telkomsel halo

Urusan eCommerce, Pemain Lokal tak Kalah dari Global

12:53:48 | 16 Okt 2015
Urusan eCommerce, Pemain Lokal tak Kalah dari Global
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Fenomena belanja online  tengah merangsek ke perilaku masyarakat Indonesia.

Semakin membaiknya infrastruktur internet yang terus disiapkan pemerintah, sangat mempengaruhi pola masyarakat dalam menggunakan internet. Salah satunya adalah perilaku masyarakat terutama di kelompok menengah ke atas yang mulai menggandrungi berbelanja secara online.

Ternyata, dari sekian banyak situs eCommerce yang nampang di dunia maya, dalam kajian Indepth Research Consulting, hanya beberapa yang terbilang terbaik.

Head of Consultant Indepth Research Consulting Andri Riswandi mengungkapkan jika didasarkan hasil peringkat situs Alexa teranyar pada 16 Oktober 2015, lima situs eCommerce terbaik di Indonesia yang paling sering dikunjungi konsumen, yaitu Bukalapak.com, Lazada, Tokopedia.com,  OLX, dan Elevenia.

Kelima situs ini juga merepresentasikan model eCommerce yang berkembang di Indonesia.

“Paling fenomenal tentu saja Bukalapak dan Tokopedia dimana keduanya bisa dibandingkan secara head to head karena memiliki model bisnis yang serupa, yakni sama-sama marketplace yang mengusung konsep C2C. Secara peringkat situs eCommerce di Indonesia juga tak terpaut jauh. Bukalapak ada di posisi 13 dan Tokopedia di 15,” ujarnya.

Menurutnya, hadirnya Bukalapak dan Tokopedia yang fenomenal ini juga membangkitkan rasa kebanggaan terhadap eCcommerce asli Indonesia, yang dinilai akan mampu bersaing dengan situs-situs jual beli online global, seperti Alibaba, ebay maupun Amazon.

“Baik Bukalapak maupun Tokopedia, terbukti mampu merebut hati para konsumen Indonesia  di tengah gempuran situs jual beli online global. Kekuatan mereka terletak pada kemampuan memahami dan mengerti karakter dan sifat konsumen Indonesia, baik yang menjual  maupun yang membeli,” ujarnya.

Meski demikian, Andri menaruh perhatian lebih kepada Bukalapak karena visinya yang lebih membumi dan menyasar para UKM, mengajak semua orang untuk memulai berbisnis secara mandiri atau menjadi enterpreneuer.

Tak heran jika situs ini sebagai eCommerce yang paling sering dikunjungi konsumen dan merupakan salah satu situs online marketplace terbesar di Indonesia. Pertumbuhan situs ini sebagai eCommerce terbilang sangat pesat.

Pernyataan Andri tak berlebihan mengingat website Bukalapak.com yang diluncurkan pada awal Januari 2010, langsung mendapat respon masyarakat yang luar biasa. Bukalapak.com memang berfokus memfasilitasi UKM untuk bisa membuka toko online dengan sistem pembayaran dan transaksi yang aman, baik bagi penjual maupun pembeli.

Menurut catatan yang ada, saat ini Bukalapak.com telah berhasil mengumpulkan lebih dari 500 ribu penjual (seller) dengan jumlah pengunjung mencapai 2 juta orang setiap hari dan menjadi situs jual beli no 1 di Indonesia dari segi trafik berdasarkan situs Alexa.

Sementara data yang dirilis biro riset Frost & Sullivan pada tahun 2013, Indonesia bersama Tiongkok, menjadi negara dengan pertumbuhan pasar eCommerce terbesar di dunia dengan rata-rata pertumbuhan 17% setiap tahun.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan dengan semakin meningkatnya potensi ekosistem jual-beli online yang kian diminati konsumen, tentu  tak heran jika kegiatan berbelanja online kini telah menjadi gaya hidup yang digandrungi oleh banyak orang.

“Tren ini akan terus berlanjut dan masif, setidaknya karena tiga alasan, mulai dari penetrasi internet yang semakin tinggi di Indonesia dimana lebih dari 80 juta penduduk sudah terhubung internet. Kemudian gaya hidup konsumen Indonesia yang sangat konsumtif, mendorong konsumen Indonesia terus belanja. Lalu agresifitas pemain situs belanja online yang menawarkan diskon dan kemudahan belanja juga akan semakin memperbesar pasar belanja online,” tuturnya.

Hasanuddin menegaskan, kondisi ini pula yang memicu munculnya berbagai toko online baru yang membuat semakin kompetitif industri pasar online di Indonesia.

“Kepercayaan menjadi kata kunci. Berbeda dengan belanja konvensional, unsur trust itu menjadi sangat penting di belanja online, karena konsumen rela bayar dulu baru barang diantar,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Andri, bahwa hanya situs eCommerce yang mampu beradaptasi dengan keinginan customer yang akan mampu bertahan dan akan semakin dikunjungi pelanggan. Pemain eCommerce tetap perlu mengedepankan indikator-indikator marketing konvensional, seperti brand equity, brand image, customer satisfaction and loyalty, dan lainnya.

Hal  lain yang perlu diperkuat adalah terkait infrastruktur (IT dan Logistik) dan supply chain barang serta ekosistem bisnis mereka juga harus diperluas. Masalah lainnya terkait dengan payment system, terutama soal persepsi keamanan transaksi menggunakan kartu kredit. Kemudian masalah delivery atau logistik yang masih kurang bagus di Indonesia. terakhir, terkait masalah regulasi transaksi online.

“Pemerintah mesti menyiapkan UU yang mumpuni selain UU ITE yang ada saat ini sehingga ada kepastian hukum bagi para pemain e-commerce yang membuat mereka nyaman dan mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik,” pungkas Hasanuddin.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year