telkomsel halo

Peritel harus pilih model bisnis yang tepat hadapi era disrupi

15:06:24 | 30 Mar 2019
Peritel harus pilih model bisnis yang tepat hadapi era disrupi
JAKARTA (IndoTelko) - Para peritel harus memilih model bisnis yang tepat menghadapi era disrupsi oleh perubahan teknologi.

Menurut Consumer Behavior Expert, Board Expert Aprindo dan Hippindo Yongky Susilo model  peritel sangat menentukan daya adaptasi mereka untuk berevolusi menghadapi disruption.

“Model bisnis ritel adalah menjual untuk mencari untung. Dan untuk mencari untung diperlukan kreativitas untuk menawarkan kemudahan dan pemenuhan bagi emosi dan loyalitas konsumen. Perang harga hanya akan membawa sengsara,” katanya saat mengisi talkshow bertema “Industri Ritel Indonesia di Era Disrupsi,” dalam perayaan anniversary majalah MIX MarComm dan peluncuran kembali komunitas pembaca #MIXMarcommunity, belum lama ini.

Menurutnya, perkembangan industri ritel secara makro kontribusinya sangat penting kepada perekonomian Indonesia, yaitu sebagai pendukung utama konsumsi  masyarakat (variabel C dalam formula GDP Indonesia).

Sekitar 56% pertumbuhan perekonomian Indonesia disumbang oleh konsumsi penduduk Indonesia. Jadi, katanya, total pasar ritel yang bertumbuh pesat, memberikan dampak positif pada stabilitas harga, nilai tambah, dan keuntungan bagi semua stakeholder (konsumen, pedagang, dan produsen).

Yongky menekankan pentingnya membangun ekosistem ritel yang berkelanjutan, terutama untuk menghadapi perubahan lansekap industri akibat disruption teknologi digital. “Kita perlu membangun daya saing dan daya pikat terhadap persaingan dengan ritel regional dan global sehingga pada 2050 nanti kita bisa menjadi negara dengan perekonomian kelima terbesar dan pemain ritel yang berkontribusi signifikan,” katanya.

Yongky juga menekankan pentingnya regulator membuat rambu-rambu untuk menciptakan ekosistem ritel yang sehat dan adil bagi seluruh pemangku kepentingan (konsumen, pedagang, dan produsen). “Sehingga setiap format ritel, yaitu hipermarket, supermarket, minimarket, toko kelontong, warung, rombong rokok, dan tidak terkecuali ritel online, dapat berevolusi dan survive pada era disruption ini,” katanya.

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Teddy Arifinanto mengakui bahwa dalam 1-2 tahun terakhir ini terjadi pergeseran perilaku konsumen di mana eCommerce (ritel online) menjadi katalisatornya.

“Di JD, kami menyebutnya sebagai 'boundry-less' retail yang berarti konsumen menginginkan pengalaman yang seem-less  atau tidak membedakan antara online dan offline, karena persinggungan antar platform ini pada hakikatnya adalah dilakukan untuk meningkatkan pengalaman si konsumen itu sendiri saat berbelanja,” katanya.

Teddy menekankan bahwa peran inovasi teknologi yang berorientasi pada konsumen (consumer-driven technology) menjadi salah satu kunci penting untuk menghadapi perkembangan industri ritel masa depan.(tp)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year