telkomsel halo

Opensignal ungkap dampak proyek Palapa Ring

04:41:18 | 30 Nov 2020
Opensignal ungkap dampak proyek Palapa Ring
Pengerjaan Proyek Palapa Ring
JAKARTA (IndoTelko) - Tahun lalu, Indonesia menyelesaikan tahap final proyek Palapa Ring.

Proyek ini bertujuan menjembatani kesenjangan geografis dalam layanan digital dan menyediakan internet berkecepatan tinggi di seluruh negeri dengan mengutamakan beberapa daerah terpencil, khususnya di wilayah timur.

Metodenya adalah membangun infrastruktur nasional baru sebagai tulang punggung sistem telekomunikasi Indonesia dengan menghubungkan tujuh pulau di nusantara: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua melalui kemitraan pemerintah-swasta.

Untuk memahami efek investasi penting negara dalam infrastruktur jaringan, Opensignal melakukan investigasi pada pengalaman jaringan seluler pengguna kami di 12 daerah di Indonesia yang mencakup tujuh pulau tersebut.

Hasilnya, peningkatan dalam pengalaman jaringan selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa, di antara faktor penting lainnya, operator di Indonesia telah memanfaatkan proyek lainnya milik Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupa penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi (transponder) berbasis High Throughput Satellite (HTS) untuk menghadirkan konektivitas seluler di luar Jawa dan mengatasi kesenjangan pengalaman jaringan seluler di seluruh negeri.

Dalam laporannya, Opensignal mengungkapkan pengguna di 12 wilayah merasakan peningkatan luar biasa selama dua tahun terakhir, antara kuartal ketiga 2018 dan 2020 untuk Pengalaman Kecepatan Pengunduhan seluler, Pengalaman Video, dan Ketersediaan 4G.

Kesenjangan dalam pengalaman jaringan seluler antara Jawa — pusat politik, populasi, ekonomi Indonesia — dan wilayah terpencil lainnya telah menurun secara signifikan. Faktanya, di beberapa kasus, wilayah terpencil bahkan memiliki pengalaman yang lebih baik dari sejumlah wilayah di Jawa.

Sebagian besar pengguna ponsel pintar di Indonesia kini terhubung ke layanan 4G minimal 9 dari 10 kali

Pengguna di Indonesia merasakan pertumbuhan signifikan dalam Ketersediaan 4G — proporsi waktu yang dihabiskan oleh pengguna 4G kami untuk terhubung ke layanan 4G — di seluruh daerah.

Pada kuartal ketiga 2018, hampir seluruh area mencatat Ketersediaan 4G sebesar 80%. Tapi, dua tahun kemudian, hampir semua daerah telah mengalami pencapaian atau peningkatan secara signifikan dengan perolehan Ketersediaan 4G nyaris 90%.

Pengguna di daerah Sulawesi merasakan peningkatan Ketersediaan 4G tertinggi — meningkat 15,4% poin — berbeda tipis dengan pengguna di Sumatera, Maluku, dan Papua Barat yang melaporkan peningkatan sebesar 15 hingga 14 persen poin. Di saat yang sama, daerah lain di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Kalimantan melaporkan peningkatan sekitar 12 persen untuk skor Ketersediaan 4G.

Pengguna di daerah yang lebih padat seperti Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jakarta Raya, merasakan peningkatan maksimal 10 persen poin. Jakarta Raya menunjukkan peningkatan terkecil, yakni 8 persen, mengingat cakupan peningkatan yang terbatas dengan Ketersediaan 4G yang sudah tinggi.

Kendati demikian, pengguna di Jakarta Raya kini menikmati Ketersediaan 4G tertinggi, yakni 94,1%, diikuti Banten dan Jawa Barat dengan skor sedikit di atas 93%. Skor Ketersediaan 4G pengguna di
hampir seluruh daerah lainnya berkisar antar 91%-90%. Sementara itu, Maluku berada kurang dari satu poin di bawahnya dan Papua Barat serta Kalimantan terpaut jauh dengan skor 88,8% dan 87,1%.

