telkomsel halo

Ekonomi digital tekan disparitas harga barang

11:15:41 | 03 Sep 2018
Ekonomi digital tekan disparitas harga barang
JAKARTA (IndoTelko) - Lembaga riset McKinsey dalam laporan bertajuk The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia's Economic Development menyatakan upaya pemerintah mendongkrak ekonomi digital di Indonesia berdampak meningkatkan efisiensi serta menekan disparitas harga barang di luar Jawa sebesar 15% hingga 25%.

Direktur McKinsey Indonesia Phillia Wibowo mengatakan dari kanal perdagangan online atau digital trading diperkirakan dapat menyumbang kontribusi ekspor sekitar US$ 26 miliar pada tahun 2022.

"Sektor ekonomi digital dapat menyerap sedikitnya empat juta tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Mencakup pekerja platform e-commerce, jasa logistik serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)," ujar Phillia seperti dikutip dari laman Kominfo (30/8).

Berdasarkan data yang dirilis McKinsey, transaksi eCommerce di Indonesia telah mencapai angka US$8 miliar sepanjang tahun 2017.

Perkiraan nilai transaksi yang terjadi melalui platform eCommerce formal mencapai US$40 miliar. Adapun nilai transaksi socio commerce atau yang biasa dilakukan melalui Instagram, Facebook, dan sebagainya dapat mencapai US$15 miliar-US$25 miliar.

Sementara itu, tingkat penetrasi eCommerce pada lima tahun mendatang diperkirakan dapat mencapai 17%-30% terhadap keseluruhan transaksi ritel. Angka itu melejit signifikan dibanding saat ini yang masih sebesar 5%.

"Dengan leapfrog yang terjadi pada online commerce, ada beberapa manfaat ekonomi yang dapat dirasakan Indonesia," kata Philia.

Dalam laporan itu, diproyeksi nilai pasar ecommerce di Indonesia mampu menyentuh US$55 miliar-US$65 miliar pada 2022.  

Proyeksi tersebut setara dengan pertumbuhan delapan kali lipat transaksi e-commerce di dalam negeri yang mencapai US$8 miliar sepanjang 2017.

Asumsi pertumbuhan itu didorong oleh beberapa faktor, yaitu terus tumbuhnya tingkat penetrasi pengguna smartphone, asumsi berlanjutnya penguatan fundamental daya beli masyarakat Indonesia, dan adopsi teknologi masyarakat yang relatif cepat.

Meski demikian, masih terdapat beberapa tantangan untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem eCommerce di Indonesia yaitu kurangnya akses logistik serta infrastruktur pembayaran non tunai.

McKinsey memperkirakan 1,6 miliar paket yang ditransaksikan lewat e-commerce dikirim per tahun pada 2022. Sedangkan Indonesia hanya mencetak 0,8% lulusan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) untuk setiap 1.000 anggota masyarakat. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding Tiongkok yang 3,4% dan India 2%. Tanpa ketersediaan pekerja terampil yang lebih banyak, pertumbuhan perdagangan online di Indonesia akan terhambat.

Menurut McKinsey, evolusi perdagangan online di Indonesia saat ini menyerupai Tiongkok pada 2010 lalu. Hal itu dikaji berdasarkan penetrasi electronic retailing (e-tailing) dan internet, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, pembelanjaan retail, dan urbanisasi.

Bila pertumbuhan perdagangan online di Tiongkok naik dari 3% di 2016 menjadi 16% saat ini, menurutnya sangat mungkin bagi pasar e-commerce Indonesia untuk bertumbuh dengan kecepatan yang sama atau lebih cepat. Sebab, masyarakat Indonesia sangat gemar menggunakan smartphone, termasuk media sosial.

Perekonomian Indonesia bakal diuntungkan dalam empat hal. Pertama, perdagangan online semakin mendorong konsumsi. Riset McKinsey menunjukan, sekitar 30% dari perdagangan online merupakan belanja tambahan atau di luar rutin, yang nilainya mencapai US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun di 2017.

Ia memperkirakan, porsi belanja tambahan ini bakal meningkat menjadi US$ 22 miliar atau Rp 308 triliun pada 2022. Hal ini karena perdagangan online diproyeksi bakal meluas ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Kedua, membuka akses ekspor bagi barang industri kreatif. Sektor perhiasan di Indonesia salah satu yang sudah menikmati hasilnya, dengan melibatkan distributor di luar negeri, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS). Philia memperkirakan, kanal perdagangan daring ini menyumbang ekspor US$ 26 miliar atau Rp 364 triliun pada 2022.

Ketiga, mendorong tenciptanya lapangan pekerjaan. Saat ini, perdagangan online menyokong empat juta pekerjaan di Indonesia. McKinsey memproyeksikan, jumlahnya bisa 26 juta pekerjaan pada 2022.

eCommerce turut mendorong tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Setidaknya, usaha yang dikelola perempuan bakal berkontribusi 35% terhadap total transaksi eCommerce di 2022. Terakhir, meningkatkan kesetaraan sosial.(id) 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year