Startup di Indonesia Masih Kekurangan SDM Unggul

07:32:08 | 15 Nov 2015
Startup di Indonesia Masih Kekurangan SDM Unggul
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Para pelaku usaha rintisan (startup) di Indonesia mengaku masih kesulitan untuk mencari Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul untuk bisa membantu perkembangan bisnisnya.

“Salah satu hambatan perkembangan startup itu adalah kita kekurangan SDM yang unggul. Banyak lulusan Perguruan Tinggi belum siap dengan kondisi dan teknologi yang ingin dikembangkan startup,” ungkap Co-CEO Sebangsa Apps, Enda Nasution kala menghadiri sebuah diskusi belum lama ini.

Diharapkannya, pemerintah memberikan perhatian kepada isu tersebut jika ingin membantu eksosistem startup di Indonesia. “Hal lain yang masih menjadi tantangan bagi startup adalah masalah pendanaan dan akses ke pasar. Isu akses ke pasar ini mau dibantu pemerintah dengan mendorong operator bekerjasama dengan startup, tetapi hingga sekarang masih dalam tahap menentukan jenis aplikasi apa yang akan dibantu,” katanya.

Diusulkannya, salah satu yang bisa dibantu operator ke startup adalah memudahkan Single Sign On karena pelaku usaha ini tak memiliki short code. “Harapannya dipermudah pelanggan untuk masuk ke aplikasi milik startup, ini signifikan mendorong penetrasi,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, startup lokal memiliki peluang besar untuk berkembang jika membawa konten sesuai aroma Indonesia. “Kita harus pintar-pintar mencari celah. Kami dengan Bank Mandiri membidik Buruh Migran di luar negeri untuk menggunakan Sebangsa. Kalau aplikasi itu aroma Indonesianya kental, lebih cepat diterima pasar,” katanya.

Secara terpisah, CEO Bhinneka.com Hendrik Tio mengakui perekrutan SDM sekarang menjadi lebih sulit dengan banyaknya pemain internet baru. “Talenta menjadi lebih susah ditemukan dan menjadi lebih mahal. Kalau di Bhinneka tidak hanya memberikan gaji dan tempat bekerja yang nyaman, namun juga opsi saham bagi karyawan,” jelasnya.

Gratisan
Pada kesempatan lain, Manager Marketing Baidu Indonesia Iwan Setiawan mengungkapkan di Indonesia aplikasi berbau gratisan yang banyak diburu pengguna. “Walau gratisan, pengembang bisa mendapat pendapatan karena menjadi etalase iklan dan in-app purchase,” katanya.

Diungkapkannya, kunci sukses bagi pemain aplikasi sekarang adalah memiliki basis pengguna agar pengiklan memasang iklan.

Analis dari Mandiri Sekuritas Matthew Wibowo memprediksi Indonesia masih berada pada era awal dari ekonomi digital ditandai dengan maraknya eCommerce. Seiring infrastruktur yang membaik,  diyakini akan lebih banyak pendirian startup. “Kalau saya lihat salah satu yang potensi menjadi Unicorn kedepan adalah Go-Jek,” katanya.(id)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories