Ini seluk Beluk Bitcoin ala Fasset

05:07:00 | 26 Nov 2023
Ini seluk Beluk Bitcoin ala Fasset
Foto : Ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) - Harga Bitcoin (BTC) terpantau tembus di harga 580 juta rupiah berdasarkan data dari Fasset.id. Harga Bitcoin diprediksi akan terus mengalami peningkatan beberapa waktu ke depan mengingat semakin dekatnya dengan Bitcoin Halving Day yang akan berlangsung pada tahun 2024. Seperti yang kita tahu, Bitcoin mengalami batas kapasitas sebanyak 21 juta keping dan kini sudah ada sekitar 19.5 juta atau sekitar 93% Bitcoin yang tersebar di seluruh dunia menurut data CoinMarketCap.

Sebagaimana diketahui, Bitcoin diciptakan oleh entitas misterius "Satoshi Nakamoto", merupakan aset digital pertama yang mulai dikenal pada tahun 2009 menjadi inovasi penting bagi dunia keuangan dalam satu dekade terakhir. Kehadirannya terus mencuri perhatian dan menjadi pusat pembicaraan di kalangan investor, pembuat kebijakan, dan teknolog seluruh dunia.

Dikatakan Director Ethics & Impact dari Fasset, Mufti Faraz Adam, Bitcoin membawa revolusi di bidang finansial dimana aset digital tersebut dapat ditransfer secara langsung dari individu ke individu di seluruh dunia, tanpa melibatkan perantara. Meskipun Bitcoin masih dalam tahap perkembangan, value dari Bitcoin itu sendiri yang membuatnya unik dan membawa revolusi di dunia finansial terletak pada teknologi intinya.

Desentralisasi, supply yang terbatas, nominal Bitcoin yang dapat dibagi, transparan, irreversibility, dan kemampuan untuk beroperasi tanpa perantara pusat membuat Bitcoin unik dan memberikan dampak besar dalam dunia teknologi keuangan.

Mufti menjelaskan, kemunculan Bitcoin memberikan dampak positif dari teknologi Blockchain. Visi untuk teknologi blockchain kini sudah meluas dari visi awal Bitcoin. "Teknologi ini memiliki potensi untuk mengubah infrastruktur privat lainnya, menghilangkan hambatan dalam berbagai interaksi manusia. Dalam era ketidakpastian keamanan infrastruktur privat yang terpusat, blockchain menjanjikan masa depan di mana inovasi dapat berkembang di atas platform yang aman dan inklusif," katanya.

Meskipun mengalami perkembangan positif, Bitcoin tetap dihadapkan pada beberapa tantangan dan resiko salah satunya yaitu volatilitas harga.

Ditambahkan Mufti, sekarang Bitcoin memang tidak terlalu volatil jika dibandingkan dengan awal kemunculannya, namun tentu kita harus meminimalisir volatilitas harga di kemudian hari yang bisa menyebabkan kerugian kepada para pemegang aset digital. Selain volatilitas harga, tantangan dan resiko lainnya yaitu regulasi yang belum pasti. Ini disebabkan karena regulasi yang ada mengenai Bitcoin ataupun aset digital masih terus berkembang dan masih adanya perbedaan Legalitas antar negara.

"Ada negara yang melarang 100% terkait aset digital, ada negara yang menyetujui Bitcoin sebagai suatu aset digital, ada juga negara yang menyetujui Bitcoin sebagai mata uang dan penyimpan devisa negara seperti negara El Salvador. Perubahan regulasi yang ada dapat mempengaruhi nilai dan fungsionalitas dari Bitcoin," jelasnya.

Ia mengatakan, masalah keamanan juga menjadi fokus utama. Meskipun jaringan Bitcoin sendiri sangat aman, dompet individu (tempat Bitcoin disimpan) dapat rentan terhadap peretasan atau pencurian.

Potensi Bitcoin dan teknologi blockchain menciptakan ekspektasi akan era baru infrastruktur digital publik. Keamanan, inklusivitas, dan efisiensi yang ditingkatkan dalam transaksi keuangan dan interaksi digital menjadi tujuan utama. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, Bitcoin dan blockchain berpotensi mengubah lanskap pembayaran global dan konektivitas digital untuk generasi mendatang.

Perkembangan selanjutnya dari Bitcoin tetap harus dipantau, dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, perkembangan regulasi, dan faktor ekonomi. Saat kita menyaksikan evolusi aset digital ini, tidak diragukan lagi bahwa Bitcoin akan terus membentuk dunia keuangan dengan cara yang unik dan menginspirasi. (mas)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait