Karla Bionics raih prestasi di Internasional Cybathlon Challenges 2023

09:17:00 | 28 Apr 2023
Karla Bionics raih prestasi di Internasional Cybathlon Challenges 2023
BANDUNG (IndoTelko) - Startup binaan Institut Teknologi Bandung yang bergerak di bidang desain dan engineering,Karla Bionics berhasil menyelesaikan seluruh tantangan dan mendapatkan poin penuh (20 poin) pada kompetisi Cybathlon Challenges 2023, dimana para ilmuwan, peneliti dan penyandang disabilitas di seluruh dunia berkompetisi menyelesaikan berbagai tantangan menggunakan teknologi inovasi buatannya.

Hal ini dimanfaatkan Karla Bionics yang didukung oleh Lembaga Penelitian Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rumah Amal Salman (RAS) untuk mengembangkan dan menguji teknologi terbarunya di dalam kompetisi internasional. Untuk menguji teknologi terbarunya, Karla Bionics juga turut serta membuktikan kekompakan dan ketangkasan “Pilot” atau pengguna lengan prostesis dari penyandang disabilitas di Indonesia. Sehingga manfaat dari teknologi bukan hanya pada produk akhirnya, melainkan pada prosesnya pun dapat menginspirasi para penyandang disabilitas agar kembali bangga dan kembali aktif di berbagai kegiatan positif atau dalam istilah yang kami coba suarakan adalah proud-active.

Melalui Cybathlon Challenges 2023 kali ini, Karla Bionics mencoba menguji teknologi yang dikembangkan untuk kebutuhan spesifik atau vokasional. Jika Raga Arm sebagai produk pionir dari Karla Bionics sebelumnya memenuhi kebutuhan estetika lengan serta fungsi sehari-hari, maka Mega Arm yang dikembangkan kali ini ditujukan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal. Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis.

Hal ini didasari dari temuan Karla Bionics yakni secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang mengalami kecelakaan kerja. Akibatnya, sulit bagi mereka untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal. Namun, pada dasarnya para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal, yang mana mereka dapat mengembangkannya sebagai mata pencaharian seperti membuka bengkel tambal ban ataupun membuat workshop mengelas.

Fenomena ini juga tercermin dari kisah pilot yang mewakili Karla Bionics kali ini yaitu Daffa Aldiansyah (17) yang merupakan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan mekanik asal Bekasi. Daffa sendiri merupakan penerima manfaat dari program Rangkul Difabel RAS yang menunjukan ketangkasannya saat menggunakan lengan prostesis Karla Bionics. Menyandang difabel tak lantas membuat Daffa mengurungkan cita-citanya untuk terus berkarya sebagai mekanik khususnya mekanik sepeda motor. Terbukti kini ia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Daffa juga saat ini masih bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, Jurusan Mesin."Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya ngerasa puas,” kata Daffa.

Pada disiplin Arm Prosthesis Race (ARM) yang diikuti kali ini, terdapat 2 jenis tantangan yang perlu diselesaikan untuk menguji kemampuan teknologi dan ketangkasan pilot, antara lain:

1. Bottles, ditujukan untuk merekonstruksi situasi berbelanja, pada tantangan ini peserta perlu memindahkan botol berisi total 3 liter air menggunakan peti untuk dipindahkan ke posisi meja yang telah disediakan

2. Clean Sweep, tujuannya untuk menguji kemampuan menggenggam dan memindahkan berbagai bentuk benda sehari-hari seperti kunci, kartu kredit, kelereng dan juga potongan balok mainan.

Karla Bionics mewakili Indonesia yang bersaing dengan Swedia, Perancis, Spanyol, China, dan Italia juga membuktikan meski dengan teknologi yang jauh lebih sederhana namun inovasinya dapat menghasilkan manfaat yang tak kalah unggul dengan teknologi canggih dari berbagai negara di dunia.

Dikatakan Kepala Tim Inovasi Produk Karla Bionics, Wildan Trusaji, dengan pendekatan yang sesuai dengan sosial dan ekonomi Indonesia, teknologi mereka secara fungsi setara dengan teknologi yang berkembang di negara Barat.

Cybathlon sendiri merupakan kompetisi berskala Internasional yang merupakan proyek nirlaba dari ETH Zurich diadakan setiap empat tahun sejak 2016 di Zurich, Swiss. Kompetisi ini ditujukan untuk menantang tim dari seluruh dunia untuk mengembangkan teknologi alat bantu kehidupan sehari-hari bagi penyandang difabel.

Proses persiapan tim Karla Bionics sendiri terbilang singkat yakni selama tiga bulan dari mulai pengembangan teknologi lengan hingga proses latihan. Hal ini bisa tercapai karena Tim Inovasi Produk Karla Bionics yang dipimpin oleh Wildan Trusaji yang juga merupakan salah satu staff pengajar di Institut Teknologi Bandung mengembangkan dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm.

Wildan menjelaskan, filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, dimana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting. “Terdapat tiga prinsip yang kami adopsi yakni posisi diam yang menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga,” ujarnya.

“Saya sengaja modif di bagian tangan kanan untuk lebih membantu karena mengangkat botol itu butuh tenaga dan tangan yang dominan digunakan Daffa untuk melakukan aktivitas seperti itu adalah tangan kanan, sementara untuk tangan kiri difokuskan hanya untuk memindahkan benda kecil seperti kelereng dan kartu,” tambah Wildan.

Kesempatan berkompetisi di Cybathlon Challenges ini juga sekaligus untuk menguji salah satu teknologi lengan prostesis ciptaan Karla Bionics dengan mekanisme Body Powered, yaitu "Mega Arm". Menurut Bisnis Development Karla Bionics Khoirun Mumpuni, mengusung prinsip tepat guna, Karla Bionics mengembangkan “Mega Arm” juga dengan harapan agar fungsinya bisa bermanfaat untuk para penyandang disabilitas yang memiliki keterampilan tertentu seperti keterampilan mekanikal yang dimiliki oleh Daffa dan kebanyakan penyandang disabilitas lainnya dari kalangan kerah biru.

“Para penyandang disabilitas terutama yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga akan kita upayakan untuk mendapat kemudahan memperoleh manfaat dari lengan prostesis Mega Arm ini, dimana kami akan mengusahakan bekerja sama dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan ataupun Program Badan Amil,” katanya. (mas)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories