telkomsel halo

29% organisasi di Asia Tenggara ingin adopsi aplikasi visual

03:03:06 | 29 Nov 2020
29% organisasi di Asia Tenggara ingin adopsi aplikasi visual
JAKARTA (IndoTelko) – OutSystems mengumumkan hasil studi InfoBrief yang dilakukan oleh firma riset dan penasehat pasar IDC.

Survei berjudul Survei Perangkat Lunak Asia/Pacific 2020: DevOps, DevSecOps dan Masa Depan Inovasi Digital, yang disponsori oleh OutSystems ini, menggali wawasan mengenai bagaimana organisasi di Asia-Pasifik dapat memanfaatkan pabrik inovasi digital untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan bisnis masa kini.

Menurut hasil yang didapatkan, 39% pemimpin IT di Asia-Pasifik bergantung pada peralatan pengembangan aplikasi yang dipandu secara visual.

Tiga alasan utama penggunaan ini adalah: karena mereka percaya bahwa peralatan pengembangan yang dipandu secara visual adalah masa depan, karena mempermudah pengalaman bagi pengembang aplikasi, dan karena lebih intuitif. Lebih dari setengah pengambil keputusan di Asia-Pasifik merasa yakin bahwa organisasi mereka akan bergantung pada platform low-code untuk mengerjakan lebih dari seperempat proyek yang mereka miliki, dan peralatan pengembangan low-code akan mencapai puncak penggunaannya di tahun 2021.

“Dengan pertumbuhan Asia-Pasifik yang demikian cepat, wilayah ini akan menjadi pusat data yang sangat penting di tahun 2024. Langkah berikutnya bagi perusahaan di wilayah ini adalah memanfaatkan keuntungan yang diberikan peralatan pengembangan visual untuk membangun aplikasi cloud-native. OutSystems merasa beruntung bisa mendukung kebutuhan pelaku bisnis akan teknologi low-code serta cloud untuk mewujudkan potensi penuh wilayah ini sebagai pusat data yang penting di masa yang akan datang,” kata Vice President, Asia Pacific, OutSystems Mark Weaser.  

Seiring dengan bertumbuhnya Asia Tenggara menjadi pusat data yang penting di masa depan, sebagian organisasi masih mengalami kesulitan untuk mengadopsi proses dan praktik agile serta DevOps dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak mereka. Untuk negara yang sudah selangkah lebih maju seperti Singapura dan Indonesia, penekanannya adalah pada cara-cara memaksimalkan tim DevOps dan mengamankan prosesnya. Maka dari itu, integrasi dan pengelolaan open source menjadi prioritas tertinggi bagi organisasi di wilayah ini.

Tantangan Utama
Saat ini, 29% organisasi di Asia Tenggara berencana untuk menggunakan peralatan pengembangan aplikasi visual dalam kurun waktu 18 bulan mendatang. Hal yang menarik adalah, tantangan yang dihadapi Asia Tenggara sama sekali berbeda dibandingkan tantangan negara lainnya di Asia Pasifik. Keamanan dan integrasi pengembangan adalah yang teratas, dianggap sebagai tantangan yang paling tangguh untuk dihadapi oleh 58 persen organisasi, diikuti dengan pembentukan tim dengan berbagai disiplin ilmu, dan meyakinkan jajaran pimpinan perusahaan akan pentingnya DevOps, masing-masing mendapat suara 48 dan 47 persen.

“Setelah berbicara dengan berbagai pengembang di Asia Tenggara, OutSystems sadar akan munculnya kebutuhan akan integrasi keamanan, terutama dengan semakin meningkatnya skala dan jenis pencurian data akhir-akhir ini,” ungkap Weaser.

OutSystems menyediakan berbagai fungsi keamanan yang meliputi keamanan aplikasi, infrastruktur Virtual Private Cloud (VPC) dan tim penanganan insiden yang selalu siap (always-on). "Walaupun OutSystems ingin mempercepat proses pengembangan aplikasi, kami juga percaya bahwa cepat juga harus aman. Kami memberikan lingkungan runtime yang aman dan peralatan yang dibutuhkan oleh klien untuk memastikan bahwa pengembangan aplikasi mereka aman,”katanya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year