telkomsel halo

Tiga pilar ini penting bagi industri pos hadapi Industri 4.0

10:18:14 | 04 Nov 2019
Tiga pilar ini penting bagi industri pos hadapi Industri 4.0
JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan ada tiga pilar yang menjadi penting di sektor industri pos dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Kita sekarang di era revolusi industri 4.0, semua sektor termasuk pos, logistik, delivery service, semuanya harus adjust ke situ. Ada tiga pilar yang menjadi penting, platform bisnisnya, sistem pembayaran, sistem logistiknya,” kata Direktur Pos Kementerian Kominfo, Ikhsan Baidirus, belum lama ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ketiga pilar tersebut harus saling mendukung dan memperkuat. Sistem logistik tidak boleh dibiarkan dalam pola konvensional sementara dua pilar lainnya semakin maju.  

“Platform bisnis memungkinkan kita melakukan bisnis secara digital. Kedua, sistem pembayaran yang kita kenal dengan fintech kini sudah semakin maju. Ketiga, barang-barang yang kita hasilkan tadi harus dijual, ditawarkan sampai ke seluruh dunia, skala internasional. Semua itu membutuhkan sistem supply chains logistic yang baik. Semua itu harus saling support dan memperkuat, tidak bisa dibiarkan dalam pola konvensional. Masyarakat butuh kecepatan,” tegas Ikhsan.

Ikhsan memaparkan Kominfo akan merumuskan kebijakan yang mendukung transformasi digital tersebut, yang akan memperkuat ekonomi digital Indonesia.

“Kominfo akan mencoba merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung itu semua, sehingga environment, ekosistem pos ini semakin kondusif. Kita sudah bicara big data, interoperable system, track and tracing yang bisa dilakukan dengan sangat akurat. Ini semua akan mendorong sektor lain maju, semua blending mendukung ekonomi digital,” jelasnya.

Potensi Logistik  
Berdasarkan data World Bank tentang Perkembangan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia di tahun 2018 menempati posisi ke-46, dan posisi ke-4 di ASEAN setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Penilaian LPI oleh World Bank ini didasarkan pada beberapa unsur, yaitu Kepabeanan, Infrastruktur, Ketepatan Waktu, Pengiriman Internasional, Pelacakan dan Penelusuran Barang, serta Kualitas dan Kompetensi Logistik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite, ada 132,7 juta orang Indonesia yang aktif di media sosial. Angka ini mencapai setengah dari populasi Indonesia yaitu 265,4 juta jiwa. Seiring dengan hal itu, aktivitas belanja online di eCommerce pun turut meningkat, yang berdampak pada sektor logistik sebagai pendukung distribusi dan transaksi eCommerce. Kecepatan, ketepatan, serta tracking barang kiriman menjadi faktor utama yang dibutuhkan masyarakat.

Sebagai aktivitas primer dalam satu rantai nilai (value chain), logistik menjadi bagian penting yang mempengaruhi keberhasilan industri. Biaya yang dikeluarkan untuk logistik Indonesia nilainya cukup tinggi, mencapai 27% dari PDB Indonesia. Nilai ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

Namun besarnya biaya yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan logistik belum menunjukkan peningkatan performa yang dihasilkan. Jaringan yang masih terbatas dan belum terintegrasi, rendahnya penyediaan infrastruktur logistik baik secara kualitas maupun kuantitas, hingga perbedaan harga yang cukup tinggi di beberapa wilayah menjadi hambatan yang solusinya perlu dirumuskan bersama.

Pemerintah bersama perusahaan penyedia jasa logistik, pelaku logistik, dan penyedia fasilitas/infrastruktur logistik perlu menetapkan stantardisasi bidang logistik yang mencakup people (kompetensi SDM), process (praktik operasional), dan technology (infrastruktur, fasilitas, dan peralatan).

Kolaborasi antar penyedia jasa logistik pun perlu ditingkatkan, termasuk dengan penyedia fasilitas/infrastruktur logistik seperti pelabuhan dan bandara.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year