telkomsel halo

Bareksa Meretas Asa di Pasar e-commerce Keuangan

11:48:49 | 18 Jan 2015
Bareksa Meretas Asa di Pasar e-commerce Keuangan
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Portal Bareksa.com terus menggenjot layanan yang dimiliki guna menggenjot asa di pasar e-commerce.

Marketplace yang bermain di segmen produk keuangan ini berhasil mengintegrasikan platformnya dengan produk reksadana yang dikelola oleh manajer investasi.

Bareksa berhasil menggandeng Buana Capital, perusahaan sekuritas anggota Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai agen penjual.

Di tahap awal ini, untuk produk-produk reksadana yang dipasarkan, Bareksa bermitra dengan delapan perusahaan manajemen aset terkemuka, baik asing maupun lokal. Antara lain, Pratama Capital, Trimegah Asset Management, CIMB-Principal Asset Management, Syailendra Capital, Sinarmas Asset Management, Ciptadana Asset Management, Sucorinvest, dan Mega Asset Management.

Hingga akhir Januari ini total akan ada 47 reksadana yang dipasarkan. Jenisnya, meliputi reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang, indeks, termasuk reksadana syariah.

Di platform Bareksa, pengguna bisa sekaligus mengakses informasi, analisis, berita, data, dan widget keuangan, sekaligus melakukan jual-beli reksa dana secara online.

Hingga akhir Januari 2015, Barkesa memperkirakan akan ada 47 reksa dana yang dipasarkan. Jenisnya meliputi reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang, indeks, termasuk reksa dana syariah.

“Jumlahnya akan terus bertambah, beberapa Manajer Investasi lain, baik yang asing maupun lokal, sedang melakukan due dilligence atas platform kami dan telah berkomitmen untuk segera bergabung," ungkap  Pendiri dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra, kemarin.

Potensi Besar
Menurutnya, potensi investasi melalui  media online di Indonesia sangat besar karena tren ini  sudha terjadi di belahan negara lain.

"Internet akan menjadi akselerator nantinya. Pasar Indonesia pasti akan bergerak mengikuti jalan yang telah ditempuh negara-negara maju,” katanya.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tahun 2013 total dana kelolaan reksa dana di Indonesia sekitar Rp192,5 triliun. Dibandingkan negara-negara lain, angka itu tergolong kecil.

Angka ini hanya sekitar 2% dibandingkan PDB Indonesia. Padahal, di Amerika Serikat total AUM sudah mencapai 82% PDB, Malaysia 49,6%, Thailand 20,3%, dan Filipina 19,5%. Di Singapura, bahkan sudah mencapai hampir 500% dari PDB.

Jumlah investor reksa dana di Indonesia pun masih relatif sedikit. Diperkirakan baru sekitar 162 ribu orang, yang artinya hanya sekitar 0,07% dari total populasi. Jauh dibawah AS yang telah mencapai 85%, Malaysia 51%, atau Thailand yang sudah 2,2%.  

Ditambahkannya,  dengan target yang dipasang pemerintah ada satu  juta investor  di pasar modal dan terus didorongnya penetrasi internet, menjadikan marketplace produk keuangan ini menatap cerah masa depannya.

“Tahun kemarin, jumlah pengguna internet sudah mencapai 83,6 juta atau sekitar 33% dari total populasi. Di tahun 2015 ini, angka itu diprediksi akan meningkat jadi 93,4 juta atau sekitar 36,5%. E-commerce sendiri terus merambat naik. Volume transaksi di tahun 2015 diperkirakan mencapai US$3,56 miliar, meningkat dibandingkan US$2,6 miliar di tahun sebelumnya," katanya.

Di  sisi regulasi pun ada dukungan dengan keluarnya Peraturan OJK No. 22/POJK.04/2014 yang dikeluarkan 18 November lalu. Peraturan ini menetapkan bahwa metoda KYC (Know Your Customer) disektor pasar modal yang semula harus dilakukan secara tatap-muka, kini boleh dilakukan melalui perangkat elektronik. "Ini terobosan penting yang akan mendorong pertumbuhan dunia investasi online di Indonesia ke depan," tegasnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year