Antara destinasi wisata, internet, dan sosial media

10:06:00 | 11 Apr 2018
Antara destinasi wisata, internet, dan sosial media
Destinasi wisata Instagramable(dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Destinasi wisata digital yang dicanangkan kementerian pariwisata yang dikomandani Arief Yahya menjadi salah satu cara untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 17 juta dan 275 juta wisatawan nusantara (wisnus) di tahun 2018.

Tak tanggung-tanggung, usai 7 destinasi percontohan digulirkan lewat tangan-tangan dingin Generasi Pesona Indonesia (GenPI), Arief Yahya bahkan sudah menargetkan akan kembali melahirkan 100 destinasi digital di tahun ini.

Keberadaan 7 destinasi digital percontohan antara lain Pasar Karetan Semarang, Pasar Pancingan Lombok, Pasar Mangrove Batam, Pasar Siti Nurbaya Padang, Pasar Baba Boentjit Palembang, Pasar Tahura Lampung dan Pasar Kaki Langit Jogja tentu saja butuh dukungan dari berbagai unsur pendukung.  Selain infrastruktur jalan dan transportasi, dipastikan jaringan telekomunikasi dan khususnya akses data harus moncer.

Mengapa akses data?  Destinasi yang instagramable so pasti membutuhkan akses data yang baik.  Sehabis wisatawan berfoto dan menikmati keindahan alam di sana, lalu akan “ditebar” ke sosial media dan mungkin lebih lanjut di share oleh teman dan atau pengunjung postingan kita tersebut.  “Saya yakin keindahan objek wisata yang dibagikan di media sosial akan viral dan mendatangkan wisatawan yang juga netizen,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya beberapa waktu lalu.

Spot-spot untuk berselfie, titik-titik instagramable akan sia-sia keberadaan nya bila kawasan tersebut blank spot sinyal dari operator. Dan ini masih banyak terjadi bahkan di destinasi andalan Indonesia.

Dari beberapa uji jaringan yang IndoTelko Group lakukan secara berkesinambungan setiap tahunnya, masih banyak destinasi wisata yang sinyal operatornya megap-megap.  Jangankan untuk berselancar ke dunia maya, untuk kirim SMS pun tak mampu lantaran sinyal sama sekali tak ada.

Kondisi ini makin parah lantaran seluruh operator penyedia jaringan sama sekali tidak menebar sinyal nya di kawasan tersebut.  Ambil contoh titik nol KM di Pulau We, kota Sabang.  Tiga tahun lalu kala kami melakukan uji coba jaringan di sana, tak satu pun operator menampakkan kehadirannya.  (Baca juga : Kondisi jaringan di Sabang 2015).

Sementara menurut masyarakat sekitar, Telkomsel sudah memberikan layanan nya di Pulau paling utara kawasan Sumatera ini.  Namun di beberapa titik tertentu, khususnya area Monumen Nol KM, Telkomsel kala itu tak nampak sinyalnya.  Sedikit bergeser, sinyal baru terlihat, namun kerap kembali hilang.

Tak ada aktifitas pengunjung yang mengoperasikan ponselnya kecuali untuk berfoto lalu selesai.  Tak ada kegiatan untuk “pamer” keindahan pulau We ini di sosmednya.

Masih di destinasi Nol KM, tahun lalu kami mengulangi kunjungan ke kawasan ini.   Telkomsel dan Smartfren mendominasi area tersebut dengan sinyal-sinyalnya.  Dan XL pun tak mau kalah. Operator ini secara resmi juga sudah menancapkan jaringannya di sana.

XL bersama Telkomsel dan Smartfren hadir dan mencoba memberikan layanan terbaik.  Hasilnya cukup signifikan.  Jaringan Telkomsel dan Smartfren tergolong bisa diandalkan dan baik, meski tidak begitu stabil (Baca juga : Sinyal operator di Sabang Nol KM 2017).

Imbasnya, sudah terlihat para wisatawan yang datang ke kawasan ini bisa berlama-lama menatap layar ponselnya usai ber-swa foto atau bervideo untuk berbagi keindahan alam destinasi ini lewat jejaring sosial. 

100 destinasi digital

Pergeseran kebiasaan masyarakat khususnya wisatawan ini, dan rencana kementerian pariwisata membangun 100 destinasi digital harus dan wajib mendapat dukungan penuh dari operator penyedia layanan seluler selain infrastruktur jalan dan akomodasi penginapan.

Destinasi wisata yang instagramable akan terwujud apabila ketiga unsur ini  bersatu.  Destinasi wisata (lokasi), infrastruktur transportasi (jalan yang baik), dan jalur koneksi ke dunia maya (akses internet).  Dan IndoTelko.com dan IndiTOURIST.com di bawah bendera Media Andalas Sejahtera akan terus konsen mengikuti perkembangan ini lewat kunjungan-kunjungan ke destinasi wisata sekaligus melakukan pengecekan dan pengujian jaringan khususnya akses data. 

Tujuannya, agar destinasi wisata yang instagramable hadir benar-benar sempurna.  Ada destinasi dan spot foto, ada internet dan akses data, lalu ada sosial media.  Maju terus pariwisata Indonesia, Pesona Indonesia, wonderful Indonesia lewat destinasi digital.  (sg) 

Baca Juga: