Pangsa Pasar Pemain Lokal di Industri Game Bisa Mengecil

08:10:51 | 20 Jan 2016
Pangsa Pasar Pemain Lokal di Industri Game Bisa Mengecil
Triawan Munaf (kiri)
JAKARTA (IndoTelko) – Pangsa pasar pemain lokal di industri game digital bisa mengecil jika jika pemerintah tidak bekerjasama dengan seluruh bagian ekosistem industri game untuk mengambil alih penguasaan pasar Indonesia dan menjadikan Industri tersebut sebagai bagian dari “Kunci Kontributor Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.

Demikian salah satu kesimpulan dari diskusi Rencana Pengembangan Industri Game Indonesia antara Pelaku Industri Game Indonesia bersama Menkominfo Rudiantara dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf di kantor Kemenkominfo, belum lama ini.

Pada pertemuan yang diinisiasi Kemenkominfo tersebut turut dihadiri oleh Lis Sutjiati (Staf Khusus Menkominfo), Bambang Heru Tjahjono (Dirjen Aplikasi Informatika), Edy Murdiman (Direktur Pemberdayaan Industri Informatika), Mira Tayyiba (Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan – Kemenko bidang Ekonomi), dan para pelaku industri game Indonesia seperti Kris Antoni (Toge Production), Anton Suharyo (Touchten), Anton Budiono (Artoncode), Muh. Ajie (Tinker World), Ivan Chen (Anantarupa), Shieny (Agate Studio), Dito (Digital Happiness), dan Robbi Baskoro (Duniaku Net).

Menurut  Triawan potensi nilai industri game yang sangat besar mendorong pemerintah untuk dikelola sebagai sektor tersendiri dan segera dilaksanakan seluruh rencana kerja yang akan didetailkan bersama-sama sebelum momentum yang dimiliki Indonesia terlewatkan.

Ayah Penyanyi Sherina ini  memandang diperlukannya tagline khusus dalam promosi produk game Indonesia seperti “Great Indonesia Game” sehingga memudahkan dalam promosi produk-produk untuk mendapatkan perhatian dari pasar lokal dan internasional.

“Rencana Pengembangan Industri Game Indonesia akan diselesaikan secara bersama-sama antara pemerintah dalam hal ini Kemkominfo, Berkraf, Kemenko bidang Ekonomi, Pelaku Industri Game Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya.

Pada pertemuan tersebut,  para pelaku Industri Game menyampaikan ada kesempatan besar bagi industri game untuk mendominasi pasar industri lokal maupun internasional pada tahun-tahun mendatang.

Dilihat dari potensi dengan mengambil contoh  game seperti Grand Theft Auto dengan biaya produksi sekitar US$ 250 juta dan nilai penjualan US$ 2,5 miliar berada pada peringkat 20 sebagai nilai penjualan terbesar game sepanjang masa, dan nilai tersebut telah menyamai nilai penjualan film Avatar sebagai peringkat pertama dengan nilai penjualan terbesar film hingga saat ini.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Newzoo, nilai pendapatan industri game secara global sejak tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan nilai sekitar US$ 95 miliar, melampaui industri film global 2 kali lipat.

Selama tahun 2015, Asia Pasifik menguasai 47% dari keseluruhan nilai pendapatan industri game dunia dan diantara negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan yang paling besar dengan tingkat pertumbuhan investasi sebesar 45% dan nilai pendapatan US$ 321 juta.

Sayangnya, potensi nilai pendapatan dari market share Indonesia tersebut tidak menggambarkan kekuatan pelaku industri game Indonesia yang sebenarnya karena pelaku industri lokal hanya menguasai 10% dari total nilai tersebut.

Persentase tersebut diprediksi akan semakin kecil dan menjadi hanya 3% pada tahun 2019 jika Pemerintah tidak bekerjasama dengan seluruh bagian ekosistem industri game untuk mengambil alih penguasaan pasar Indonesia dan menjadikan Industri Game sebagai bagian dari “Kunci Kontributor Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.

Pelaku industri game menetapkan target bahwa pelaku industri lokal dapat menguasai setidaknya 50% atas market share lokal pada tahun 2020 dengan terjadinya kerjasama antara pemerintah dan pelaku industri game.

Faktor-faktor yang menjadi kunci utama acuan untuk rencana kerja dalam mencapai target tersebut adalah :
1. Promosi bersama secara langsung maupun lintas sektor seperti pariwisata, event industri, bantuan Public Relation.
2. Matchmaking Global Publisher
3. Mandatory Local Content on Global Game sebagai bagian dari Transfer Knowledge
4. Local Co-operation atau Company Ownership Protection (Proteksi Investasi Asing) untuk melindungi para pelaku industri lokal agar dapat memiliki waktu untuk bertumbuh.
5. Funding Access seperti Linkage Banking/Non Banking, Grant/Loan untuk pengembangan produk lokal.
6. Pengembagnan SDM melalui akselerasi kurikulum dengan tujuan mereduksi gap tingkat keahlian antara kebutuhan industri dengan lulusan sekolah formal. Hal ini dapat dengan memanfaatkan program-program dari Software Vendor dalam menyiapkan kurikulum pembelajaran tanpa ekslusivitas.
7. Pemberian insentif pajak atas sebuah kawasan industri khusus.(id)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories