telkomsel halo

Pemain eCommerce Lokal Harus Berbenah

08:53:39 | 28 Apr 2015
Pemain eCommerce Lokal Harus Berbenah
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) — Pemain eCommerce lokal disarankan melakukan pembenahan agar lebih kompetitif menghadapi kian banjirnya pemain asing ke Indonesia.

“Potensi eCommerce di Indonesia luar biasa besar jika merujuk hasil riset banyak lembaga. Kondisi ini tidak bisa dihindari,  pemain dari luar Indonesia akan berduyun-duyun datang. Tujuannya cuma satu, menguasai pasar Indonesia. Mau tidak mau, kita harus berbenah agar mampu menjadi tuan di rumah sendiri,” tegas Co-Founder & CFO Bukalapak.com Fajrin Rasyid, kemarin.

Mengutip hasil riset  Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) memperlihatkan bahwa tahun 2013 nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai US$8 miliar (Rp 94,5 triliun) dan di tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi US$25 miliar (Rp 295 triliun).

Potensi ini dibarengi dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia.

Ini membuat pasar e-commerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Apalagi, menjelang pelaksanaan pasar bebas Asean (MEA) di akhir 2015, banyak pengamat yang memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi market yang potensial bagi negara lain untuk menjual barangnya.

Berbenah
Menurutnya, salah satu langkah untuk berbenah adalah dengan memaksimalkan potensi bisnis eCommerce yang telah terbukti pertumbuhannya terus meningkat. Apalagi, jual-beli online ini hanya butuh modal kecil namun hasilnya sungguh luar biasa (low cost high impact).

“Di era seperti sekarang ini, semua orang bisa sukses menjadi onlie seller,” ujarnya

Disarankannya,  calon pelapak atau penjual online agar mempelajari secara detil media e-commerce-nya. Pasalnya, selama ini dikenal dua kategori dalam e-commerce, yakni Classified Media dan  Transaction Platform.

Untuk yang terakhir, dikenal adanya konsep C2C (personal), lalu small B2C, B2B2C dan terakhir B2C. “Masing-masing media tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya. Bukalapak merupakan marketplace (C2C) yang melibatkan pelapak dan pembeli secara langsung,” katanya.

Saat ini, Bukalapak telah berada di jalur yang benar untuk tumbuh besar. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pelapak yang telah lebih dari 200.000 pelapak, melonjak tinggi dibandingkan saat berdiri pada 2010 dimana hanya 6.500 pelapak. Sedangkan pengunjung Bukalapak kini telah mencapai lebih dari 1 juta orang setiap harinya.

Diharapkannya, bagi mereka yang ingin mengelola perusahaan eCommerce agar segera memulai usahanya dan tidak menunda lagi. “Harus ada keyakinan bahwa peluang besar bisnis eCommerce itu terbuka lebar. Ini bisa dilihat dalam beberapa tahun terakhir dimana banyak sekali perusahaan online didirikan. Produk yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari fashion, peralatan elektronik, alat-alat rumah tangga dan lain-lain,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, data idEA menyiratkan bahwa di akhir 2015 pengguna internet di Indonesia akan mencapai 125 juta orang, sebuah lonjakan besar dari 55 juta pengguna tahun 2012.

Pengamatan ini berdasarkan pertumbuhan kelas menengah yang makin luas sekaligus menjadi kekuatan pendorong yang sangat besar. “Jangan lupa melakukan benchmarking dengan pemain-pemain e-commerce yang sudah eksis dan tumbuh besar. Ini juga harus didukung dengan berbagai keunggulan produk yang dijual di lapak,” ujarnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year