telkomsel halo

Penyedia menara mulai bermain kabel optik

05:12:25 | 03 Jun 2018
Penyedia menara mulai bermain kabel optik
JAKARTA (IndoTelko) - Penyedia menara mulai terjun ke bisnis kabel optik seiring tingginya potensi pasar Fixed Broadband di Indonesia.

"Kami memang bermain juga di kabel optik seiring mulai banyak operator masuk ke layanan Fiber To The Home (FTTH)," ungkap Chief Finance Officer Inti Bangun Sejahtera Leonardus Salim, kemarin.

Diungkapkannya, sejauh ini beberapa pemain Fixed Broadband yang sudah menggunakan kabel optiknya diantaranya MyRepublic dan First Media. "Kita pola membangun melihat kebutuhan dari operator. Banyak kabel optik kita di daerah perumahan," ungkapnya.

Dijelaskannya, saat ini bisnis yang berkontribusi terbesar bagi perusahaan masih dari penyediaan menara. "Sekitar 75% dari sewa menara, kabel opti ini baru 25%," katanya.

Asal tahu saja, Inti Bangun Sejahtera adalah salah satu pemegang saham di Badan Usaha Pelaksana Proyek Palapa Ring Paket Timur (PTT).

Proyek Palapa Ring Paket Timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 kilometer.    

Bali Towerindo
Tak hanya Inti Bangun, penyedia menara lainnya, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) juga gencar melakukan ekspansi di bisnis menara dan kabel optik.

Tahun ini emiten dengan kode saham BALI itu menganggarkan belanja modal Rp 860 miliar untuk mendukung aksinya.

Bali Towerindo berencana menambah sekitar 800 hingga 1.000 menara guna memperkuat 1.225 menara yang sudah ada.

Sedangkan untuk kabel optik perusahaan mengembangkan homepass dengan nama Bali Fiber. Dalam pengembangan Bali Fiber, perusahaan masih fokus di Jakarta. Saat ini, Bali telah memasang Bali Fiber di sektor residensial sebanyak 14.619 homepass di 33 kluster dan di sektor korporasi menyambungkan jaringan ke 32 gedung.

Tahun ini, Bali Towerindo menargetkan penambahan jaringan FTTx sebanyak 85.000-100.000 home passed. Perusahaan akan mengalokasi Rp 550 miliar untuk mendukung ekspansi tersebut tahun ini.

Bali Towerindo membidik pendapatan sebesar Rp 400 miliar, naik 25% dari tahun 2017. Sementara Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) ditargetkan Rp 270 miliar, naik 25,5% dari Rp 215 miliar pada tahun lalu.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year