telkomsel halo

2019, Belanja TIK Indonesia diprediksi Rp 465 triliun

15:27:39 | 01 Feb 2019
2019, Belanja TIK Indonesia diprediksi Rp 465 triliun
Head of Operations IDC Indonesia, Mevira Munindra.(dok)
JAKARTA (IndoTelko) - IDC memperkirakan jumlah belanja Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia akan mencapai sekitar Rp465 triliun pada 2019.

IDC memprediksikan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 61% PDB negara akan menitikberatkan pada perkembangan digital, dengan pertumbuhan dari setiap lini industri yang akan didorong oleh peningkatkan penawaran, operasional dan hubungan secara digital.

IDC yakin bahwa dengan digitalisasi ekonomi akan berdampak pada ketatnya persaingan terutama ketika organisasi-organisasi yang telah lebih dulu mengadopsi teknologi (Digital Disruptor) menembus pasar Indonesia.

Tahun sebelumnya, IDC Indonesia telah menyaksikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inovasi digital dan inisiatif dari organisasi-organisasi lokal untuk dapat berkompetisi dan berkembang dalam lanskap transformasi digital (DX).

Teknologi pada platform ketiga seperti Cloud, Big Data dan Analytics, Social dan Mobility serta akselerasi inovasi seperti Artificial Intelligence, Security, dan Internet of Things (IoT) akan menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan inovasi dalam transformasi bisnis digital di Indonesia.

“Digitalisasi tidak terbatas hanya pada satu bagian dalam perusahaan, namun lebih menitikberatkan kepada perubahan dalam aspek utama yakni dari sisi penawaran, operasional, dan hubungan organisasi dengan para konsumen. Teknologi baru ini mengubah paradigma bagi individu, bisnis, industri, ekonomi bahkan sektor pemerintahan," kata Head of Operations IDC Indonesia, Mevira Munindra, kemarin.

IDC mengungkapkan teknologi dan tren yang akan menjadi kunci pada tahun 2019 sampai 2-3 tahun kedepan, dimana para pemimpin organisasi perlu melihat dan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan dalam ekosistem digital.

1. Digitalized Economy: Pada tahun 2022, lebih dari 61% PDB Indonesia akan redigitalisasi, dengan pertumbuhan di setiap sector industri yang didorong oleh meningkatnya penawaran, operasional, dan hubungan dengan konsumen, pertumbuhan digital ini akan mendorong sebanyak US$ 78 miliar terkait belanja IT dari tahun 2019 hingga 2022.

2. Digital-Native IT: Pada tahun 2022, 50% dari seluruh anggaran belanja IT adalah untuk teknologi platform ketiga, dimana lebih dari 50% organisasi di Indonesia membangun “digital-native” IT environments untuk berkembang dalam ekonomi digital.

3. Expand to the Edge: Pada tahun 2022, lebih dari 15% penyebaran cloud pada organisasi di Indonesia akan meliputi edge computing, dan 10% sistem dan endpoint device akan menggunakan algoritma artificial intelligence (AI).

4. AppDev Revolution: Pada tahun 2022, 40% dari seluruh aplikasi baru akan menjadi fitur microservices architecture yang dapat meningkatkan kemampuan untuk merancang, debug, pembaharuan, dan memanfaatkan kode dari pihak ketiga; sebanyak 15% dari semua aplikasi akan menjadi cloudnative.

5. New Developer Class: Pada 2024, kelas baru pada pengembang professional menghasilkan kode tanpa skrip khusus akan memperluas populasi pengembang sebanyak 15%, mempercepat transformasi digital.

6. Digital Innovation Explosion: Dari tahun 2018 sampai 2023 — dengan alat dan platform baru, lebih banyak pengembang, metode yang adaptif, dan banyak penggunaan kembali kode – akan memunculkan 5 juta aplikasi logis baru.

7. Growth Through Specialization: Pada tahun 2022, 20% komputasi awan umum akan berdasarkan prosesor non-x86 (termasuk quantum); pada tahun 2022, organisasi akan menghabiskan lebih banyak pada aplikasi vertikal SaaS daripada aplikasi horizontal.

8. AI Is the New UI: Pada tahun 2024, AI akan memungkinan user interfaces dan proses automasi akan menggantikan sepersepuluh aplikasi berbasis layar saat ini; pada tahun 2022, 10% dari perusahaan Indonesia menggunakan teknologi conversational speech untuk berhubungan dengan pelanggan.

9. Expanding/Scaling Trust: Pada tahun 2022, 10% dari server akan mengenkripsi data pada saat istirahat maupun bergerak, lebih dari 10% peringatan keamanan akan ditangani oleh AI- powered automation, dan sekitar 2 juta orang akan memilki identitas digital berbasis blockchain.

10. Consolidation vs. Multicloud: Pada tahun 2022, 4 “megaplatforms” komputasi awan teratas akan menguasai 60% dari penyebaran IaaS/PaaS, tetapi pada tahun 2024, 40% dari organisasi Indonesia akan mengurangi “penguncian” melalui multicloud/ teknologi hybrid.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year