telkomsel halo

Ini pemicu rusaknya iklan digital

05:48:51 | 19 Aug 2019
Ini pemicu rusaknya iklan digital
JAKARTA (IndoTelko) - Integral Ad Science (IAS) meluncurkan tolok ukur Media Quality Report terbaru untuk Indonesia, tentang sejumlah faktor penting yang merusak nilai periklanan digital. Laporan terbaru ini mencakup metrik viewability, fraud, brand safety, dan untuk pertama kalinya, time-in-view.

Menurut eMarketer, nilai belanja iklan digital di Indonesia akan menembus US$ 639,9 juta pada tahun ini, menjadikannya sebagai pasar periklanan digital terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Thailand. Lebih dari seperlima nilai total belanja iklan di Indonesia akan dialokasikan untuk iklan digital.

Di tingkat dunia, belanja iklan digital akan naik dari US$ 280 miliar pada 2018 menjadi hampir senilai US$ 330 miliar pada 2019. Dengan melonjaknya belanja dan investasi pada media digital, kuosien risiko pada media tersebut menjadi lebih besar.

Memastikan tingginya mutu media dan berkurangnya sampah digital perlu dilakukan demi menghasilkan tingkat kepercayaan dan mutu dari para pengiklan, notabene pihak yang kian dituntut untuk menguantifikasi ROI serta terus menjajaki metrik-metrik yang tepat demi mewujudkannya.

Dorongan untuk menghasilkan dampak positif tengah mengubah cara para pemasar dalam mengukur mutu dari investasi digitalnya, dan dalam hal inilah metrik time-in-view kelak membantu mereka.

Metrik time-in-view ialah durasi rata-rata saat viewable impression tetap berlangsung. Nilai rata-rata ini mengabaikan aspek impression yang tak dapat dihitung menurut standar MRC. Laporan IAS menjadi tolok ukur bagi korelasi antara metrik time-in-view serta konversi dan brand recall yang lebih tinggi.

Metrik time-in-view yang baru diluncurkan di Indonesia, melaporkan waktu paparan (exposure) yang lebih lama bagi iklan-iklan di layar web seluler (mobile web) ketimbang layar komputer desktop; penayangan iklan digital yang bersifat langsung dari penerbit media (publisher direct) tampil lebih baik pada layar komputer desktop dan layar web seluler di Indonesia, waktu terlama adalah 17,67 detik bagi penayangan iklan digital yang bersifat langsung dari penerbit media pada layar web seluler, dibandingkan 12,87 detik pada layar komputer desktop.

"Saat kami mempelajari cara menguantifikasi atensi audiens selama bertahun-tahun, kami menyadari, upaya mengubah fokus dari metrik impression menjadi metrik yang berbasis pada waktu, dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi kalangan pengiklan," kata MD, Asia Tenggara, IAS Laura Quigley.

"Waktu paparan iklan secara langsung mempengaruhi efektivitas kampanye periklanan. Hal tersebut dengan tepat menjadi alasan yang sangat penting sehingga kami menawarkan metrik-metrik tersebut dalam tolok ukur IAS Media Quality. Data tersebut menjadi landasan yang dibutuhkan para pengiklan di Indonesia untuk memahami atensi konsumen dengan lebih baik lagi di masa mendatang," tambahnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year