2017, Bisnis Telkom di pasar enterprise tumbuh 21%

11:46:00 | 19 Mar 2018
2017, Bisnis Telkom di pasar enterprise tumbuh 21%
Alex J Sinaga.(dok)
JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berhasil mempertahankan dominasinya untuk penyediaan solusi telekomunikasi dan informasi di pasar enterprise selama 2017.

Pasar enterprise yang dibidik Telkom adalah perusahaan (enterprise/korporasi), instansi-instansi pemerintahan, dan UKM di Indonesia "Segmen bisnis Enterprise mencatatkan pendapatan sebesar Rp 19,1 triliun di tahun 2017, tumbuh sebesar 21,0% dibanding tahun 2016 sebesar Rp15,78 triliun," ungkap Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga, kemarin.

Dijelaskannya, di pasar korporasi, Telkom fokus pada solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan berbagai smart enabler platforms. "Ada tren perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai fokus kepada bisnis intinya dan meng-outsource solusi TIK ke pihak ketiga. Ini peluang bagi pemain seperti Telkom," katanya.

Diprediksinya, pasar TIK untuk segmen korporasi di Indonesia tumbuh 13% setiap tahunnya."Ini adalah peluang yang besar untuk menumbuhkan bisnis dari Telkom. Perusahaan-perusahaan sekarang membutuhkan solusi TIK yang terintegrasi tak hanya konektifitas. Telkom tetap menjaga posisinya sebagai pemimpin pasar di segmen ini," tutupnya.

Dalam Info Memo yang dikeluarkan Telkom untuk 2017, dinyatakan operator Halo-halo ini melayani 1.450 perusahaan sepanjang 2017 berasal dari industri consumer goods, asuransi, pharmaceutical, dan banking yang berkontribusi sekitar 58% bagi total pendapatan di segmen enterprise.

Sementara dari pemerintahan, Telkom menyediakan solusi TIK bagi 940 institusi pemerintahan.   Seperti diketahui, belanja TIK institusi pemerintah ada sekitar Rp 15 triliun setiap tahunnya. Segmen institusi pemerintah ini bisa berkontribusi sekitar 23% bagi pendapatan di segmen Enterprise milik Telkom.

Terakhir, untuk pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sudah 300 ribu pelaku UKM yang menggunakan berbagai solusi TIK milik Telkom. Di database milik Telkom ada sekitar 3,7 juta UKM yang masih potensial menjadi full digital. (Baca: Kinerja Telkom 2017)

Analis dari miraeasset sekuritas Giovanni Dustin menyatakan walau ada resiko kompetisi yang meningkat di sektor telekomunikasi, saham Telkom tetap menjadi top pick, karena lanskap persaingan akan menguntungkan perseroan sebagai incumbent di semester kedua 2018.

CEO Teman Trader, startup di bidang saham, Lukman Elhakiem Syamlan mengungkapkan saat ini pasar saham tengah mengalami koreksi sehingga berdampak ke emiten seperti Telkom. "Market saat ini masih downtrend, ada pengaruh dari luar negeri. Saham Telkom hanya terkenda dampak sementara dari kondisi pasar ini," ulasnya, (19/3).

Data dari bursa saham efek Indonesia (BEI) jelang tutup perdagangan sesi pertama Senin (19/3) menunjukkan saham Telkom mengalami kenaikan dari penutupan pada Jumat (19/3) sore. Saham Telokm di (16/3) ditutup di Rp3,820 per lembar. pada Senin (19/3), di sesi perdagangan pertama saham Telkom berada di Rp3,860 per lembar.(id)

Artikel Terkait