Kominfo harapkan Paytren eMoney topang inklusi keuangan

05:54:14 | 02 Jun 2018
Kominfo harapkan Paytren eMoney topang inklusi keuangan
Rudiantara.(Kominfo)
TANGERANG (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengharapkan kehadiran Paytren eMoney bisa meningkatkan inklusi keuangan.

"Model bisnis yang dikembangkan Paytren dengan memanfaatkan teknologi baru ini harus didukung," kata Menkominfo Rudiantara dalam keterangan, kemarin.

Paytren dikembangkan PT Veritra Sentosa International (VSI). Paytren eMoney baru saja mendapatkan lisensi eMoney dari Bank Indonesia (BI). Secara bertahap, nantinya perusahaan juga akan meluncurkan penggunaan QR Code untuk transaksi setelah BI mengeluarkan standarisasi mengenai QR Code. Perseroan membidik 10 juta pengguna PayTren sampai akhir 2018.  

PayTren selama ini dikenal sebagai aplikasi transaksi mobile untuk berbagai jenis pembayaran dan pembelian. Pada Oktober 2017 lalu, layanan eMoney Paytren sempat dihentikan Bank Sentral karena belum berizin.

Saat ini, PayTren memiliki fitur transaksi untuk pembayaran tagihan dan pembelian tiket transportasi. Adapun FinTren (Financial Treni)  merupakan merek salah satu merchant PayTren yang menyediakan produk finansial yang dikelompokkan dalam tiga kategori, antara lain, SaveTren (Produk Simpanan), InvesTren (Produk Investasi) dan ProTren (Produk Proteksi/ Asuransi).

Rudiantara menyatakan saat ini lebih kurang 90 juta orang Indonesia yang mempunyai akses keuangan resmi.
"Padahal kalau 90 juta seharusnya di tahun 2017 meningkat tapi ternyata tidak lebih dari 5% juga. Jadi cuma sekitar 130 juta (sekarang)," tuturnya.

Menurutnya, teknologi ponsel bisa menjadi salah satu jalur atau sarana meningkatkan inklusi keuangan. "Kita punya setidaknya 230 juta orang Indonesia minimal yang punya satu ponsel.  Itu adalah jalur bagi kita untuk meningkatkan inklusi keuangan. Pemerintah menargetkan inklusi keuangan Indonesia menjadi 75%. Angka itu insyallah dari sisi infrastruktur tidak ada masalah, dimana pun yang namanya jaringan seluler, 4G dan lain sebagainya jauh di atas 75%," jelasnya.(wn)

Artikel Terkait