telkomsel halo

BKPM nilai investor di startup miliki komitmen tinggi terhadap inovasi

05:08:25 | 04 Mar 2019
BKPM nilai investor di startup miliki komitmen tinggi terhadap inovasi
JAKARTA (IndoTelko) - Badan Koordinasi Penaman Modal Asing (BKPM) menilai investor yang masuk ke startup memiliki komitmen terhadap inovasi dan model bisnis yang dijalankan perusahaan rintisan berbasis digital.

"Hanya ada tiga cara agar modal e-commerce berubah yakni dengan melakukan Initial Public Offering (IPO), jual ke investor lain, atau nilainya diminimalkan. Jadi investasi melalui pola ini harus komit total. Sekali masuk mereka tidak bisa keluar. Ini yang membedakan dengan pola menabung di deposito yang setiap saat bisa ditarik keluar," kata Kepala BPKP Thomas Lembong, belum lama ini.

Lembong mengakui struktur finansial startup apalagi kategori dengan valuasi US$1 miliar masih ruwet.

"Struktur finansial dari perusahaan eCommerce memang kompleks karena ada pembagian antara modal yang disetor oleh pemegang saham, suntikan manajemen dan manajemen," katanya.

Lembong memaparkan dari rata-rata total Foreign Direct Investment setiap tahun mencapai US$ 9 miliar sampai US$ 12 miliar. Dari jumlah tersebut investasi yang masuk ke e-commerce sebanyak 15%-20% atau sekitar US$ 2,5 miliar-US$ 3 miliar.

Menurutnya, sumber pendanaan domestik dan asing sudah seimbang di sektor eCommerce dan start up digital. Lebih dari 95% pemilik dan pekerja di Unicorn adalah orang Indonesia.

"Penempatan dana melalui modal ventura memang berbeda dengan konsep bisnis konvensional. Sumber daya manusia (human capital) atau pendiri (inovator) dari perusahaan start up menjadi penopang dari bisnis yang didanai modal ventura," urainya.

Dikatakannya, di ekonomi digital peran pemodal ventura lebih pasif dibandingkan pemodal di bisnis lainnya. Mereka lebih percaya pendiri dan pelaksana bisnis e-commerce sebagai pengendali perusahaan. Investor modal ventura tidak mau membuat pendiri atau inovator dari bisnis eCommerce kehilangan peran.

Unicorn ke-5
Pada kesempatan sama Menkominfo Rudiantara siap mendukung startup yang menjadi kandidat Unicorn ke-5 Indonesia.  

“Siapa saja terbuka, karena kalau jadi Unicorn tentu juga akan meningkatkan perekonomian yang bukan hanya bagi Indonesia, tapi posisi Indonesia di kawasan regional atau di internasional. Jadi siapapun dengan senang hati kami dukung, dengan proses dan mekanisme tentunya,” katanya.

Menurut Rudiantara, kehadiran empat Unicorn di Indonesia yakni Traveloka, Tokopedia, Go-Jek dan Bukalapak serta Startup yang terus berkembang hingga saat ini telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.

Hal itu, dapat dilihat dari terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang bagi pelaku UMKM yang sebelumnya konvensional beralih ke eCommerce.

“Jadi aplikasi yang dikembangkan itu bukan teknologinya, tapi pola pikirnya. Kalau ditanyakan unicorn untuk siapa? Ya, kita harus mendorong startup di Indonesia menjadi unicorn karena dari sini tumbuh pemikiran baru. Kalau startup divaluasi secara bisnis, barulah kita bicara unicorn,” ungkapnya.

Pemerintah menargetkan tahun 2019 ini akan lahir satu lagi tambahan Unicorn, serta dua dari empat Unicorn Indonesia saat ini akan menjadi kandidat Decacorn.  

Saat ditanya terkait Go-Jek yang menjadi salah satu kandidat Decacorn tahun ini, Rudiantara mengatakan masih menunggu konfirmasi dari Go-Jek. “Siapa saja yang nantinya akan menjadi startup ke Unicorn dan Unicorn ke Decacorn tentunya untuk menumbuhkan perekonomian di Indonesia lebih baik,” tegasnya.

Khusus GO-JEK, Rudiantara menyatakan kebanggaan dan apresiasi atas pencapaian ekspansi ride-hailing itu ke sejumlah negara.  

"Saya atas nama pemerintah itu bangga, bahwa ada perusahaan Indonesia yang menjadi multinational company (MNC). Ada di Vietnam, ada di Thailand, ada di Singapura, mungkin segera negara-negara lain di ASEAN," ungkapnya.    

Di Thailand, GO-JEK menggunakan nama GET, hasil kolaborasi dengan mitra lokal. Di Bangkok, layanan yang ditawarkan GET tidak hanya terkait layanan transportasi roda dua, GET Win, tetapi juga layanan kiriman barang GET Delivery dan layanan antar makanan atau GET Food.

Setelah fase beta dimulai pada Desember 2018 di 3 distrik, GET telah memperluas jangkauan layanan hingga menjangkau 80% atau 41 distrik di Bangkok dan memperkenalkan layanan pesan-antar makanan Get-Food.

Co-Founder dan Chief Executive Officer GET, Pinya Nittayakasetwat mengatakan telah berhasil menyelesaikan 2 juta perjalanan, hanya dalam 2 bulan sejak peluncuran fase beta, yang hanya menjangkau lokasi terbatas di Kota Bangkok.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year