Twitter Lawan Hate Speech dengan Bentuk Trust & Safety Council

10:25:56 | 16 Feb 2016
Twitter Lawan Hate Speech dengan Bentuk Trust & Safety Council
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Twitter menunjukkan keseriusannya melawan ujaran kebencian, kekerasan (Hate Speech) di platformnya dengan membentuk "Trust & Safety Council".

Dewan ini beranggotakan 40 organisasi dan pakar dari 13 wilayah di dunia. Dua organisasi dari Indonesia ikut tergabung yakni The Wahid Institute dan ICT Watch.

"Twitter merasa terhormat, bahwa para lembaga nonpemerintah ini bersedia bergabung untuk mendukung upaya menjadikan dunia maya lebih aman dan nyaman," kata pernyataan resmi jejaring sosial itu, kemarin.

Public Policy Manager Twitter Indonesia Agung Yudha menjelaskanThe Wahid Instute dan ICT Watch bergabung dalam dewan itu untuk menjaga keseimbangan antara memerangi penyalahgunaan media sosial itu dan menyampaikan kebenaran kepada penguasa.

"Ada ratusan juta Tweet yang dikirim tiap harinya. Ini membutuhkan pendekatan berlapis, di mana masing-masing pengguna memiliki peran, demikian juga para pakar yang bekerja untuk keamanan dan kebebasan berekspresi,” katanya.

ICT Watch merupakan lembaga non-profit yang giat memberi informasi kepada masyarakat tentang dinamika dan potensi manfaat internet melalui kampanye, publikasi dan berbagai kegiatannya.

Sementara The Wahid Institute, yang didirikan tahun 2004 oleh Presiden Indonesia ke-4, KH Abdurrahman Wahid, mempunyai reputasi internasional atas berbagai kegiatannya dalam mendorong terciptanya demokrasi, multikulturalisme, dan toleransi.

Pembentukan "Trust & Safety Council" Twitter disambut beragam di dunia. Beberapa pihak melihatnya secara positif, sebaliknya beberapa pihak mencurigai bahwa dewan itu tak lebih dari alat sensor yang akan membelenggu kebebasan berpendapat di media sosial tersebut.

Twitter sendiri di Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 22 juta pengguna, sementara di global sekitar 320 juta orang.
Secara bisnis, Twitter tengah berada dalam tekanan karena gagal menggaet pengguna baru setiap bulannya.

Pendapatan iklan perusahaan pada 2015 naik 48% menjadi US$710 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai kerugian perusahaan tercatat hanya mencapai US$90 juta atau turun dari US$125 juta pada 2014. Dalam hal konten perusahaan mencatatkan, pengguna aplikasi direct message sepanjang 2015 naik 61%. Jumlah pemirsa video pun naik 220 kalii lipat.(ak)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories