telkomsel halo

Mengembangkan bisnis digital dengan tahapan sistematis

14:24:00 | 20 Jul 2019
Mengembangkan bisnis digital dengan tahapan sistematis
ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) - Saat ini banyak startup yang berkembang pesat menawarkan layanan digital. Di sisi lain, banyak perusahaan yang sudah established juga melakukan pengembangan dan melakukan investasi layanan digital. 

Di antara perusahaan-perusahaan tersebut adalah para penyedia layanan komunikasi atau telco, perusahaan teknologi informasi (IT), dan perusahaan media di berbagai belahan dunia yang terus mencari cara agar mampu menangkap peluang bisnis digital yang berkembang dengan cepat.

Sementara itu, dari sisi dunia riset dan akademis, fenomena menarik ini perlu ditelaah lebih jauh agar disiplin kajian pengembangan inisiatif digital business bisa memiliki perspektif terintegrasi. 

Hal ini yang melatarbelakangi Jemy Vestius Confido, CEO BLANJA.com yang sebelumnya lebih dari 20 tahun meniti karir di Telkom Indonesia membuat disertasi untuk mengambil Doctoral Degree dengan mengusulkan  model pengembangan bisnis digital yang diberi nama OTT (Over The Top; istilah lain untuk bisnis digital) initiative model dengan promotor Prof. Dr. Dermawan Wibisono dan co-promotor Dr. Yos Sunitiyoso di School of Business and Management, Institut Teknologi Bandung.

Model yang ditawarkan merupakan pendekatan sistematis yang terdiri dari tahapan-tahapan keputusan dan alat-alat bantu yang akan secara efektif membantu perusahaan dalam mendefinisikan portofolio bisnis, memutuskan strategi pengembangan, merancang model bisnis, dan menerapkan parameter bisnis.

Menurut Jemy, bisnis digital memiliki karakteristik-karakteristik unik yang tidak dimiliki oleh bisnis konvensional. Di antara karakteristik unik tersebut adalah interdependency, externality, dan network effect. Dengan adanya interdependency ini maka penyedia layanan harus siap bila ada layanan yang tidak menghasilkan revenue tetapi keberadaannya dibutuhkan oleh layanan lain. 

“Sangat jarang sebuah bisnis digital bisa sukses dengan berdiri sendiri karena biasanya membutuhkan dukungan dari layanan digital yang lain,” jelas Jemy.

Jemy juga menjelaskan bahwa pengguna layanan digital biasanya akan lebih cepat tumbuh apabila sudah banyak temannya yang menggunakan layanan tersebut. Selain itu, struktur biaya layanan digital agak berbeda dimana komponen fixed asset porsinya lebih kecil namun bisa jadi operational expense yang besar. “Inilah tantangan-tantangan yang sering dilupakan dalam mengembangkan bisnis digital,” Jemy menutup penjelasannya.

Prof. Dr. Dermawan Wibisono, promotor Jemy, menerangkan bahwa disertasi tersebut bisa langsung diterapkan dan dapat memberikan impact bagi para penyedia layanan komunikasi atau telco yang  saat ini sedang redup karena bersaing dengan investasi asing.

“Keunggulannya adalah dengan menerapkan OTT initiative model ini pengambilan keputusan akan lebih cepat dan akurat, investment pun akan lebih cepat menghasilkan revenue.” ujarnya. 

Riset ini menyimpulkan bahwa siklus inisiatif OTT terintegrasi sangat efektif bagi perusahaan sebagaimana terlihat dari perbaikan kinerja. Sementara itu pada implementasi sebelumnya, perusahaan biasanya hanya memperhatikan tahap tertentu saja. Riset ini menerapkan siklus yang lengkap dari aksi terencana, pengamatan, dan refleksi untuk memastikan keberhasilan dalam penerapannya.

Pendekatan ini diharapkan bisa menjadi praktek baru bagi perusahaan dalam pengelolaan bisnis OTT. Pendekatan terintegrasi dalam disertasi ini bisa dilihat detail pada link berikut .(ad) 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year