telkomsel halo

Jenis iklan online ini tak disukai netizen

09:41:07 | 11 Jan 2019
Jenis iklan online ini tak disukai netizen
JAKARTA (IndoTelko) - Coalition for Better Ads mengungkapkan terdapat beberapa jennis iklan online yang tak disukai oleh warganet (netizen). 

Menurut koalisi pelaku industri dan asosiasi industri periklanan ini jenis pengalaman dalam mengonsumsi iklan yang tidak memenuhi Better Ads Standards versi awal untuk situs desktop adalah: iklan pop-up, auto-play video iklan dengan suara, iklan prestitial dengan countdown dan iklan besar yang terus mengikuti konsumen (sticky ads). 

Sedangkan untuk situs mobile adalah iklan pop-up, iklan prestitial, iklan dengan komposisi 30% dari halaman atau lebih, iklan animasi berkedap-kedip (flashing), auto-play video iklan dengan suara, postitial dengan countdown, iklan full screen, dan iklan besar yang terus mengikuti konsumen (sticky ads).

Pengalaman konsumen dalam mengonsumsi iklan yang disampaikan melalui Better Ads Standards didasarkan kepada riset ekstensif yang dilakukan oleh koalisi tersebut, dimana melibatkan lebih dari 66.000 konsumen di negara-negara yang mewakili 70% belanja iklan online secara global. 

Hasil riset tersebut menemukan adanya kesamaan preferensi konsumen yang kuat antar negara dan kawasan di dunia terkait format pengalaman mengonsumsi iklan secara daring yang paling disukai dan tidak disukai. 

Better Ads Standards mengidentifikasikan pengalaman mengonsumsi iklan yang berada di bawah ambang batas penerimaan dari konsumen (consumer acceptability) dan yang paling berpotensi mendorong konsumen untuk memasang program pemblokir iklan.

“Pendapat para konsumen di seluruh dunia telah terlihat dengan jelas mengenai industri periklanan online tentang format-format yang mengganggu pengalaman daring atau online mereka di dunia maya. Brand-brand ternama tentunya akan merespon konsumen mereka dengan mengambil langkah-langkah guna menghindari ragam format pengalaman dalam mengonsumsi iklan yang menganggu tersebut di dalam rencana strategi pemasaran mereka,” ujar CEO World Federation of Advertisers Stephan Loerke dalam keterangan kemarin.

Program Pengalaman Mengonsumsi Iklan yang Lebih Baik (Better Ads Experience Program) yang diusung oleh koalisi ini memberi sertifikasi pada web publisher yang setuju untuk tidak menggunakan jenis format iklan yang paling mengganggu sesuai dengan Better Ads Standards. 

Program tersebut memiliki daftar perusahaan bersertifikat yang dapat diakses secara online untuk membantu mitra periklanan untuk mengidentifikasi publisher yang telah menerapkan standardisasi yang ada. 

Browser yang tergabung di dalam program akan menyaring iklan sesuai dengan standardisasi yag ada, sedangkan iklan yang tersaring tidak akan muncul pada situs perusahaan yang bersertifikat. Program ini juga memiliki mekanisme resolusi perselihan yang independen, dikembangkan oleh Advertising Self-Regulatory Council, dewan regulator independen periklanan di Amerika Serikat, bersama dengan International Council for Advertising Self-Regulation. 

Melalui entitas yang akan mengimplementasi program ini, koalisi akan melakukan penilaian kepatuhan menggunakan Better Ads Standards untuk situs desktop dan mobile di luar Amerika Utara dan Eropa mulai tanggal 9 Mei 2019.

Sekitar 70 publisher yang mewakili hampir 300 domain dan 27 negara telah memiliki sertifikasi kepatuhan pada standardisasi dari koalisi tersebut dan memenuhi persyaratan program Better Ads Experience. 

Kehadiran koalisi yang mendunia dan jangkauan terhadap konsumen yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang berpartisipasi menandakan komitmen yang kuat dari para publisher di seluruh dunia untuk menyesuaikan pengalaman iklan daring dengan preferensi dari konsumen. Koalisi menyambut baik partisipasi dari publisher lainnya yang memenuhi persyaratan program.

Partisipasi dalam program Better Ads hanya merupakan salah satu langkah bagi pelaku industri periklanan daring yang telah secara independen menerapkan standardisasi untuk memberikan manfaat bagi konsumen. Pengiklan individual, perusahaan teknologi iklan, agensi periklanan dan publisher telah menerapkan standardisasi ini sebagai bagian upaya mereka untuk berkomunikasi dengan konsumen secara lebih efektif. 

Asosiasi industri perdagangan di Amerika Utara dan Eropa telah menerapkan standardisasi tersebut dalam program sertifikasi mereka dan juga ke dalam rekomendasi praktik terbaik bagi para anggotanya.

Mendekati akhir tahun lalu, enam pasar iklan terprogram terkemuka telah berkomitmen untuk hanya melayani iklan yang sesuai dengan Better Ads Standards. 

Google Chrome telah mempromosikan pengadopsian standardisasi ini dengan mengkaji penggunaan iklan yang melanggar standardisasi dan memblokir seluruh iklan yang tidak memenuhi kriteria selama lebih dari 30 hari. Standardisasi tersebut juga telah diadopsi secara luas pada kawasan yang telah menerapkannya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year