telkomsel halo

Kolom Opini

Menakar imunitas pemain Halo-halo di tengah pandemi

05:48:21 | 31 Aug 2020
Menakar imunitas pemain Halo-halo di tengah pandemi
Kinerja Semester I 2020 menjadi menjadi parameter dampak pandemi terhadap para pelaku bisnis.

Pemerintah merilis pertumbuhan ekonomi Q2 2020 turun 5.32% yoy, lebih parah dibanding konsensus di kisaran 4%.

Sektor Infokom mengalami pertumbuhan tertinggi diantara 16 sektor lainnya yaitu 10.88% secara yoy.

Operator telekomunikasi yang menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia juga sudah merelease laporan keuangan semester I tahun 2020.

Secara umum mengalami kenaikan pendapatan dengan angka agregat Rp97,7 triliun naik tipis 0.8% (Big 4), sementara pendapatan layanan data naik 18% (termasuk Indihome).

Pendapatan semester I 2020 secara berurutan Smartfren Rp4,3 triliun naik 42%, Indosat Rp13,5 triliun naik 9%, XL Axiata Rp13,1 triliun naik 7% dan Telkom Rp66,9 triliun turun 4%.

Sehingga Telkom menjadi satu-satunya emiten yang mengalami penurunan pendapatan. Hal ini dikarenakan adanya penurunan di segment enterprise yang signifikan menjadi Rp7,7 triliun turun 35% dan bisnis Selular Rp42,3 triliun  turun 3%, sementara Indihome kini menjadi mesin pertumbuhan  bagi Telkom dengan kontribusi pendapatan Rp10,4 triliun naik 19%. Dari porsi pendapatan layanan data sebagai kontributor utama bagi operator saat ini, secara agregat pendapatan Rp64,7 triliun naik 18% , Telkom Rp40,8 triliun mengalami kenaikan 15% (data Telkomsel dan Indihome), Telkomsel Rp30,4 triliun naik 13%, XL Axiata Rp10,6 triliun naik 13%, Indosat Rp9,3 triliun naik 28% dan Smartfren Rp3,9 trilun naik 36%.

Performance driver
Jumlah pelanggan mengalami kenaikan kecuali Telkomsel pada akhir Juni 2020 tercatat berjumlah 160 juta  turun 5%, XL Axiata 56 juta  naik 2%, Indosat 57 juta  naik 1% dan Smartfren 26 juta naik 46%.

Average Revenue Per User (ARPU) semua operator mengalami kenaikan Telkomsel menjadi Rp44 ribu naik 2%, XL Axiata Rp38,5 ribu naik 5%, Indosat Rp31 ribu naik 12% dan Smartfren Rp29 ribu turun 17%. Dari sisi trafik data Telkomsel mencatatkan payload 4,255 PB (Petabyte) naik 40.3%, XL Axiata 2,221 PB naik 45% dan Indosat 2,216 naik 61%.  Indosat menjadi operator yang paling agresif dengan penambahan BTS 39rb BTS di semester 1 2020, jumlah BTS secara berturut-turut Telkomsel 228rb naik 12%, XL Axiata 139rb naik 9% dan Indosat 125rb naik 45%.

Kerugian
Meskipun secara pendapatan mengalami kenaikan namun tidak semua operator mampu mencatatkan laba, Telkom membukukan laba Rp10,9 triliun turun tipis 0.8%, Indosat rugi Rp341 milyar naik 3%, XL Axiata laba Rp1,7 triliun   naik 518% dan Fren rugi Rp871 miliar turun 32%. Kenaikan laba XL Axiata disebabkan oleh aksi penjualan menara senilai Rp1,4 triliun, sehingga jika dinormalisasi maka laba XL Axiata mengalami penurunan.

Harga Data turun
Aktivitas WFH dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi covid19 ini berdampak positif terhadap kinerja operator telekomunikasi yaitu dengan tingginya kenaikan trafik data.

Namun kenaikan trafik data (payload) hanya mampu menaikan pendapatan sebesar sepertiga dari besaran kenaikan payloadnya, sedangkan dampak kenaikan payload ini tentu membutuhkan upgrade kapasitas jaringan dan perawatan yang harus dilakukan operator.

Sementara dari segi harga Rupiah per Megabyte (RPMB) sebagai akibat persaingan yang ketat semua operator mengalami tren turun dari rata-rata RPMB 7.2 menjadi 5.7 turun 21% YoY, penurunan tertinggi pada Indosat menjadi 4.2 turun 21%, XL Axiata 4.8 turun 20% dan Telkomsel 7.1 turun 19%. Harga data di Indonesia merupakan yang termurah ke 5 di Asia setelah India, Srilanka, Vietnam dan Tiongkok merujuk pada Global mobile data price comparison 2020 yang direlease pada bulan Februari 2020 oleh cable.co.uk, harga data di Indonesia rata-rata di 9.9 dan termurah 2 RPMB sedangkan di India harga rata-rata dan termurah 1.3 dan 0.3 RPMB.

Telkomsel dengan marketshare 53% (big 4) mampu memperoleh revenue share 61%, artinya selain Telkomsel mendapatkan pelanggan yang mau membayar lebih mahal, namun juga sudah mendapatkan economics of scale dari bisnis operator telkomunikasi.

Sebaliknya bagi operator lain harus berbagi nonmarket share Telkomsel sehingga penguasaannya dibawah 20% dan pelanggan dengan kemauan bayar yang lebih rendah, akibatnya sulit untuk mencatatkan keuntungan. Operator akan bisa mendapatkan keuntungan jika penguasaan marketshare minimal 25% dengan kata lain konsolidasi operator masih perlu diupayakan jika industri telekomunikasi ingin sehat.

Kinerja saham
Kinerja saham emiten telekomunikasi seperti sektor-sekyor yang lain masih mengalami penurunan yang signifikan akibat pandemic Covid-19. Secara agregat kapitalisasi market emiten operator Telekomunikasi pada closing 27 Agustus 2020 sebesar Rp353 triliun  terkoreksi 24% secara year to date. Penurunan ini lebih dalam dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 15%. Harga saham Telkom tercatat Rp 2960 turun 24%, EXCL Rp 2550 turun 21% Indosat Rp 2380 turun 17% dan FREN Rp 93 turun 32%.

Subsidi Pulsa
Salah satu sentimen positif bagi sektor Telekomunikasi adalah rencana pemerintah untuk memberikan subsidi pulsa kepada peserta didik dan pengajar. Sebenarnya program ini bisa dikatakan terlambat karena aktualnya PJJ ini sudah berlangsung sejak 6 bulan yang lalu yaitu pertengahan Maret 2020.

Negara tetangga seperti Malaysia sudah memberikan subsidi akses internet dan termasuk subsidi ke operator untuk upgrade jaringan sejak awal pandemi.

Disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI, nilai subsidi pulsa yang akan digelontorkan adalah Rp7,2 triliun  untuk periode 4 bulan mulai September 2020. Dengan rincian jumlah kuota masing-masing 35GB untuk siswa 42GB untuk guru dan 50GB untuk mahasiswa dan dosen. Dengan jumlah siswa 40.1 juta, guru 2.4 juta, mahasiswa dan dosen 6.6 juta maka total alokasi kuota selama 4 bulan adalah 7,353 PB dengan anggaran sebesar Rp7,2 triliun  maka RPMB Kuota PJJ ini di kisaran Rp0,97 dibulatkan menjadi 1 Rupiah per Megabyte. Meski secara RPMB sangat kecil namun bagi operator ini bisa menjadi incrimental revenue di paruh kedua tahun 2020.

Jangkauan
Supaya PJJ dapat berjalan dengan optimal maka Kemendikbud perlu mempertimbangkan faktor jangkaun dan kualitas layanan operator di tiap daerah dalam menentukan distribusi dan alokasi subsidi pulsa. Kemendikbud dan Dinas Pendidikan dapat berkoordinasi dengan Kemenkominfo terkait jangkauan dan layanan internet dari tiap operator, karena secara berkala operator melaporkan jangkauan sinyal dan kualitas layanan kepada Direktorat Penggendalian Pos dan Informatika Kemenkominfo RI. Beberapa lembaga independen pun menerbitkan laporan mengenai kualitas layanan operator diantaranya Open Signal, Speed test Intelligence dan Tutela.

Jika merujuk laporan Open Signal Juli 2020 Penghargaan pengalaman selular Indonesia dari delapan kategori, Telkomsel unggul dalam 5 kategori yaitu pengalaman video, aplikasi suara, kecepatan pengunduhan, kecepatan pengunggahan, dan cakupan 4G. Sementara Hutch Three unggul dalam pengalaman game selular dan Smartfren unggul dalam pengalaman ketersediaan 4G. Dengan ini, Telkomsel tetap bertahan sebagai satu-satunya operator di Indonesia yang mendapat penilaian Pengalaman Video Baik (55-65) dari para pengguna Opensignal. Sementara itu, XL, Indosat dan 3 ditempatkan dalam golongan penilaian Cukup Baik (40-55). untuk  Pengalaman Aplikasi Suara melalui layanan Over-The-Top (OTT) dalam aplikasi seperti WhatsApp, Facebook Messenger, atau Skype, Telkomsel juga masih memegang skor tertinggi yaitu 78,4.

Paket Khusus PJJ
Selama pandemi Covid-19 operator meluncurkan paket Pembelajaran Jarak Jauh engan harga murah bahkan gratis.

Telkomsel menghadirkan paket khusus pelajar dengan kuota 10 GB bertarif Rp 10, paket ini merupakan gabungan dari kuota data Ilmupedia dan Conference yang dapat dipakai untuk mengakses sejumlah aplikasi atau situs belajar online, serta layanan video conference yang membantu proses belajar dan mengajar. XL Axiata menghadirkan paket khusus Xtra Conference dan Xtra Edukasi.

Paket Xtra Conference ditawarkan dengan tarif mulai Rp 2.000 untuk 2GB dan masa berlaku 1 hari, kemudian Rp 4.000 untuk 5GB masa 3 hari, Rp 10.000 untuk 15GB masa 7 hari. Lalu paket Xtra Edukasi menawarkan tiga varian paket, yaitu Rp 1.000 untuk 2GB dan masa berlaku 1 hari, selanjutnya paket Rp 2,500 untuk 5GB masa 3 hari, dan Rp 7.500 untuk 15GB masa 7 hari.

Kemudian Indosat juga mengumumkan program untuk membantu pelajar dengan program belajar gratis 30GB dan akses ke lebih dari 200 portal universitas dan aplikasi pendidikan. Indosat juga menawarkan IM Class (paket pintar untuk belajar online) sebesar 30GB hanya Rp 5 ribu.(*)

Ditulis oleh Zaid Muttaqien, Praktisi di salah satu operator seluler

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year