telkomsel halo

Pandemi mengubah pola pertemanan

09:22:07 | 29 Okt 2020
Pandemi mengubah pola pertemanan
JAKARTA (IndoTelko) - Snap Inc merilis studi global kedua tentang Friendship dengan mewawancarai 30.000 orang di 16 negara, untuk mengetahui bagaimana pandemi COVID-19 dan masalah global yang terjadi telah memengaruhi pertemanan. Tujuh belas pakar pertemanan dari seluruh dunia berkontribusi pada laporan ini.

“Saat para sahabat di seluruh dunia menavigasi adaptasi kebiasaan baru dalam pembatasan sosial, Friendship Report tahun ini menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19 ini komunikasi visual menjadi lebih penting dari sebelumnya. Berbincang menggunakan foto dan video, ditambah dengan kreatifitas menggunakan Lens dari augmented reality (AR), Filters, dan avatar Bitmoji personal, membantu Snapchatter mengekspresikan diri mereka sendiri dan berinteraksi secara visual. Berbagai hal tersebut menjadi penghubung penting ketika kita tidak bisa bertatap muka dan di masa sulit ini Snapchatters merasa lebih dekat dengan sahabat mereka, sementara non-Snapchatters merasa lebih jauh,” kata Direktur Pengembangan Pasar untuk Asia Tenggara di Snap Anubhav Nayyar.

The Friendship Report memberikan penjelasan tentang bagaimana COVID dan peristiwa besar lainnya dalam hidup yang mempengaruhi pertemanan, termasuk:
● COVID menyebabkan beberapa teman menjadi lebih dekat, tetapi juga membuat beberapa dari kita merasa kesepian.
● Teman adalah baris pertahanan pertama kita dalam melawan kesepian, dan biasanya kita berteman baik saat masa kanak-kanak; rata-rata kita telah mengenal teman terdekat kita setidaknya selama setengah dari hidup kita.
● Sebagian besar dari kita telah kehilangan kontak dengan seorang teman dekat sejak masa kanak- kanak, dengan mayoritas ingin kembali terhubung dengan teman dekat itu.
● Meskipun sebagian besar dari kita tetap terhubung dengan lebih baik melalui saluran komunikasi digital, kita masih perlu mengembangkan kemampuan dalam pertemanan untuk membantu kita belajar bagaimana menjaga pertemanan dari jarak jauh dan kembali terhubung jika kita kehilangan kontak .
● Para ahli dari seluruh dunia telah memberikan saran dan tips tentang cara melakukan ini, Snap juga telah menciptakan Friendship Time Capsule untuk membantu Snapchatters merayakan persahabatan mereka.
Dampak COVID–19.

Enam bulan setelah sebagian besar dunia memberlakukan pembatasan jarak, masyarakat harus menemukan cara baru untuk tetap terhubung dengan teman, dan efek jangka panjangnya baru mulai terlihat. “Ini adalah eksperimen psikologis terbesar yang pernah dilakukan, dan kita belum tahu bagaimana hasilnya.” Lydia Denworth, jurnalis dan penulis.

Tiga perempat sahabat di Indonesia mengatakan bahwa mereka lebih sering menggunakan saluran online untuk berkomunikasi daripada sebelum COVID-19 (72%) dan banyak percakapan yang menjadi lebih dalam (49%), tidak hanya berfokus pada topik di tingkat permukaan. Tampaknya, komunikasi digital adalah kunci untuk tetap terhubung saat kita berpisah, dengan sebagian besar (78%) mengatakan bahwa komunikasi digital telah membantu teman mempertahankan hubungan mereka, berapapun usia mereka.

Meskipun lebih mudah untuk menjangkau teman-teman, COVID-19 membawa kesepian bagi sebagian orang Indonesia, melihat adanya peningkatan pada angkanya hingga hampir dua kali lipat (42%) - 18% lebih tinggi daripada sebelum COVID-19.

Hampir separuh dari orang Indonesia (51%) mengatakan bahwa tidak dapat bertemu teman membuat mereka merasa lebih kesepian, dan kebanyakan dari mereka terhubung dengan teman secara online (72%). Faktanya, sepertiga orang (29%) merasa bahwa jarak fisik telah melemahkan hubungan mereka dengan teman.

Secara keseluruhan, hampir setengah dari responden mengatakan bahwa COVID-19 tidak memengaruhi persahabatan mereka (57%). Namun, mereka mengatakan bahwa mereka tidak merasa dekat dengan teman-temannya (72%). Hampir setengah dari mereka yang disurvei setuju dengan pernyataan bahwa mereka merasa lebih jauh dari teman karena mereka tidak bisa menghabiskan waktu secara langsung (51%).

Sisi baiknya adalah, pandemi menyebabkan begitu banyak isolasi yang membuat orang benar-benar ingin menjangkau dan menghubungi orang-orang yang mereka sayangi.

Lebih dari setengah responden Indonesia (53%) mengatakan bahwa pertemanan mereka lebih penting bagi mereka sekarang dan hampir setengah dari mereka sengaja menjangkau teman yang sudah lama tidak diajak bicara (48%).

Tahun lalu, Friendship Report oleh Snap menemukan bahwa pertemanan, terutama sejak masa kanak- kanak, berdampak besar pada kebahagiaan dan kesejahteraan. Jadi, sangat mengejutkan melihat tahun ini bahwa 79% orang Indonesia telah kehilangan kontak dengan seorang teman dekat, tetapi sangat menggembirakan bahwa 56% mengatakan mereka ingin membangun kembali hubungan mereka.

Kita umumnya akan menanggapi secara positif apabila salah satu teman terbaik kita berusaha menjalin kembali tali pertemanan, dengan emosi yang paling menonjol adalah senang (48%), tersentuh (21%), dan penuh harapan (21%), sedangkan minoritas akan merasa bersalah (5%), atau curiga (3%).

Bagaimana kita menemukan jalan untuk kembali ke teman dekat? Lebih dari dua pertiga orang (77%) lebih suka terhubung kembali secara digital, dan hanya sedikit orang yang tidak tahu cara terhubung kembali menggunakan komunikasi digital (17%). Hal nomor satu yang ingin dikirim orang kepada teman-teman mereka adalah foto mereka bersama (47%), dengan nomor dua adalah foto yang mengingatkan mereka pada kenangan bersama (53%). Humor juga ada di peringkat ketiga - bahwa mengirim meme atau GIF lucu adalah cara terbaik untuk terhubung kembali (40%).

Lebih dari setengah (53%) menginginkan media yang dapat digunakan untuk membantu berkomunikasi, terutama dalam situasi sulit seperti terhubung kembali.

Komunikasi digital membantu responden untuk tetap berhubungan dengan teman yang jauh dari mereka (84%) dan membantu teman untuk saling mendukung satu sama lain (79%). Sebagian besar responden juga mengatakan bahwa komunikasi digital lebih menyenangkan (73%) dan membuat bersosialisasi lebih kreatif (72%). Mereka cenderung menambahkan filter, animasi, dan lainnya ke foto dan video yang mereka bagikan dengan teman (58%). Secara keseluruhan, hampir 70% responden mengatakan bahwa komunikasi online tidak membuat stres.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year