Taktik Telkomtelstra garap pasar Digital Workplace

13:22:31 | 09 May 2018
Taktik Telkomtelstra garap pasar Digital Workplace
Chief Financial Officer Telkomtelstra Ernest Hutagalung dalam diskusi ‘Future Workplace in Digital Era’ yang merupakan seri kedua dari Telkomtelstra Digital Transformation (DITA) Journey 2018.(ist)
JAKARTA (IndoTelko) – Perkembangan pesat teknologi digital telah mengubah landskap bisnis secara dinamis. Hingga tempat kerja pun tidak luput dari perubahan teknologi digital. Terlebih lagi, tenaga kerja milenial yang pada 2020 akan mendominasi angkatan kerja lebih mengutamakan tempat kerja digital (digital workplace) untuk mendukung produktivitasnya.

Dengan pergeseran perilaku kerja para millenial yang lebih dinamis saat ini, dalam kenyataannya masih banyak perusahaan yang belum mengambil langkah lanjut meskipun sadar akan kebutuhan untuk menyediakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel.

Penyediaan sistem dan akses teknologi yang mumpuni untuk mendukung kolaborasi dan mobilitas dari digital workplace menjadi suatu tantangan utama.  

Chief Financial Officer Telkomtelstra Ernest Hutagalung menjelaskan organisasi dan budaya kerja akan bergeser serta digital workplace tidak dapat dihindari. Secara umum, digital workplace dapat membuat strategi bisnis lebih efektif serta membuat keterlibatan karyawan melalui lingkungan komputasi yang lebih mirip konsumen.

“Perusahaan saat ini, terutama jajaran manajemen, harus siap mengatasi setiap hal yang dapat menghambat kolaborasi digital. Dengan demikian, digital workplace dapat menghadirkan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai dinamika bisnis untuk memenangi kompetisi. Kemampuan beradaptasi ini dapat berupa kecepatan dan kelincahan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, serta berkoordinasi dari masing-masing tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan,” kata Ernest dalam diskusi ‘Future Workplace in Digital Era’ yang merupakan seri kedua dari Telkomtelstra Digital Transformation (DITA) Journey 2018, Selasa (8/5).

Berdasarkan sejumlah survei yang dilakukan IDC, digital workplace dapat mendorong peningkatan produktivitas baik perusahaan maupun tenaga kerja sekitar 10%-20%. Hal ini tercermin dari kecepatan, kelincahan, efisiensi waktu, data akurasi, dan simplifikasi prosedur yang dapat dioptimalkan dalam digital workplace.

Data IDC memprediksikan bahwa lebih dari 50% pekerja di Asia Pacific, termasuk di Indonesia akan diisi oleh kaum milenials, yang sering dikaitkan sebagai digital-native pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, IDC melihat ke depannya mobile-first dan cloud-enabled environment akan menjadi penggerak dari lingkungan di masa depan.

Head of Consulting Department IDC Indonesia Mevira Munindra menjelaskan bahwa teknologi cloud sebagai salah satu fondasi yang dapat mendukung implementasi digital workplace. Berdasarkan riset dari IDC, aplikasi kolaborasi dan produktivitas bisnis merupakan penggunaan yang paling dominan saat ini dalam implementasi cloud.

“Hampir 40% beban kerja untuk kolaborasi dan integrasi bisnis sudah mulai dilaksanakan dengan cloud,“ kata Mevira.

Perusahaan Indonesia yang telah beralih ke solusi cloud sebagian besar melakukannya untuk meminimalisasi biaya operasional perusahaan dan mendapatkan keleluasaan dalam mengadopsi teknologi terbaru untuk optimalisasi bisnis tanpa harus mengeluarkan investasi besar untuk membeli perangkat keras baru.

Aplikasi dari cloud sendiri memungkinkan perusahaan untuk melakukan kolaborasi dengan mudah di mana saja dan kapan saja secara real time.

Menurut Ernest, melalui aplikasi cloud seperti office 365 yang disediakan oleh Telkomtelstra,  perusahaan tidak lagi harus menyediakan hardware dengan biaya besar untuk tercapainya lingkungan kerja yang sangat membutuhkan fleksibilitas.

“Telkomtelstra menghadirkan Office 365 sebagai bagian dari Software-as-a-Service solusi cloud yang dapat memberikan kebebasan bagi pegawai untuk bekerja secara fleksibel dari semua perangkat tanpa mengurangi produktivitas. Office 365 memungkinkan pegawai untuk bekerja di mana saja dan kapan saja dengan fitur pendukung untuk berkolaborasi secara online baik dari telepon, video call, sharing file, mengedit file secara bersama dalam satu dokumen dan lainnya,“ ujar Ernest.(ad)

Artikel Terkait