telkomsel halo

Migrasi ke 2,3 GHz tak Hentikan Nafsu Berjualan Smartfren

09:34:03 | 20 Aug 2014
Migrasi ke 2,3 GHz tak Hentikan Nafsu Berjualan Smartfren
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Keputusan Menkominfo Tifatul Sembiring yang memindahkan afiliasi Smartfren yaitu PT Smart Telecom dari frekuensi 1.900 MHz ke 2,3 GHz ternyata tak menurunkan nafsu berjualan dari emiten dengan kode saham FREN ini.

Perseroan akhir bulan ini akan melepas produk  smartphone Android layar sentuh dengan papan ketik Qwerty fisik. Ponsel ini dinamakan Andromax G2 yang dibanderol Rp 999 ribu dengan penawaran bonus paket data 600 MB.  

"Kami ingin penuhi semua line up produk. Setelah kami survei pasar, memang ada yang menginginkan Android tapi qwerty serta ingin ada aplikasi BBM-nya," ujar Division Head Product Development Smartfren Sukoco Purwokardjono, kemarin.

Menurutnya, brand Andromax  diterima pasar dengan baik dimana selama Juli lalu terjual lebih dari 330 ribu unit.      

Persiapan
Terkait dengan langkah migrasi Smart Telecom menuju teknologi TD LTE, Smartfren menegaskan pelanggan setianya untuk tidak khawatir.

"Jaringan dan teknologi EVDO nya tetap masih ada, meski nanti ada migrasi ke LTE," ungkap Bundling Product Departemen Head Smart Telecom Hartadi Novianto.

Diibaratkannya, peralihan frekuensi itu sama seperti perpindahan dari ponsel fitur ke teknologi EVDO, dimana  keduanya sampai kini masih tetap ada."Nantinya saat migrasi pelanggan akan merasakan kualitas EVDO tetap akan sama, tidak akan berkurang," tambahnya.

Diungkapkannya, perseroan   tengah mempersiapkan jaringan dan investasi perangkat yang nantinya akan berjalan apda frekuensi 2,3 Ghz. "Mulai kuartal pertama 2015, kami siapkan perangkatnya. Dari sisi handset sudah kita siapkan," katanya.

“Kita nanti gelar program trade in bagi pemilik perangkat lama agar bisa menikmati LTE,” katanya.  

Seperti diketahui, langkah pemerintah memindahkan Smart Telecom ke 2,3 GHz banyak ditolak pelaku usaha, mulai dari penyedia internet, pemain di 2,3 GHz, dan operator seluler. Keberatan mulai dari alokasi frekuensi yang terlalu besar bagi Smart Telecom hingga tidak konsistennya pemerintah menjalankan regulasi di 2,3 GHz.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year