telkomsel halo

Penetrasi pengguna internet hanya tumbuh 8% di 2017

09:20:05 | 20 Feb 2018
Penetrasi pengguna internet hanya tumbuh 8% di 2017
Jamalul Izza (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan pengguna internet pada tahun 2017 mencapai 143.26 juta jiwa atau 54,68% dari total populasi, naik sekitar 8% dibandingkan 2016 sebanyak 132.7 juta jiwa.

Demikian salah satu hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. (Baca: Hasil Survei APJII 2016)

Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengungkapkan untuk survei 2017, APJII kali ini menggunakan 2.500 responden. "Ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya yang hanya menggunakan 1.200 responden," kata Jamal kemarin.

Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono mengungkapkan jika dilihat berdasar wilayah, Pulau Jawa masih menempati urutan tertinggi (58,08%), disusul Sumatera (19,09%), Kalimantan (7,97%), Sulawesi (6,73%), Bali-Nusa (5,63%) dan Maluku-Papua (2,49%). Sedangkan untuk penetrasi pengguna internet berdasarkan usia paling tinggi ditempati usia 13-18 tahun yaitu sebesar 75, 50%, diikuti usia 19-34 tahun (74,23%).

Komposisi pengguna internet berdasarkan jenis kelamin untuk perempuan mencapai 48,57% dan laki-laki 51,43%.  Sedangkan untuk penetrasi berdasarkan tingkat pendidikan memperlihatkan bahwa semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi juga penetrasinya.

“Hal ini juga berlaku untuk penetrasi di level ekonomi, semakin tinggi strata ekonomi maka akan semakin tinggi penetrasinya. Dimana untuk kelas sosial ekonomi A penetrasi nya mencapai 93.10%.” jelas Sekjen APJII.

Lambat
Menurut Henri, pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia tak lagi besar karena sudah banyak pengadopsi internet terutama di wilayah urban.

Dalam survei tahun lalu, APJII memang mengkategorikan enam pulau yang disurveinya menjadi tiga karakter wilayah yakni rural (daerah terpencil), urban rural (kota dan kabupaten) dan urban (ibu kota provinsi).

APJII mengkategorikan karakter area berdasarkan besaran GDP di suatu daerah. Wilayah Urban merupakan daerah administratif yang sebagian besar GDP berasal dari sektor non-pertanian.

Sementara rural-urban merupakan wilayah administratif yang besar GDP seimbang bersal dari sektor pertanian dan non pertanian. Sedangkan wilayah rural adalah wilayah administratif yang sebagian besar GDP berasal dari sektor pertanian.

Penetrasi internet di wilayah urban sudah mencapai 72,41% sementara di wilayah urban-rural (wilayah tier kedua) hampir mencapai setengah populasi yakni 49,49%. Namun di wilayah rural masih lebih kecil yakni 48,25%.

"Sementara penetrasi di urban sudah cukup tinggi tetapi bagi teman-teman yang berada di rural area dan rural urban tentu untuk menggelar fiber optik di 60 juta rumah di Indonesia itu hampir tidak mungkin. Ke depan kita akan melengkapi kabel dengan satelit untuk menjangkau wilayah pedalaman. Yang melayani adalah seluruh anggota APJII untuk menyeimbangkan penetrasi 70% itu ke daerah rural dan rural urban," papar Henri.

Jamal menyakini kehadiran infrastruktur Palapa Ring akan meningkatkan penetrasi internet 65-70% di Indonesia per 2019. "Kalau ada Palapa Ring bisa jadi peningkatan internet lebih besar. Paling tidak 2020 kita coba satelit untuk menyediakan internet untuk daerah terpencil," kata Jamal.

Perilaku
Sedangkan untuk perilaku pengguna internet, hasil survey APJII menyebutkan bahwa smartphone menjadi perangkat yang paling banyak dipakai untuk mengakses internet yaitu sebesar 44.16%, diikuti computer/laptop (4.49%) dan yang menggunakan keduanya sebanyak 39.28%. Hasil survey juga menyebutkan bahwa jumlah perangkat yang digunakan oleh responden (95,75%) hanya satu unit baik untuk smartphone dan laptop/komputer.

Henri menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hasil survey ini yaitu masyarakat masih belum memaksimalkan pemanfaatan internet di bidang kesehatan yiatu untuk konsultasi dengan ahli kesehatan dan bidang ekonomi dimana baru 16.83% yang memanfaatkan internet untuk berjualan online. Selain itu pemanfaatan aplikasi lokal masih minim dimana sebanyak 56,79% pengguna internet disebutkan jarang menggunakan aplikasi lokal.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan mengatakan data survey  Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia ini dibutuhkan oleh industri.

"Kominfo mengapresiasi apa yang dilakukan APJII. Yang belum kita punya datanya ICT Index yang sesuai dengan aturan International Telecommunication Union," katanya.

Menurut Dirjen Semuel, ICT Index ini perlu disusun bersama antara Kementerian Kominfo, BPS, APJII dengan menggunakan mengacu pada aturan ITU. "ICT Index yang belum kita punya ini menyebabkan indeks  teknologi informasi di Indonesia rendah. Dengan adanya Palapa Ring juga BTS di daerah 3T diharapkan bisa lebih bagus lagi," pungkasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year