Pemerintah jangan alergi dengan `Cryptocurrency`

11:54:14 | 20 Feb 2018
Pemerintah jangan alergi dengan
Suasana diskusi tentang Cryptocurrency yang dihelat ID Institute.(ist)
JAKARTA (IndoTelko) - Internet Development Institute (ID Institute) menyarankan pemerintah untuk tidak alergi dengan kehadiran Cryptocurrency sebagai alat pembayaran di jaman digital.

"Kita bisa mencontoh Jepang, mereka membuat Cryptocurrency sendiri dan membuat regulasi tentang Cryptocurrency. Embrace the technology, jangan takut akan perubahan," saran Peneliti ID Institute Muhammad Salahuddien, dalam sebuah diskusi, kemarin.

Menurutnya, jika Cryptocurrency dilarang atas alasan akan digunakan untuk korupsi dan terorisme, apakah sudah ada contoh nyatanya? Berapa banyak dari dua kasus tersebut yang menggunakan dollar AS?

"Mengapa tidak melarang dollar AS saja dahulu, dibanding melarang Cryptocurrency yang belum terbukti digunakan untuk dua kejahatan tersebut? Jangan menggunakan pendekatan konvensional untuk meregulasi hal-hal baru? Analoginya bisa diambil dari regulasi tentang transportasi online yang akhirnya tidak berjalan semestinya dikarenakan pola pikir lama yang digunakan untuk menyelesaikannya. Kita harus banyak berdiskusi dengan generasi milenial, karena mereka yang mengalami langsung teknologi ini dan menjalankannya di masa depan," sarannya.

Asal usul
Co-Founder at Blockchain Zoo Solution Jean-Daniel (Danny) Gauthier menjelaskan Cryptocurrency seperti Bitcoin muncul dari sistem Blockchain.

Blockchain merupakan solusi ideal dalam membangun keterhubungan antar pihak-pihak yang berbentuk teknologi kriptografi dan identitas dimana setiap aktivitasnya memerlukan mufakat dari semua node.

Blockchain memiliki wujud sebagai jaringan informasi yang tidak memiliki single version of truth. Setiap node dijaringkan sama dengan node-node lainnya.

Penyimpanan data dalam Blockchain ada pada block-block yang tidak terpusat yang pengelolaan datanya berdasarkan matematika; yakni HASH dan perpanjangannya sebagai PrivateKey. Di dalam block-block tersebut, setelah tersimpan, sebuah data tidak dapat diubah lagi dan hanya dapat diverifikasi berdasarkan formula matematika tertentu.

Blockchain berperan sebagai pendukung ekosistem digital yang memiliki fitur dan aplikasi lebih baik dari sekedar Bitcoin. Blockchain tumbuh sebagai teknologi yang berkembang tanpa bisa dielakkan. Sebagaimana internet yang memberikan pemberdayaan dan pembukaan peluang bagi masyarakat dalam berbagai aspek, Blockchain juga menjadi terkuatkan sebagai bagian dari proses saling silang antara kemajuan masyarakat dan kebutuhan atas teknologi.

"Blockchain pada intinya adalah kemajuan yang berbasis kolaborasi dan simbiosis mutualisme yang memberikan tambahan insentif bagi pembangunan suatu ekosistem digital, misalnya, smart city," katanya.

Didhien menambahkan, Blockchain memiliki tingkat keamanan yang sangat jauh berbeda dari pencapaian atas keamanan jaringan yang pernah ditemui sebelumnya.

"Tidak seperti IP, DNS, dsb, Blockchain sangat aman karena menggunakan sistem yang desentral dimana semua orang memegang ledger yang sama. Untuk melakukan fraud, 51% pengguna Bitcoin harus bersetuju untuk hal tersebut," pungkasnya.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait