Astra International suntik GO-JEK dana US$150 juta

15:17:33 | 12 Feb 2018
Astra International suntik GO-JEK dana US$150 juta
Menteri Komunikasi & Informasi RI Rudiantara (kedua kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kedua kanan), Chief Executive Officer & Founder Go-Jek Nadiem Makarim (kiri) dan President & Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo berswafoto bersama seusai konferensi pers kerjasama Astra dan Go-Jek di Jakarta (12/2).(ist)
JAKARTA (IndoTelko)  – PT Astra International Tbk (Astra) mengumumkan investasi modal sebesar US$150 juta (sekitar Rp2 triliun) di GO-JEK, perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi terbesar di Indonesia.

“Kami antusias dapat menjadi bagian dari perjalanan GO-JEK yang luar biasa. GO-JEK merupakan pemain utama dalam ekonomi digital Indonesia dan dipimpin oleh manajemen anak bangsa yang solid. Astra berharap kolaborasi dengan GO-JEK akan memberikan nilai tambah bagi bisnis Astra serta mengakselerasi inisiatif Astra di bidang digital,” ungkap Presiden Direktur  Astra International Prijono Sugiarto di Jakarta, Senin (12/2).

Dijelaskannya, dengan menggabungkan keahlian Astra di bidang otomotif dan jangkauan GO-JEK yang luas kepada konsumen, kedua perusahaan yang merupakan national champion akan mengeksplorasi berbagai peluang kerjasama untuk meningkatkan produktivitas, mendorong masyarakat masuk ke sektor ekonomi formal, serta mendukung inovasi produk dan jasa untuk menciptakan pasar baru. Semua ini dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sejak awal berdiri, GO-JEK telah menciptakan lapangan pekerjaan kepada jutaan penduduk Indonesia. Jumlah pengemudi GO-JEK yang terdaftar saat ini mencapai lebih dari 1 juta pengemudi, dengan lebih dari 125.000 mitra usaha, dan 30.000 penyedia jasa di platform GO-JEK, yang menyediakan berbagai jenis jasa seperti transportasi, pengantaran makanan, kurir barang, jasa kebersihan, hingga keperluan pembayaran. GO-JEK memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulannya.

“Kami bangga dapat mendukung national champion seperti GO-JEK, yang memiliki misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen Astra untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia. Teknologi memiliki peran yang penting untuk mencapai tujuan ini, dan kami yakin akan daya transformasi perusahaan yang fokus pada digital seperti GO-JEK,” tambahnya.

Chief Executive Officer dan Founder GO-JEK Nadiem Makarim, mengatakan kepercayaan yang ditunjukkan oleh salah satu perusahaan paling terkemuka dan merupakan icon Indonesia (Astra) adalah sebuah bentuk pengakuan tersendiri atas keberhasilan strategi platfromnya.

“Baik Astra maupun GO-JEK didirikan dengan misi untuk memajukan Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat. Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan Astra. Kedua organisasi ini memiliki kepercayaan yang sama, bahwa dengan berkolaborasi kita bisa bersama-sama mengakselerasi perkembangan ekonomi serta meningkatkan hajat hidup jutaan penduduk bangsa ini,” katanya.

Sebagai perusahaan teknologi terdepan, GO-JEK telah menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi Indonesia sejak 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen Astra untuk senantiasa mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.

“Sebagai salah satu grup dengan bisnis yang paling terdiversifikasi di Indonesia, Astra akan memberi banyak dukungan seiring dengan percepatan inovasi kami. Kami yakin bahwa GO-JEK akan mendapatkan banyak keuntungan dari pengetahuan dan keahlian operasional Astra, serta sinergi di dua organisasi kami,” tambah President dan Co-Founder GO-JEK, Andre Soelistyo.

Sebelumnya, GO-JEK baru mendapatkan pendanaan dari Alphabet beserta Temasek Holdings, KKR & Co, Warburg Pincus LLC, dan Chine Meituan-Dianping sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.

ecommerceIQ belum lama ini dalam risetnya menyatakan GO-JEK menjadi favorit di antara responden survei (56%) untuk layanan on demand service di transportasi. (Baca: GO-JEK kuasai pasar ridehailing)

Perusahaan teknologi Indonesia pertama yang telah meraih gelar unicorn ini mengawali bisnisnya dari call center dengan hanya memiliki 20 pengemudi hingga sekarang mencapai lebih dari 654.000 pengemudi di 50 kota di Indonesia.

Grab berada dalam urutan kedua dengan dukungan 33%, Uber di urutan terakhir dengan 8%, serta 3% responden melaporkan bahwa mereka sama sekali tidak menggunakan transportasi berbasis aplikasi.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait