telkomsel halo

Belanja iklan di aplikasi untuk Indonesia capai US$800 juta

09:22:14 | 18 Feb 2020
Belanja iklan di aplikasi untuk Indonesia capai US$800 juta
JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan atribusi mobile, AppsFlyer, mempublikasikan laporan proyeksi tiga tahunan global terkait Belanja Iklan di Aplikasi (Global App Install Ad Spend).

Dalam laporan itu terungkap total belanja iklan di aplikasi di Indonesia pada 2019 mencapai nilai US$800 juta, masih jauh dari total belanja iklan di aplikasi di Tiongkok yang mencapai nilai US$15 miliar, disusul Jepang dengan US$2,7 miliar dan India senilai US$1,2 miliar.

Total nilai belanja iklan mengalami pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik sebanyak dua kali lipat (104%) dari US$29,9 miliar pada tahun lalu menjadi US$61,1 miliar pada tahun 2022 - porsi terbesar secara global.

Tren kenaikan itu akan didorong oleh pertumbuhan tingkat penginstalan aplikasi (app install), yang diproyeksikan meningkat dari US$204 miliar pada tahun 2019 menjadi US$258 miliar pada tahun 2022.

Laporan State of Mobile 2019 tersebut juga menyebutkan Indonesia, Tiongkok, India dan sejumlah negara di Afrika mengalami lonjakan pengguna aplikasi yang signifikan sehingga berimbas terhadap angka pembelanjaan konsumen di app store mencapai US$120 miliar secara global pada tahun 2019.

Secara global, AppsFlyer memproyeksikan lonjakan belanja iklan di aplikasi yang akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 dengan nilai yang mencapai US$118 miliar. Proyeksi tersebut berdasarkan pada model prediktif, yang mengambil sampel data AppsFlyer selama periode 2017-2019 dengan cakupan lebih dari 30 miliar non-organik installs, US$48 miliar belanja iklan (ad spend), dan 72 ribu aplikasi.

Indonesia merupakan pasar yang mengalami pertumbuhan sangat pesat, dengan 106 juta pengguna internet seluler pada tahun 2019 dan diprediksi akan mencapai angka 126 juta pada tahun 2022.

"Sebagai pasar dengan prinsip mobile-first, bahkan mobile-only, tidak dapat diragukan bahwa kawasan Asia Pasifik menjadi yang terdepan dalam ekosistem teknologi global. Jika Tiongkok dan India telah lama menjadi pemain ekosistem utama, ekonomi seluler yang berkembang pesat khususnya di Indonesia, akan terus mendorong pertumbuhan eksponensial kawasan ini. Hal inilah menjadikan alasan AppsFlyer untuk membuka kantor di Indonesia,” kata Managing Director & President APAC AppsFlyer Ronen Mense.

Kehadiran negara dengan pasar yang besar seperti Tiongkok, India, Indonesia dan Jepang menjadikan Asia Pasifik pemegang porsi terbesar dalam nilai belanja iklan di aplikasi, dengan lebih dari separuh anggaran belanja dunia hingga tahun 2022.

Sebagai perbandingan, pertumbuhan pengguna internet seluler di Amerika Utara hanya akan mencapai angka 5% pada tahun 2022, sementara Eropa mewakili lanskap yang lebih beragam dari belanja iklan. Eropa akan menambah 16 juta pengguna internet pada tahun 2022 (tumbuh 6%), sedangkan kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara menambah sekitar 60 juta pengguna seluler atau tumbuh 20%, sementara kawasan Sub-Sahara Afrika bisa tumbuh dua kali lebih cepat dari itu.

Proyeksi pertumbuhan dari pasar aplikasi dunia tersebut sejalan dengan pertumbuhan AppsFlyer, yang sebelumnya berhasil menghimpun pendanaan Seri-D sebesar US$210 juta  yang dipimpin oleh General Atlantic, perusahaan pertumbuhan ekuitas terdepan di dunia yang berbasis di New York. Tahun ini AppsFlyer akan membuka kantor ketujuhnya di Asia Pasifik di Jakarta, Indonesia.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year