Aplikasi Mobile akan Panen di Masa Mendatang

11:20:39 | 08 Apr 2016
Aplikasi Mobile akan Panen di Masa Mendatang
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Baidu memperkirakan aplikasi mobile akan panen di masa mendatang.

Riset yang dilakukan Baidu menyatakan pada tahun 2013, pendapatan aplikasi mobile di Indonesia mencapai US$ 62,1 juta. Pendapatan ini tercatat mengalami peningkatan hingga mencapai nilai US$ 118,2 juta pada tahun 2015.

Baidu memperkirakan pada tahun 2016, pendapatan aplikasi mobile akan mencapai US$ 142,1 juta dan pada 2018 akan mencapai US$ 197,6 juta.

Pendapatan dari aplikasi mobile paling besar masih disumbangkan oleh mobile advertising, disusul paid-apps purchase (aplikasi berbayar) dan in-apps purchase (fitur berbayar dalam aplikasi yang diunduh).

"Kedepannya diperkirakan kontribusi dari in-apps purchase akan melampaui kontribusi yang disumbangkan paid-apps purchase," kata Head of Marketing Baidu Indonesia, Iwan Setiawan, kemarin.

Pada 2015, pendapatan mobile advertising dari lima wilayah yaitu Jakarta, Bodetabek, Bandung, Surabaya dan Semarang mencapai US$ 15 juta  mengungguli kontribusi yang disumbangkan oleh paid apps purchase yaitu US$ 3,2 juta, dan in-apps purchase yakni US$ 2,9 juta. Sementara pendapatan mobile advertising diprediksi dari empat wilayah yang telah disebutkan akan mencapai US$ 20,8 juta pada tahun 2016.

Aplikasi Populer
Studi oleh Baidu menungkap tiga kategori aplikasi mobile yang paling populer di Indonesia yaitu games, pesan instan dan media sosial.

Google Play Games berada di peringkat teratas aplikasi games sebesar 29,9%. Diikuti Clash of Clans 21,7%, LINE Let's Get Rich 14,20%, Pou 13,9%, dan Duel Otak 13,8%. Untuk aplikasi pesan instan/ komunikasi, BBM masih mendominasi yakni 92% responden mengunduh aplikasi tersebut.

Selanjutnya Gmail diunduh oleh 65,4% responden, WhatsApp diunduh 64,4% responden, LINE diunduh 64,2% responden, dan Google e-mail App diunduh 50,4%.

Di media sosial, Facebook masih berada di urutan atas sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh sebesar 55,64%.
Google+ berada di urutan kedua dengan persentase yang tak jauh dari Facebook, 54,82%,   mengungguli unduhan Instagram 48,51%, Path 21,01%, dan Twitter 20,29%.

Di aplikasi transportasi, GO-JEK menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh 21,6%, disusul dengan aplikasi GrabTaxi 6,04%. Sedangkan aplikasi Uber hanya 0,37% yang mengunduh.

Aplikasi peta dan navigasi juga menjadi favorit di kalangan pengguna aplikasi mobile di Indonesia, yakni Google Maps (65% ) dan Waze (5,6%). YouTube masih bertengger di tempat teratas dengan unduhan 75,9%  dari total responden untuk video streaming.

Di eCommerce, OLX Indonesia meraih persentase 11,95%, sementara  Lazada adalah 11,32%. Bukalapak.com berada di posisi ketiga (5,48%) disusul oleh Tokopedia (5,30%), dan Zalora (3,11%).

Kelemahan
"Hampir setiap kategori yang diteliti, sebagian besar aplikasi populer merupakan aplikasi karya pengembang luar negeri. Beberapa responden menilai UI dan UX aplikasi lebih menarik dibanding aplikasi lokal," ujarnya.  

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak pengembang aplikasi, namun  masih menghadapi berbagai tantangan dalam menciptakan aplikasi berkualitas dan tergolong lemah di bidang antarmuka pengguna serta suguhan pengalaman penggunaan.

Sebagian besar responden pada penelitian yang diumumkan Baidu menyebut tampilan aplikasi menjadi salah satu faktor penentu aplikasi dipertahankan dan terus digunakan. Pengalaman penggunaan yang disuguhkan juga disebut tidak kalah penting dengan tampilan aplikasi.

“Pemain lokal masih kurang optimal di bidang cakupan pasar. Hal ini disebut karena sebagian besar pengembang aplikasi lebih kuat di bidang teknis dan kurang memperhatikan segi promosi dan pemasaran,” ulasnya.(id)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories