telkomsel halo

Kisah Teknologi Intel Memajukan Prostetik

11:40:16 | 26 Mar 2016
Kisah Teknologi Intel Memajukan Prostetik
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Prostetik, atau yang lebih dikenal sebagai kaki atau tangan palsu (buatan) mengalami perkembangan teknologi yang cukup pesat, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang juga berkembang cepat.

Hadirnya teknologi terbaru cetak 3D (tiga dimensi) membawa manfaat untuk pembuatan prostetik ini, seperti yang dialami oleh Daniel Hobbs, anak berusia 11 tahun kelahiran Inggris yang kini tinggal di Spanyol.

Teman-temang Daniel menjulukinnya Iron Man karena dia memakai prostetik di lengan kirinya. Meskipun dia lahir tanpa sebuah tangan, tetapi dia lahir pada awal revolusi cetak 3D, dimana teknologi menyediakan cara-cara baru untuk mengatasi tantangan kehidupan.

Ketika Daniel masih berupa janin berusia lima bulan di dalam kandungan, orang tuanya mendapat kabar menyedihkan bahwa calon anak mereka memiliki kelainan.

Mereka tentu saja bersyukur bahwa calon anak mereka akan sehat, tapi mereka juga telah mengetahui bahwa calon anak mereka akan memiliki tantangan di masa depannya.

Sejak usia 7 tahun, Daniel telah mengenakan tangan palsu yang sudah membantunya melakukan banyak hal. Tangan palsu tersebut bisa membuka dan menutup (seperti cakar), tetapi memiliki kemampuan yang terbatas.

Teknologi prostetik medis yang digunakan sangat mahal karena harus terus dibuat ulang agar bisa menyesuaikan dengan tubuh Daniel yang terus tumbuh.

Intel kemudian bekerja sama dengan 3D Systems, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam cetak 3D skala besar, untuk membuatkan Daniel prostetik yang lebih murah.

“Saya terinspirasi untuk mendorong batas-batas dari teknologi semacam ini," kata Applications Engineer  3D Systems Evan Kuester dalam rilisnya, kemarin.

Dia mulai bekerjasama dengan Daniel dan langkah pertamanya adalah memindai kedua tangan Daniel untuk memastikan skala dan ukuran prostetiknya sesuai.

Kuester membutuhkan beberapa kali uji coba untuk mendapatkan hasil yang terbaik, tapi akhirnya, Kuester bisa membuat prostetik cetak 3D yang benar-benar bisa keluar dari mesin pencetak sebagai sebuah kesatuan, dengan biaya yang kecil.

Kuester mengatakan bahwa dia mencetak tangan menggunakan mesin pencetak Selective Laser Sintering (SLS), yang didukung oleh prosesor Intel Core.

Laser menggambar penampang tangan ke serbuk nilon yang sangat halus berulang kali sampai menyatu menjadi sebuah plastik yang kokoh.

"Dibutuhkan sekitar delapan jam untuk mencetak tangan palsu tersebut," kata Kuester.

Dia juga menambahkan bahwa biaya prostetik dengan teknologi terintegrasi tersebut sekitar US$ 400. Kuester mengatakan kebanyakan orang yang memakai tangan palsu masih terus menggunakan tangan mereka satunya untuk banyak hal karena prostetik tidak memiliki kemampuan motorik halus.

Dia mengatakan prostetik cetak 3D bentuknya dapat dikustomisasi, sehingga seolah-olah bisa mencetak tangan untuk tujuan tertentu, seperti memegang palu, pick gitar atau penggesek biola, dan bisa dipertukarkan bila diperlukan.

Bagi Daniel, dengan prostetik yang lebih ringan, beratnya kurang dari 1 kilogram, bisa membuatnya lebih keren, dengan tangan seperti Iron Man membuatnya jadi terkenal. Daniel pun menjadi lebih percaya diri, dan seluruh keluarganya dapat melihat adanya perubahan.

Bagi Kuester sendiri, pengalaman membuat tangan untuk Daniel sangat menyentuhnya. "Itu membuat saya merasa bersyukur untuk tahu bahwa beberapa hal yang saya buat benar-benar memiliki dampak pada kehidupan masyarakat," pungkas Kuester.(pg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year