Mastel dorong inovasi TIK menuju komersialisasi

Sarwoto Atmosutarno

JAKARTA (IndoTelko) - Masyarakat Telematika (Mastel) mendorong inovasi menuju komersialisasi barang dan jasa digital oleh anak bangsa harus didorong, dimudahkan dan didukung dalam rangka kemandirian digital.

Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Sarwoto Atmosutarno memastikan bahwa Mastel berkomitmen untuk berkontribusi terbentuknya kemandirian, kedaulatan, dan keberlanjutan dari ekosistem serta industri telematika di Indonesia.

Mastel sebagai lembaga Penunjang Riset, berkepentingan dan sangat prihatin dengan impor barang dan jasa digital jauh lebih tinggi dari ekspornya.

Data tahun 2020, impor barang dan jasa digital berkisar US$ 12 miliar, berupa telepon gengam, jaringan, chip, storage dan lainnya. Sedangkan ekspornya dari Indonesia bernilai kurang dari US$ 1 miliar.

“Inovasi menuju komersialisasi barang dan jasa digital oleh anak bangsa harus didorong, dimudahkan dan didukung dalam rangka kemandirian digital,”, ungkapnya dalam Webinar yang diselenggarkan Forum Alinea Organisasi Riset dan Inovasi Kemajuan Iptek, Selasa (3/8).

Webinar yang menghadirkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Marlinda Irwanti, Bambang Brodjonegoro mantan Menristek/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), dan Hammam Riza Kepala BPPT.

Mastel sepakat dengan reformasi eksistensi kelembagaan IPTEK, riset dan inovasi di bawah koordinasi, sinergi, dan pengarahan BRIN. Reformasi ini penting karena sumber daya manusia riset dan inovasi yang menyebar di banyak kementerian dan lembaga, anggaran riset yang terbatas, serta untuk menjawab budaya riset yang lebih luwes terhadap birokrasi.

"Sehingga tercapainya sinergi dan koordinasi di bawah BRIN sanggup meningkatkan efisiensi dan efektivitas riset untuk pembangunan nasional. Tentu saja sinergi dan koordinasi tidak harus membuat peleburan antar lembaga riset dan inovasi. Terlebih transformasi digital menjadi andalan utama kita keluar dari keterpurukan ekonomi karena pandemi Covid-19”. Sarwoto berharap pula hasil inovasi yang menunjang substitusi impor harus dimudahkan dan difasilitasi serta diangkat menjadi kinerja BRIN," katanya.(ak)