telkomsel halo

Survei UOB ungkap tuntutan pekerja di masa pandemi

10:07:12 | 21 Okt 2020
Survei UOB ungkap tuntutan pekerja di masa pandemi
JAKARTA (IndoTelko) - Survei UOB menunjukkan bahwa pengaturan kerja fleksibel penting dalam mencapai keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi sebagai bagian dari norma bekerja yang baru

Hampir tiga perempat kolega di Singapura berharap dapat menikmati keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang lebih baik karena bekerja dari rumah kian menjadi opsi bekerja permanen.

Hampir tiga perempat kolega di Singapura berharap keseimbangan pekerjaan dan kehidupan akan menjadi lebih baik karena opsi bekerja dari rumah kian menjadi hal yang permanen (73 persen). Tujuh puluh persen dari responden tersebut menyatakan produktivitas mereka akan lebih baik karena mereka memiliki kebebasan yang lebih besar dalam mengatur jam kerja.

Pandangan optimis dari para kolega di Singapura ini muncul di tengah sentimen yang negatif mengenai dampak COVID-19 terhadap stabilitas pekerjaan. Kajian the UOB ASEAN Consumer Sentiment Study menemukan bahwa hampir 9 dari 10 pegawai di Singapura (89%) merasa bahwa jam kerja mereka perlu ditambah agar tidak kehilangan pekerjaan. Tren yang serupa juga ditemukan di negara-negara ASEAN lain yang disurvei seperti Indonesia (92 persen), Malaysia (90 persen), Thailand (87 persen) dan Vietnam (90 persen).

Dibandingkan dengan kolega di negara-negara lain di ASEAN , kolega di Singapura juga memiliki kekhawatiran yang terbesar (88 persen) bahwa perusahaan tempat mereka bekerja akan memilih untuk melakukan penghematan dalam upaya menekan biaya di tengah perlambatan perekonomian.

Head of Group Human Resources, UOB Dean Tong, menyatakan bahwa seraya perusahaan-perusahaan membuat rencana ke depan bagi perusahaan dan tempat bekerja, sejauh mana pengaturan bekerja yang fleksibel akan menjadi hal yang penting dalam menjaga keseimbangan pekerjaan-kehidupan, produktivitas dan keterlibatan.  

“Enam bulan terakhir ini menjadi salah satu periode yang paling disruptif bagi perusahaan-perusahaan dan para kolega.  Akan tetapi secara umum, masyarakat Singapura dapat mengatasi tantangan tersebut dan beradaptasi dengan cara bekerja yang baru. Karena mereka kini melakoni cara bekerja yang baru, banyak pegawai berharap adanya fleksibilitas yang lebih tinggi dalam hal bekerja dari mana pun karena hal ini membuat mereka lebih produktif dan sesuai dengan keseimbangan kehidupan-pekerjaan. Mengembangkan tempat kerja yang dapat menyeimbangkan antara produktivitas dan fleksibilitas bagi pegawainya untuk dapat bekerja dari mana pun adalah hal yang penting bagi para pegawai untuk memiliki keseimbangan pekerjaan-kehidupan dan kesejahteraan,” katanya.   

Untuk memungkinkan para koleganya menjaga keseimbangan pekerjaan-kehidupan yang sehat melalui pengaturan bekerja yang fleksibel, UOB telah mengembangkan sebuah model bekerja campuran yang mana para pekerja yang memenuhi syarat dapat memiliki opsi untuk bekerja di kantor atau bekerja di mana pun. UOB juga tengah menguji sejumlah skenario, merancang ulang tempat bekerja dan memperbaiki infrastruktur digital untuk menjamin kolega tetap dapat bekerja dengan baik dalam cara kerja yang baru ini. Untuk mendorong kesuksesan kolega, UOB juga tengah merencanakan sesi pelibatan visual dalam rangka mempersiapkan mereka pada masa transisi ini dan juga tengah mengembangkan program pelatihan bagi manajer di UOB untuk memungkinkan mereka mengelola tim dalam lingkungan kerja yang hibrida.    

Dampak pandemi COVID-19 terhadap kehidupan manusia juga telah menimbulkan kekhawatiran akan kesejahteraan mereka. Satu dari dua orang di Singapura (56 persen) merasa khawatir dengan kesehatan mental dan kebahagiaan mereka. Selain itu, 70 persen kolega di Singapura percaya atasan mereka akan memberikan perhatian yang lebih terhadap kesejahteraan karyawan sebagai akibat dari pelajaran yang timbul dari pandemi COVID-19.

Di antara responden-responden tersebut, yang berusia antara 24-49 tahun (62 persen) dan juga profesional muda yang sudah menikah (71 persen), mengungkapkan kekhawatiran yang besar akan kesehatan emosional mereka. Kedua kelompok responden ini juga memiliki pandangan yang kuat  bahwa atasan mereka akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan para pegawainya.

“Kami menyadari semakin banyak orang yang merasa terkucil secara sosial dan terisolasi karena mereka harus tinggal di rumah dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, kami memanfaatkan teknologi, program pelibatan secara virtual, serta alat-alat digital untuk membantu karyawan mengelola beban kerja dan kesejahteraan mereka. Karyawan kami menyatakan bahwa program-program virtual tersebut, sumber daya dan dukungan yang kami sediakan telah membantu mereka untuk terus terlibat dan menjaga pola pikir yang positif seraya mereka terus bekerja dalam masa-masa sulit seperti sekarang ini,” kata Tong.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year