Selama dua tahun terakhir, pengguna di wilayah terpencil di Papua Barat melihat peningkatan luar biasa dalam Pengalaman Kecepatan Pengunduhan, yakni 87%, diikuti dengan wilayah lain di daerah ibu kota Jakarta Raya dan Kalimantan yang rata-rata merasakan kecepatan pengunduhan 78% lebih cepat. Di Banten, pengguna merasakan peningkatan kecepatan hingga 74%.

Hal yang sama juga terjadi di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara. Pengguna di wilayah tersebut juga merasakan peningkatan hebat, tetapi dengan persentase lebih rendah, yakni antara 58% hingga 50%. Sementara itu, pengguna kami lainnya yang mendapati sedikit peningkatan — di bawah 50% — berada di Jawa Tengah (48%) dan Sulawesi (44%), dan Maluku menjadi daerah yang menunjukkan peningkatan terkecil, yakni 26%.

Dengan adanya peningkatan ini, Jakarta Raya berada di posisi teratas untuk Pengalaman Kecepatan Pengunduhan sebesar 13,6 Mbps, berbeda tipis dengan daerah terpencil di bagian timur Papua Barat (13,1 Mbps), Nusa Tenggara (12,8 Mbps), dan Maluku (12,6 Mbps). Banten menduduki peringkat 1 dari 5 teratas dengan kecepatan pengunduhan rata-rata 12 Mbps, sementara daerah di bagian barat dan tengah lainnya tertinggal dengan kecepatan rata-rata antara 11,8 Mbps (Jawa Timur) dan 10,2 Mbps (Jawa Barat). Jawa Tengah adalah satu-satunya daerah dengan pengguna yang melaporkan kecepatan pengunduhan di bawah 10 Mbps.

Dalam hal Pengalaman Video, pengguna kami di wilayah Papua Barat menunjukkan persentase peningkatan terbesar — meningkat 36% — disusul pengguna di Banten, Jawa Barat, Kalimantan, dan Maluku yang merasakan peningkatan masing-masing sebesar 30% hingga 28% dalam kategori ini.

Sementara itu, pengguna di wilayah lainnya melaporkan peningkatan 25% hingga 18% untuk skor Pengalaman Video mereka.

Dengan tingkat kemajuan ini, peringkat Pengalaman Video untuk pengguna di setiap daerah telah meningkat dari Cukup (40-55) hingga Baik (55-65) dengan skala 100 poin, kecuali pengguna di Jawa Tengah yang melaporkan skor 52,6 poin dan tetap pada kategori Cukup.

Ini berarti bahwa pengguna di mayoritas wilayah menikmati pengalaman yang baik saat streaming video seluler dengan resolusi rendah. Tapi, masih ada banyak hal perlu ditingkatkan. Contohnya, pengalaman pengguna kami di Jawa Tengah umumnya menunjukkan gangguan karena waktu pemuatan yang melambat dan jeda berkepanjangan, khususnya pada resolusi tinggi.  

Jakarta Raya memimpin analisis Pengalaman Video dengan skor 63,6 poin. Nusa Tenggara, Papua Barat, Banten, dan Maluku secara statistik bersama-sama di peringkat ke-2 dengan kisaran skor 60,2 hingga 61.5 poin. Wilayah lainnya, termasuk Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah) terpaut jauh di belakang wilayah terpencil lain dengan skor di bawah 60 poin.

Dari tiga penilaian pengalaman seluler yang kami analisis dalam insight ini, pengguna di wilayah ibu kota Jakarta Raya melaporkan pengalaman terbaik, unggul tipis dari pengguna di wilayah terpencil — seperti Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara — sementara wilayah Jawa tertinggal jauh, khususnya dalam hal Pengalaman Kecepatan Pengunduhan dan Pengalaman Video.

Peningkatan pengalaman jaringan pengguna dalam dua tahun terakhir yang ditemukan Opensignal menunjukkan bahwa operator di Indonesia telah memanfaatkan proyek Satelit BAKTI untuk menghadirkan akses konektivitas seluler di luar Jawa dan mengatasi kesenjangan pengalaman jaringan seluler di seluruh negeri.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year