai tukar rupiah menguat, pada tahun depan bisa saja Indosat dalam posisi untung. Pasalnya, utang dalam dollar AS banyak yang jatuh tempo pada 2020. Indosat sendiri dalam posisi dilema jika memaksakan menaikkan lindung nilai (hedging) terhadap utang dollar AS karena jatuh tempo masih lama.
 
“Kalau dipaksakan menaikkan hedging, itu kita harus keluar dana tunai. Kita ke depan itu tidak  mau terlalu banyak ambil pinjaman. Jika ambil pinjaman pun dalam rupiah agar sejajar,” katanya.

Ditambahkannya, hal yang menjadi masalah bagi operator adalah pendapatan yang diterima banyak dalam rupiah sementara investasi di dollar AS.  

“Kita ini mengandalkan pendapatan dari seluler. Layanan korporat walau banyak dollar AS, tetapi tidak dominan. Kita berharap  tahun depan   ada peningkatan lagi karena tren data terus naik,” katanya.

Terkait dengan kinerja operasional dimana Indosat mengalami kehilangan pelanggan sekitar 2,7 juta nomor secara per kuartal, Alex mengakui, pertumbuhan pelanggan perseroan melambat, karena saat masuk kuartal III ada momentum  Lebaran yang menjadikan kompetisi ketat.

“Masalahnya sekarang ada operator  menawarkan  masa  tenggang  setahun. Kalau begitu bisa saja  tahun depan pelanggan di Indonesia akan meledak soalnya ketika dia beli tidak akan mati-mati. Kami maunya pelanggan berkualitas. Saat ini Indosat lebih senang melihat pangsa pasar dari revenue,” katanya.

Sekadar catatan, hingga September 2013 Indosat mengalami rugi sebesar Rp 1,766 triliun itu berbanding terbalik dengan kondisi di periode sama tahun lalu yang masih mampu mencatat keuntungan Rp 475,7 miliar.

Pemicu utama kerugian yang dalam hingga triwulan ketiga 2013 adalah selisih kurs dimana pada periode tersebut sebesar Rp 2,312 triliun melesat 260,2%  dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 641,9 miliar.

Sebelumnya, Division Head Investor Communications Indosat Andromeda H Tristanto menjelaskan total utang perseroan sekitar Rp 20 triliun dengan separuhnya dalam  mata uang asing.

Pada tahun ini total utang jatuh tempo perseroan mencapai Rp 4 triliun. Untuk melunasinya, perseroan menerbitkan utang baru Rp 1 triliun, sedangkan sisanya, Rp 3 triliun, dibayar dari operasi perseroan, terutama dari dana penjualan aset menara telekomunikasinya. Di kuartal IV 2013, sisa utang perseroan tinggal Rp 100 miliar.

Andromeda mengestimasi pertumbuhan pendapatan usaha pada tahun depan sama dengan pertumbuhan pendapatan tahun ini, yakni high single digit.

Perseroan berupaya menjaga pertumbuhan margin laba sebelum biaya bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), tingkat pengembalian bunga, total utang terhadap ekuitas, dan total utang terhadap EBITDA. Sebab rasio-rasio tersebut terkait dengan covenant obligasi perseroan.

Banyak analis memprediksi keuntungan Indosat tahun ini hanya tumbuh di bawah 1% dan pertumbuhan pendapatan antara 1% sampai 3%.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year