Ketahanan siber dapat terwujud melalui tingkat kesiapan yang memadai

05:39:26 | 24 Sep 2025
Ketahanan siber dapat terwujud melalui tingkat kesiapan yang memadai
JAKARTA (IndoTelko) - Kasus peretasan sekuritas di Indonesia baru-baru ini kembali mengingatkan kita betapa pentingnya keamanan siber di sektor keuangan. Data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, sepanjang tahun 2024 terdapat 1.814 laporan insiden siber dari berbagai sektor, sementara lalu lintas anomali mencapai lebih dari 330 juta kasus. Aktivitas ini bisa mengganggu performa sistem, mencuri data sensitif, dan merusak reputasi organisasi sehingga kepercayaan publik ikut menurun.

Sebagai perusahaan keamanan siber terkemuka di Indonesia, ITSEC Asia menegaskan bahwa melindungi data keuangan bukan hanya urusan teknologi, tapi juga soal menjaga kepercayaan pasar. Satu insiden saja dapat mengganggu transaksi, mengurangi kepercayaan investor, dan berimbas pada stabilitas keuangan.

Presiden Direktur ITSEC Asia, Patrick Dannacher mengatakan, insiden siber saat ini bukan lagi pertanyaan ‘jika terjadi’, melainkan ‘kapan akan terjadi’. Kejadian yang terjadi baru-baru ini mengingatkan kita bahwa ketahanan siber hanya dapat terwujud melalui tingkat kesiapan yang memadai.

"Institusi keuangan perlu berinvestasi pada sistem deteksi dini, melatih tim agar mampu mengidentifikasi risiko dengan cepat, serta menyiapkan rencana respons yang dapat dijalankan dalam hitungan menit, bukan hari. Ketahanan siber akan tercapai secara menyeluruh apabila menjadi bagian dari budaya organisasi, bukan sekadar infrastruktur teknis,” ujarnya.

ITSEC Asia merekomendasikan tiga langkah utama bagi institusi keuangan, antara lain :

    Pemantauan berkelanjutan dan deteksi dini agar aktivitas mencurigakan segera teridentifikasi.

    Meningkatkan kesadaran dan pelatihan staf, karena banyak kasus peretasan berawal dari kelengahan manusia.

    Menerapkan pembaruan sistem rutin dan autentifikasi berlapis untuk menutup celah keamanan. Langkah sederhana namun konsisten bisa sangat membantu, sementara teknologi canggih seperti pemantauan berbasis AI dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap penipuan dan pencurian data.

Kasus ini juga bisa jadi momentum bagi industri untuk memperkuat pertahanan dan menunjukkan komitmen lebih serius dalam melindungi investor. Dengan investasi pada sistem dan kesadaransejak sekarang, organisasi bisa menyiapkan pondasi pertumbuhan yang lebih aman di masa depan.

ITSEC Asia juga akan hadir di Cybersecurity World Asia (CSWA) pada 89 Oktober 2025 serta GovWare pada 2123 Oktober 2025 di Singapura, untuk berbagi wawasan serta mempererat kolaborasi dalam membangun pertahanan digital yang lebih tangguh di kawasan. (mas)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait