telkomsel halo

Tower Bersama raih pendapatan Rp4,31 triliun di 2018

12:48:30 | 30 Mar 2019
Tower Bersama raih pendapatan Rp4,31 triliun di 2018
JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) meraih pendapatan sebesar Rp4,31 triliun sepanjang 2018 atau naik 7,21% dibandingkan periode 2017 sebesar Rp4,02 triliun.  

Dalam keterangannya (29/3), perseroan menyatakan Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di 2018 sebesar Rp3,72 triliun.

Marjin EBITDA Perseroan meningkat menjadi 86,1% untuk tahun 2018. Jika hasil triwulan keempat 2018 disetahunkan, maka total pendapatan Perseroan mencapai Rp4.601 miliar dan EBITDA mencapai Rp3.954 miliar.

Sementara laba bersih yang dibukukan di 2018 sebesar Rp 680,5 miliar atau turun dibandingkan 2017 sebesar Rp2,31 triliun.

Per 31 Desember 2018, emiten dengan kode saham TBIG itu memiliki 25.518 penyewaan dan 15.091 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 15.032 menara telekomunikasi dan 59 jaringan DAS. Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 25.459, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,69.

“Kami menambahkan 3.732 penyewaan gross yang terdiri dari 2.005 site telekomunikasi dan 1.727 kolokasi. Kami melihat pertumbuhan organik yang sangat kuat di tahun 2018 dengan adanya penambahan 2.612 penyewaan organik gross. Selain pertumbuhan organik kami yang kuat, kami juga mengambilalih dua perusahaan menara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia di triwulan keempat 2018, PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) dan PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD). Kedua akuisisi ini menambah 1.120 penyewaan dan 859 site telekomunikasi ke portofolio kami,” komentar CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong.

Perseroan sudah mengkonsolidasi GHON ke dalam laporan  keuangan efektif sejak 1 Oktober2018, sementara GOLD diakuisisi pada akhir Desember 2018 sehingga dampak keuangan secara penuh atas akuisisi ini baru dapat terlihat di laporan keuangan triwulan pertama tahun 2019. 

"Selain itu, penambahan net penyewaan dari Grup lebih rendah untuk tahun 2018 terutama disebabkan oleh penghentian penyewaan dari Internux (Bolt) di akhir Desember 2018," tambah Hardi.

Per 31 Desember 2018, total pinjaman (debt) Perseroan, di mana pinjaman dalam Dollar Amerika yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp20,452 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp13,263 triliun. 

Dengan saldo kas yang mencapai Rp221 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp20,231 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp13.042 triliun.

Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA triwulan keempat 2018 yang disetahunkan adalah 3,3x, dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan keempat yang disetahunkan adalah 5,1x dimana perseroan masih memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan covenant yang disyaratkan oleh fasilitas bank dan surat utang perseroan.

CFO Tower Bersama Helmy Yusman Santoso menyatakan perseroan mematuhi strategi konservatif untuk melindung nilai seluruh utang dengan lindung nilai yang sesuai dengan jatuh tempo utang sehingga pergerakan dalam Rupiah akhir-akhir ini tidak memiliki dampak negatif pada bisnis atau keuangan perseroan.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year