telkomsel halo

Ini tuntutan generasi millenial terhadap para CEO

09:13:03 | 04 Aug 2017
Ini tuntutan generasi millenial terhadap para CEO
NEW YORK (IndoTelko) – Hampir separuh dari generasi Millenial (47%) yakin bahwa CEO memiliki tanggung jawab untuk angkat bicara tentang isu-isu sosial yang penting bagi masyarakat.

Angka ini jauh melampaui temuan di generasi Gen X dan Boomers (masing-masing sejumlah 28%). Lebih jauh lagi, 6 dari 10 generasi Millenial (56%) mengutarakan bahwa pemimpin-pemimpin bisnis di era ini memiliki tanggung jawab untuk angkat bicara dibandingkan di masa lalu.

Temuan ini terangkum dalam studi CEO Activism in 2017: High Noon in the C-Suite yang diterbitkan oleh firma komunikasi global Weber Shandwick bermitra dengan KRC Research.

Studi ini melanjutkan studi sebelumnya berjudul The Dawn of CEO Activism yang dipublikasikan pada tahun 2016 dan mengidentifikasi risiko dan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan ketika pemimpin mereka mengambil sikap terhadap isu sosial yang sensitif.

"Selama setahun terakhir, iklim di Amerika Serikat berubah drastis seiring dengan semakin eratnya hubungan antara bisnis dan kebijakan publik," kata CEO Weber Shandwick Andy Polansky dalam keterangannya, kemarin.

Dikatakannya, semakin banyaknya CEO yang angkat bicara sehubungan dengan keputusan pemerintah Amerika Serikat yang baru di bidang-bidang penting seperti perubahan iklim dan kebijakan perjalanan dari sejumlah negara ke Amerika Serikat menyulut reaksi keras dari publik lewat media sosial dan media konvensional.

“Mengkomunikasikan sudut pandang perusahaan dalam kondisi seperti ini menjadi semakin kompleks namun penting. Generasi masa depan akan sangat bergantung pada pengambilan sikap sebuah perusahaan terhadap sebuah isu saat memilih tempat bekerja atau membeli sebuah produk,” tambahnya.

Berdasarkan studi ini, aktivisme CEO secara positif mempengaruhi keputusan pembelian generasi Millenial. Generasi ini (51%) mengakui bahwa mereka akan lebih cenderung untuk membeli produk dari perusahaan dengan CEO yang sependapat dengan mereka dalam isu tertentu.

Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan hasil studi di tahun 2016 (46%). Fakta ini semakin relevan di era dimana perusahaan berlomba-lomba dalam akuisisi pelanggan. Sebaliknya, aktivisme CEO tidak terlalu mempengaruhi keputusan pembelian generasi Gen X dan Boomers.

Persaingan dalam memperoleh tenaga kerja sangat kompetitif dan sangat berpengaruh bagi performa perusahaan. Ketika memutuskan untuk angkat bicara terhadap topic tertentu, perlu diingat bahwa aktivisme CEO ini dapat memberi dampak dalam menarik talenta sekaligus mempertahankan tenaga kerja yang ada.

Lebih dari 4 dari 10 pekerja Millenial (44%) mengakui bahwa mereka akan lebih loyal terhadap perusahaan ketika CEO tempat mereka bekerja mengambil sikap terhadap isu sosial yang sedang hangat.

Meskipun risiko negatif tetap ada (19%)  mengaku bahwa mereka kurang bersimpati kepada CEO mereka jika beliau mengambil sikap publik - risiko ini dua kali lipat lebih kecil dibandingkan efek positif yang didapat.

"Millenials, melebihi generasi lainnya, berharap CEO tempat mereka bekerja memiliki pandangan dan nilai yang sama dengan mereka," sebut Global Corporate Practice Chair Weber Shandwick Micho Spring,  

Menurutnya, berbagai hal yang generasi Millenial dapat dari media sosial memperluas kemampuan mereka dalam mempengaruhi gerakan sosial hingga memberi dampak pada tempat kerja mereka beserta pimpinannya.

Bagi para Gen X dan Boomers, hal yang sama tidak ditemukan. Hanya 16% dari Gen X dan 18% dari Boomers yang akan lebih loyal jika CEO mereka aktif secara sosial, sementara 2 dari 10 dari generasi-generasi tersebut (18 dan 20%) akan menjadi kurang loyal.

Sebelum mengambil sikap dalam sebuah isu, sangat penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan pendapat demografi tersebut agar tercapai pemahaman komprehensif tentang apa saja yang dapat mengubah persepsi para pegawai.(pg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year