telkomsel halo

Animo adopsi cloud masih tinggi di Indonesia

05:10:41 | 29 Aug 2019
Animo adopsi cloud masih tinggi di Indonesia
General Manager for South East Asia, di Kaspersky Yeo Siang Tiong dan Territory Channel Manager for Indonesia, Kaspersky South East Asia Dony Koesmandarin.
JAKARTA (IndoTelko) - Studi Kaspersky yang merupakan bagian dari Laporan Keamanan TI B2B Kaspersky terbaru menyatakan animo perusahan di Indonesia untuk mengadopsi cloud computing masih tinggi.

Adopsi cloud di Indonesia tetap berada pada kondisi cukup baik karena semakin menjamurnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Perusahaan di negara ini yang ingin memulai menggunakan teknologi tersebut.

Dengan responden dari 24 negara dan total 134 Perusahaan yang disurvei dari Indonesia, penelitian Kaspersky menemukan bahwa sebanyak 19,4% Perusahaan di negara ini telah mulai menggunakan layanan cloud publik, dan sebanyak 32,1% Perusahaan berencana untuk mengadopsi jenis layanan cloud dalam kurun waktu 12 bulan yang akan datang.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa 31,3% Perusahaan dan UKM telah bermigrasi ke cloud untuk menyimpan informasi sensitif para pelanggan mereka.

“Optimisme terhadap teknologi cloud ini membuktikan bahwa Indonesia siap merangkul efek positif dari digitalisasi. Keuntungan yang ditawarkan teknologi ini bisa beragam, seperti meningkatnya keandalan layanan Perusahaan dan meningkatnya kecepatan dalam memberikan produk dan layanan terbaru. Tetapi sementara Anda memigrasikan data penting ke dunia virtual, Perusahaan harus memahami bahwa perhatian terhadap pertahanan keamanan siber mereka juga diperlukan. Ingatlah bahwa dengan konektivitas yang lebih besar akan muncul risiko dan kerentanan yang lebih besar pula,” komentar General Manager for South East Asia, di Kaspersky Yeo Siang Tiong dalam keterangan kemarin.

Laporan Kaspersky mengungkapkan bahwa 9 dari 10 Perusahaan di seluruh dunia telah mengalami pelanggaran data yang memengaruhi infrastruktur cloud publik yang mereka gunakan.

Lebih lanjut, Perusahaan mengakui bahwa rekayasa sosial adalah bagian dari serangan tersebut. Rekayasa sosial, termasuk semacam trik dasar untuk mengelabui pikiran manusia dan menargetkan individu dengan tujuan mencuri informasi, atau sejenisnya.

Beberapa jenis data yang termasuk dalam pelanggaran ini adalah informasi yang dapat mengonfirmasi identitas pelanggan, rincian pembayaran, bahkan kredensial otentikasi pengguna. Selain itu, para target serangan juga mengalami kerugian operasional, kerugian finansial, pencemaran reputasi, dan hilangnya loyalitas pelanggan yang sudah diperoleh dengan susah payah.

Studi yang sama menunjukkan bahwa 19% insiden di Indonesia yang dihosting oleh pihak ketiga dan memengaruhi infrastruktur adalah disebabkan oleh phishing, kemudian 20,7% disebabkan oleh rekayasa sosial lainnya (seperti: pesan media sosial yang dirancang untuk mengelabui responden), dan 6,9% lainnya disebabkan oleh para penyedia cloud.

"Siapa kah pihak yang harus akan menangani keamanan data? Apakah menjadi kewajiban pihak ketiga? Apakah kewajiban staf internal? Ini hanya beberapa dari banyak pertanyaan penting yang harus dijawab oleh Perusahaan dan UKM sebelum mereka memasuki cloud. Perkiraan kerugian pelanggaran data yang berhasil dan berpengaruh pada infrastruktur cloud publik Perusahaan bisa mencapai hingga 2 juta USD. Ini tentunya menjadi biaya yang sangat mahal. Jadi Perusahaan harus memahami perlunya berbagi tanggung jawab dalam mengamankan data di cloud untuk seluruh pihak yang terlibat,” tambah Yeo.

Sebagai catatan positif, studi Kaspersky juga menemukan bahwa hampir setengah (47,6%) Perusahaan di Indonesia memiliki inisiatif untuk mengambil tindakan preventif demi menghindari kebocoran data dari penggunaan solusi cloud.

Namun, beberapa juga masih merasa kebingungan mengenai cara mengelola keamanannya dengan tepat, terutama karena kekhawatiran akan pelanggaran yang terjadi pada sistem cloud mereka.

Hampir lima dari sepuluh (49,2%) Perusahaan lokal mengklaim bahwa mereka memiliki kekhawatiran akan insiden yang dapat mempengaruhi infrastruktur TI  mereka dari pihak ketiga, yaitu para penyedia layanan. Lainnya, sebanyak 12,2% Perusahaan masih belum yakin tentang cara melindungi kebocoran data dari solusi cloud yang mereka gunakan.

“Saya memiliki keyakinan penuh bahwa Perusahaan dan UKM di negara ini dapat menemukan pijakan dalam hal meningkatkan keamanan cloud mereka. Sementara beberapa masih tidak tahu harus mulai dari mana, kami Kaspersky hadir di sini untuk membimbing mereka dalam membangun pertahanan virtual mereka. Solusi dan layanan kami dibuat khusus untuk melindungi Perusahaan dari level terkecil hingga terbesar. Keahlian dan rekam jejak kami dalam memerangi ancaman tentunya akan sangat membantu, ”kata Territory Channel Manager for Indonesia, Kaspersky South East Asia Dony Koesmandarin.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year