Telkomtelstra Tawarkan Konsultasi Keamanan TI

11:24:00 | 25 Apr 2016
Telkomtelstra Tawarkan Konsultasi Keamanan TI
Erik Meijer (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Telkomtelstra menawarkan jasa konsultasi keamanan Teknologi Informasi (TI) seiring kian pentingnya nilai data di era digital.

“Terbongkarnya Panama Papers kalau dilihat dari sisi TI menjadi momentum bagi perusahaan mereposisi pemikiran dalam melihat data sebagai aset. Kami menawarkan jasa konsultasi untuk keamanan agar aset bernilai tinggi tak bocor,” ungkap CEO Telkomtelstra Erik Meijer, belum lama ini.

Dijelaskannya, Cyber Security Protection bukan semata-mata bergantung pada kontrol kemanan untuk memastikan perusahaan dan organisasi  aman dari serangan cyber, dibutuhkan banyak upaya agar berhasil. “Kontrol keamanan hanya memberikan informasi dasar untuk sistem keamanan anda , namun dengan berfokus pada perspektif teknologi juga tidak cukup karena sistem tersebut harus dikelola. Prinsip dasar pada program keamanan adalah kombinasi masyarakat, proses dan teknologi,” kata Erik berfilosofi.

Ditambahkannya, dalam hal ini proses yang tangguh dapat membantu mengatasi potensi kerentanan dalam teknologi, sementara implementasi yang buruk dapat menyebabkan teknologi yang bermanfaat menjadi tidak efektif.

“Seringkali kelemahan manusia dapat mengurangi efektivitas teknologi juga. Pada kenyataannya, ada ketiga aspek kombinasi yang disebut di atas memang sebaiknya dilakukan secara simultan untuk mencapai kesuksesan keamanan data. Telkomtelstra siap membantu untuk mengatasi ini,” jelasnya.

Belum Budaya
Sementara Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengungkapkan di Indonesia isu keamanan belum menjadi budaya. “Kondisi di Indonesia ini hacking belum menjadi budaya dan perusahaan tak melihat data sebagai aset yang memiliki nilai strategis untuk dijual. Kejadian Panama Papers harus diambil hikmahnya, perusahaan dengan reputasi besar, dalam sekejap hilang kepercayaan publik karena datanya dibobol,” katanya.

Diingatkannya, soal keamanan di TI tak hanya masalah teknologi , tetapi 90% terkait dengan kapasitas dan kemampuan manusia, serta 10% soal penguasaan dan pemahaman teknologi. “Kita itu kurang 4B yakni budaya keamanan dan keselamatan, budaya antisipatif dan preventif, budaya koordinatif dan operasional, serta budaya etika dan disiplin,” pungkasnya.(id)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories