Hybrid cloud layak dipertimbangkan untuk transformasi digital

09:55:00 | 02 May 2018
Hybrid cloud layak dipertimbangkan untuk transformasi digital
Head of Consulting dari IDC Indonesia Mevira Munindra.(dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Transformasi digital bukan lagi suatu wacana, namun rencana untuk kebanyakan perusahaan di Indonesia.

Sayangnya, kurang dari 10% perusahaan di Indonesia yang secara aktif mengimplementasikan transformasi digital. Ketika berbicara mengenai transformasi digital, ada kebutuhan untuk para pengguna teknologi memahami apa yang sesuai untuk lingkungan bisnis di perusahaannya.

International Data Corporation (IDC) Indonesia berpendapat bahwa hybrid cloud merupakan salah satu solusi yang relevan untuk kegiatan dan lingkungan bisnis di Indonesia, mengingat utilisasi on-premises infrastructure masih dominan dan keinginan akan penggunaan public dan private cloud juga terus meningkat.

Dua alasan utama perusahaan masih mengandalkan in-house atau on-premises infrastructure adalah karen regulasi/compliance dari perusahaan dan industri (61%) dan kurangnya pengetahuan dan skillset dalam mengoptimalisasikan penggunaan cloud (32%),

berdasarkan survei IDC Indonesia Cloud Adoption 2016-2017. Selain itu, isu residensi data melalui PP PSTE juga menyebabkan layanan cloud menjadi tidak strategis untuk diadopsi oleh perusahaan di Indonesia.

Berdasarkan survei yang sama, pada tahun 2017, hanya sekitar 22% workload perusahaan berada dalam public cloud, dan sekitar 78% terbagi di lingkungan on-premises atau hosted di perusahaan pihak ketiga. Kontribusi workload perusahaan pada public cloud diharapkan akan berkembang dan mencapai angka 24-26% pada 2-3 tahun ke depan, dan berkembang sebesar 25% sampai tahun 2020.

Keinginan penggunaan cloud pun secara konsisten terlihat, mengingat solusi cloud telah menjadi salah satu dari 5 teknologi yang diprioritaskan untuk transformasi digital dalam 3 tahun terakhir berdasarkan survei IDC C-Suite Barometer. Adanya situasi dan keinginan tersebut membuat lingkungan hybrid menjadi suatu oportunitas yang baru dalam implementasi solusi cloud.

"Dalam 2-3 tahun ke depan, hybrid cloud environment akan menjadi model acuan untuk transformasi digital para perusahaan di Indonesia. Adanya layanan hybrid cloud diharapkan memudahkan perusahaan untuk lebih fleksibel dan berani dalam proses transformasinya," kata Head of Consulting dari IDC Indonesia  Mevira Munindra dalam keterangan (2/5).

Kompetitif
Menurutnya, peluncuran solusi hybrid cloud CBN Cloud bersama Azure Stack, lanskap bisnis hybrid cloud di Indonesia akan semakin kompetitif, setelah sebelumnya Telkomtelstra, Datacomm dan VibiCloud telah meresmikan layanan dan komitmennya dalam menyediakan solusi hybrid cloud. (Baca: Telkomtelstra)

Kompetisi yang lebih intens akan mempengaruhi bagaimana perusahaan memilih partner yang terbaik untuk perusahaannya.

"Ketatnya persaingan akan meningkatkan ekspektasi perusahaan di Indonesia, terutama dalam hal harga, expertise/skillset, SLA dan kualitas layanan vendor teknologi kepada perusahaan – dimana nantinya juga dapat mempengaruhi bagaimana mereka melayani pelanggan dan beroperasi," ujar Market Analyst IT Services, IDC Indonesia Meily Lisdiyanti.

IDC melihat berkembangnya jumlah penyedia hybrid cloud di Indonesia merupakan awal yang baik dalam meningkatkan awareness dan kesempatan perusahaan untuk bertransformasi digital.

Harapannya, perusahaan-perusahaan akan lebih berani, mudah dan cepat dalam melakukan transformasi digital dan menjadi perusahaan yang cloud-driven dan digital-native yang pada akhirnya dapat berkontribusi untuk ekonomi digital Indonesia.(ak)

Artikel Terkait