JAKARTA (IndoTelko) – Transformasi menuju digitalisasi yang dilakukan pelaku industri manufaktur akan berdampak positif ke proses produksi.
“Digitalisasi proses produksi dan desain di perusahaan manufaktur telah memangkas 50% biaya pengembangan produk dan menghemat waktu,” kata Managing Director dari QUNIE Corporation Junichi Sudo, dalam keterangannya.
Dijelaskannya, industri manufaktur menggunakan digitalisasi untuk mengubah proses kerja pengembangan dan desain produk agar biaya operasional dan produksinya lebih efisien.
Dicontohkannya, di industri otomotif. Tidak hanya produsen mobil yang menerapkan konsep digitalisasi lengkap, perusahaan pemasok komponen pun menjalankan konsep tersebut kepada unsur-unsur pelengkap seperti kualitas berkendara atau analisa akustik kendaraan.
Selain itu, penggunaan digital pun telah secara signifikan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kecepatan dalam memperkaya spesifikasi produk sehingga mempunyai nilai saing yang tinggi. Hal ini telah memberikan waktu lebih banyak bagi industri untuk menciptakan inovasi-inovasi lainnya.
Menurutnya, dibutuhkan sebuah sistem yang mengutilisasi informasi 3D+α atau 4D untuk melakukan beragam simulasi produktivitas, meliputi jadwal informasi yang berdasarkan biaya dan proses, sumber daya manusia, dan juga informasi non-produk lainnya.
Ditegaskannya, saat ini merupakan era di mana para pengadopsi konsep digitalisasi menciptakan kesempatan bagi industri lainnya yang terhubung untuk saling mengembangkan produk dan melebarkan bisnis baru. “Digitalisasi lengkap itu memerlukan transformasi, tidak hanya dari industri manufaktur tapi juga perusahaan pemasok komponen karena mereka ini berada di dalam keseluruhan proses desain,” tutupnya.(ak)